Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image IRMA SYAFIQOH

Faktor dan Dampak Krisis Air Bersih, Serta Upaya Menanggulanginya

Edukasi | Friday, 16 Jun 2023, 16:28 WIB
Ilustrasi Pencemaran Air. Sumber: Pinterest. https://pin.it/3y2eIdD

Pentingnya Air Bagi Kehidupan

Air merupakan sumber kehidupan di dunia ini. Apabila tidak ada air, maka kehidupan tidak akan pernah ada. Air menjadi unsur terpenting dari semua makhluk hidup. Makhluk hidup terutama manusia mungkin dapat bertahan hidup selama beberapa hari namun tidak dapat bertahan selamanya. Hal ini karena komposisi tubuh manusia 73% terdiri dari air.Manusia selalu berupaya memenuhi kebutuhan air bersih. Selain untuk kebutuhan biologis, air juga memiliki peranan penting dalam perekonomian. Dalam sektor pertanian dan perindustrian tentunya berketergantungan dengan air bersih. Dapat dipastikan bahwa manusia sangat berketergantungan dengan air karena air tidak bisa digantikan dengan materi lain.

Krisis Air Bersih

Seiring dengan peningkatan populasi manusia, kebutuhan air bersih juga semakin meningkat. Apabila semakin banyak populasi manusia, maka semakin banyak juga lahan yang dipergunakan. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih, karena lapisan tanah sudah tidak dapat lagi menyerap air sebagai cadangan sehingga air di tanah hanya menjadi air lintasan. Pada tahun 2019 telah tercatat berdasarkan penelitian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa seperempat dari populasi dunia atau 2,2 miliar manusia mengalami krisis air yang layak dikonsumsi sebagai air minum, sebanyak 3 miliar manusia tidak mempunyai ketersediaan air bersih untuk cuci tangan, dan 4,2 miliar manusia tidak mempunyai kondisi air yang aman. Ketersediaan air di Bali dan Jawa bahkan telah tergolong langka hingga kritis, sedangkan di Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat diperkirakan mengalami kritis air pada tahun 2045. Hal ini dinyatakan menurut laporan Bappenas. Adapun menurut RPJMN bahwa pada tahun 2020 hingga 2024 rumah tangga yang memiliki akses air minum aman dikonsumsi hanya 6,87%.

Faktor yang Menyebabkan Krisis Air Bersih

Selain dipicu dari jumlah populasi manusia yang semakin meningkat, faktor alam seperti perubahan iklim juga dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih. Daerah dengan curah hujan tinggi akan memiliki ketersediaan air yang melimpah, sedangkan yang memiliki curah hujan rendah biasanya mengalami kekurangan air seperti halnya di benua Afrika. Polusi air juga dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih. Polusi tersebut diantaranya dapat berupa sampah, limbah industri, ataupun minyak. Jika air tercemar oleh polusi maka dapat dipastikan air tersebut tidak layak konsumsi karena terdapat berbagai sumber penyakit. Adapun kemiskinan juga dapat menyebabkan ketersediaan air bersih menurun. Hal ini dikarenakan penduduk tidak dapat membangun akses untuk mendapatkan air bersih, sehingga dengan terpaksa memilih menggunakan air yang kotor sebagai sumber air. Jika krisis air terus terjadi, maka akan timbul berbagai konflik terutama konflik ekonomi dan sosial. Berbagai wilayah akan berebut untuk mendapatkan air bersih dengan cara apapun karena ada perubahan pola pikir masyarakat, sehingga terjadi kesenjangan sosial. Selain itu, krisis air bersih dapat memicu wabah penyakit seperti diare, disentri, kolera, polio, dan lain sebagainya.

Upaya untuk Menanggulangi Terjadinya Krisis Air Bersih

Dengan menurunnya kualitas air di tengah masyarakat, maka perlu adanya upaya untuk mempertahankan ketersediaan air bersih. Saran yang paling utama untuk mengurangi krisis air bersih yaitu meningkatkan kesadaran manusia, dan diharapkan selalu mengawasi ketersediaan air bersih dengan diadakannya sosialisasi dan edukasi. Upaya yang dapat dilakukan antara lain menghemat penggunaan air, melakukan reboisasi, membuat tempat penampungan air hujan, membuang sampah tidak pada saluran air.

Tentang Penulis:Irma SyafiqohProgram Studi Tadris BiologiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image