Apakah benar cinta membutakan ?
Pendidikan dan Literasi | Friday, 16 Jun 2023, 07:12 WIBJika benar cinta membutakan,bagaimana orang buta bisa merasakan cinta sedangkan ia tidak bisa melihat keindahan?
Berarti cinta itu sebenarnya tidak semua tentang keindahan,adakalahnya cinta itu diperuntukan untuk orang yang tidak memiliki keindahan!
Kembali membahas tentangnya,Apakah dia tau arti dari sebuah cinta sehingga ia selalu bermain-main dengan cinta? Iya dia tau tentang cinta namun ia tidak paham tentang cinta itu,mungkin dia mengira cinta itu hanya sebuah kebohongan tapi mengapa Ia mencintai selain yang mencintainya!! Aku paham betul tentang prihal cinta ini,hanya sedikit dari banyaknya orang yang paham tentang cinta yang membuat buta,iya buta dari segala arah,buta untuk memandang sebuah keindahan,buta untuk memulai kembali cinta itu.
Aku tidak mengerti betul tentang cinta inii,kenapa bisa hanya sekedar hasrat bisa membuat orang yang gembira menjadi layu untuk tersenyum,Orang yang pintar menjadi bodoh dalam aspek apapun bahkan ada yang bilang gila gara-gara cintanya yang tak sampai.
Aku ingat betul sebuah perkataan Ulama’ Islam yang berkata:”jangankan untuk mencintainya baik secara dhohir, debu yang menempel di telapak kakinya saja lebih aku cintai”.Begitu besar hakikat prihal cinta inii..
Dan ia pernah mencium dinding yang ada,didekatnya seraya berkata:
“Aku bukanlah orang gila yang mencintai dinding,aku bukan orang gila yang ingin kepada dinding aku tau itu dinding Dan hakikatnya aku tidak boleh menciumnya,namun aku mencium dinding karna aku mencintai orang yang ada berlindung di balik dinding itu” begitu besar peran cinta inii.
Bagaimana bisa orang yang bisa melihat jadi tidak bisa melihat hanya karna hasrat untuk memiliki?
Iya itulah Cinta maka hati-hati untuk bermian cinta,takutnya cinta yang tak sampai akan membuat gila
See you next time semangat untuk mengejar cinta yang tak sampai
Dadadaaaaa muuuuu
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.