Kasus Rabies Meningkat! Penanganan Cepat Tingkatkan Keselamatan Anak
Info Terkini | 2023-06-20 11:50:08TANGSEL – Kejadian yang sempat viral di Tiktok, seorang anak mengalami kejang dan tampak ketakutan saat diberi minum air. Pihak keluarga menyebutkan bahwa korban digigit anjing peliharaannya dan menimbulkan luka pada lengan kirinya.
Diketahui, anjingnya belum divaksin dan terinfeksi rabies. Pihak orangtua justru tidak menganggap gigitan itu berbahaya pada anak, karena lukanya hanya diobati dengan mencuci menggunakan sabun dan air. Hingga anaknya dibawa ke rumah sakit setelah muncul gejala, namun sayangnya nyawa si kecil tak tertolong.
Novie Homenta, anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan “Kebanyakan kasus sebesar 40 persen terjadi pada anak karena anak suka bermain dengan hewan”, dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (17/6).
Menurut beberapa ahli, virus rabies sangat cepat menjalar dan dampak buruknya sebabkan kematian. Para pemilik hewan peliharaan yang terindikasi rabies atau hewan liar harus lapor pada pihak berwajib. Ciri hewan rabies dari gejala fisik seperti, air liur berlebih, hidung kering, dan perilakunya juga berubah, misal sering menghindar, mudah terkejut atau takut dengan cahaya matahari.
Penting untuk tau penanganan yang tepat saat anak terkena gigitan hewan rabies, beberapa sumber menyarankan untuk mencuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit dan dibawa ke rumah sakit, jangan lupa segera melaporkan ke puskesmas, rumah sakit, atau rabies center terdekat. Langkah ini penting agar mendapat penanganan yang tepat dan aman.
Tak hanya gigitan, sebaiknya waspada penularan melalui jilatan, goresan, atau cakaran yang berpotensi membawa virus rabies. Pembahasan lebih lanjut mengenai penanganan dan pencegahan rabies pada anak bisa Anda saksikan dalam live instagram Gizitalk dengan dokter, kamis, 22 Juni 2023. Info selengkapnya bisa cek di instagram @gizidat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.