Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fahri Rizqi Rael Fadlan

Penerapan Tasawuf Akhlak dalam Meminimalkan Kenakalan Remaja

Edukasi | 2023-06-18 19:55:48
sumber: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/files/images/2023/03/Stop-Kenakalan-Remaja-.jpg

Masa remaja ialah momen atau fase metamorfosis karakter manusia antara masa anak-anak menuju dewasa. Momen-momen ini bisa menjadi awal untuk menentukan identitas yang dapat membawa ke jalan yang baik atau buruk. Banyak remaja yang terjerumus ke dalam kejahatan karena salah memahami menikmati masa muda, kurang paham agama, kurang dekat dengan guru, mungkin juga karena orang tua kurang memperhatikan tumbuh kembang anaknya.

Banyak ditemui berbagai contoh kejahatan dikalangan remaja yaitu antara lain tawuran pelajar, merokok, bermabuk-mabukan bahkan penggunaan narkotika. Masalah yang sering dihadapi para remaja adalah sulitnya menolak ajakan yang berujung pada kejelekan. Salah satu contoh dari banyaknya cemoohan yakni jika anak laki-laki tidak merokok, dia dianggap tidak jantan. Contoh lainnya yang membahayakan nyawa yakni sulitnya menolak ajakan berkelahi secara massal atau lebih sering dikenal dengan tawuran karena takut dianggap tidak setia kawan. Demikian pula, ajakan berhubungan seks di luar nikah tidak dianggap gaul jika tidak melakukannya. Hal-hal tersebut dapat diantisipasi dengan komunikasi yang jujur, jelas, dan tegas tentang pilihan kita, mengungkapkan perasaan, pikiran, dan alasan menolak atau menerima ajakan atau permintaan, dan bahasa tubuh yang mewakili penyampaian pilihan, bahwa kita berkomunikasi mendukung atau menolak.

Dalam hal tersebut, hendaklah remaja diberi sosialisasi berupa wawasan keilmuan mengenai berkomunikasi secara tegas pendirian berlandaskan ajaran agama yakni dengan bertasawuf, supaya dapat dengan tegas dan secara terbuka menolak ajakan negatif dengan bijak yang disertai ketakwaan kepada Allah SWT.

Tasawuf adalah penerapan ilmu agama yang menitikberatkan pada perilaku, akhlak atau budi pekerti, dengan metode beberapa ajaran yang telah dijabarkan pengajarannya oleh para pemuka agama terdahulu, mengarah pada pemurnian sifat yang membuat Allah SWT. rida, sehingga melahirkan insan yang mulia dihadapan Allah SWT. dan makhluk-Nya. Dengan tasawuf, artinya manusia kembali kepada fitrahnya yang utama, yaitu mengaplikasikan Al-Qur'an dan hadis serta kitab-kitab ulama terdahulu (sunni—Ahlusunah Waljamaah).

Metode tasawuf diperlukan untuk membantu remaja menemukan nuansa dan jati diri baru bahwasannya hidup di dunia ini bersifat fana dan karenanya harus diisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat sebagai bentuk kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT. dan Nabi Muhammad ﷺ serta para sahabatnya.

Terdapat dasar-dasar metode tasawuf yaitu takhalli (membersihkan diri dari segala sifat yang kotor dan tercela), tahalli ('mendandani' diri dengan segala sifat yang terpuji), dan tajalli (jiwa yang dikaruniakan cahaya-Nya sebagai hasil dari takhalli dan tahalli). Komponen-komponen tersebut yang merupakan awal mula seseorang menjalankan tasawuf.

Diketahui bahwasannya islam memiliki dua ulama masyhur yang mendalami tasawuf akhlak yakni Imam al-Ghazali dan Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Adapun definisi tasawuf akhlak menurut mereka yaitu antara lain:

Imam al-Ghazali
Dalam kitab Ayyuhal Walad, Imam al-Ghazali mendefinisikan tasawuf akhlak yaitu tasawuf yang memiliki dua pilar, yaitu istikamah bersama Allah SWT. dan harmonis dengan makhluk-Nya. Barangsiapa yang istikamah kepada Allah SWT., berakhlak baik terhadap orang lain, dan bergaul dengan mereka dengan santun, maka ia adalah seorang sufi.

Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Dalam kitab Sirr al-Asrar, Syekh Abdul Qadir al-Jailani mendefinisikan tasawuf akhlak yaitu ajaran yang membahas tentang kesempurnaan dan kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimum, manusia harus lebih dahulu yang mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ketuhanan melalui pensucian jiwa dan raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral dan berakhlak mulia.

Menurut penulis, dengan menerapkan tasawuf akhlak akan mudah, efektif, dan efisien meminimalkan kenakalan remaja dalam skala kecil maupun besar sebab dapat menjauhi berbagai macam perilaku yang menjerumuskan kepada hal-hal yang negatif, dengannya dapat menghasilkan insan yang disenangi oleh banyak orang dan mencapai kebahagiaan serta keberuntungan dunia dan akhirat. Tasawuf akhlak ini ialah perihal langsung melaksanakannya ketimbang teori-teori. Ketika hati digerakkan oleh keyakinan kepada Allah SWT. dan berkahnya Nabi Muhammad ﷺ, maka tindakan akan mengikuti.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image