Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AURELLIA CALYA KAMILAH

Tabu Jadi Tahu: Meningkatkan Kesadaran Edukasi Seks di Kalangan Santri

Agama | 2025-01-08 00:52:22

Edukasi seksual merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter dan pengetahuan remaja, termasuk bagi santri yang belajar di pesantren. Namun, dalam dunia pondok pesantren, topik ini sering dianggap tabu, sehingga kurang mendapat perhatian yang memadai. Padahal, pemahaman yang benar tentang edukasi seksual Islami dapat menjadi alat yang efektif dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual, khususnya terhadap santriwati. Kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia adalah masalah serius yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Berdasarkan data dari Komnas Perempuan, tercatat 24.529 kasus kekerasan seksual terjadi antara 2018 hingga 2023, dengan 23% di antaranya merupakan kasus perkosaan. Angka yang signifikan ini menunjukkan bahwa perempuan, termasuk mereka yang berasal dari pesantren, rentan menjadi korban kekerasan seksual.

Kompas.com dengan judul "Jejak Kasus Herry Wirawan, Pemerkosa 13 Santriwati yang Kini Menanti Hukuman Mati", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2023/01/04/11321241/jejak-kasus-herry-wirawan-pemerkosa-13-santriwati-yang-kini-menanti-hukuman?page=all.Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6Download aplikasi: https://kmp.im/app6" />
Terpidana kasus kekerasan seksual terhadap anak Herry Wirawan duduk di ruang tunggu untuk menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/2/2022). Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Bandung menjatuhkan vonis pidana seumur hidup kepada Herry Wirawan atas kasus pemerkosaan 13 santriwati dibawah umur sekaligus diminta membayar restitusi (santunan) kepada para korban.(ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jejak Kasus Herry Wirawan, Pemerkosa 13 Santriwati yang Kini Menanti Hukuman Mati", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2023/01/04/11321241/jejak-kasus-herry-wirawan-pemerkosa-13-santriwati-yang-kini-menanti-hukuman?page=all.Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan moral santri. Namun, meskipun pesantren bertujuan untuk mendidik para santri agar memiliki akhlak yang mulia, isu kekerasan seksual masih menjadi tantangan yang besar. Kurangnya edukasi seksual yang sesuai dengan ajaran Islam membuka peluang bagi terjadinya pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan pesantren. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kekerasan seksual di pesantren semakin mencuat, yang memperlihatkan perlunya perhatian lebih terhadap masalah ini. Sebagai contoh, pada tahun 2021, terungkap kasus pemerkosaan terhadap 13 santriwati di sebuah pesantren di Bandung. Kasus ini mengundang perhatian publik dan menyoroti kerentanannya kekerasan seksual di lingkungan pesantren yang umumnya dianggap aman dan penuh dengan nilai-nilai moral. Selain itu, pada tahun yang sama, kasus serupa terjadi di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang, di mana seorang pemimpin pesantren terlibat dalam pelecehan seksual terhadap santri. Kasus-kasus ini semakin menguatkan fakta bahwa tanpa adanya edukasi seksual yang memadai, santri, terutama santriwati, bisa menjadi korban kekerasan seksual.

Pentingnya Edukasi Seksual Islami di Pesantren

Edukasi seksual Islami sangat penting untuk membentuk pemahaman yang tepat tentang seksualitas, sesuai dengan ajaran Islam. Ini tidak hanya mencakup pengetahuan tentang tubuh dan hubungan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai agama seperti menjaga kehormatan dan saling menghormati. Edukasi yang benar dapat membantu santri melindungi diri dari kekerasan seksual dan mendorong mereka untuk melaporkan kejadian yang tidak diinginkan.

Rekomendasi untuk Pesantren

1. Integrasi Edukasi Seksual dalam Kurikulum Pesantren perlu memasukkan materi edukasi seksual Islami yang menekankan pentingnya menjaga kehormatan diri dan orang lain.

2. Pelatihan bagi Pengasuh Pesantren Memberikan pelatihan kepada pengasuh pesantren tentang cara mengatasi isu kekerasan seksual dan mengedukasi santri.

3. Saluran Pelaporan yang Aman Menyediakan saluran pelaporan yang aman dan rahasia bagi santri yang ingin melaporkan kekerasan seksual.

4. Kolaborasi dengan Lembaga Perlindungan Bekerja sama dengan lembaga perlindungan anak dan perempuan untuk meningkatkan efektivitas edukasi seksual.

Edukasi seksual Islami di pesantren penting untuk melindungi santri, terutama santriwati, dari kekerasan seksual. Dengan pemahaman yang benar dan sesuai dengan ajaran agama, pesantren dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung keselamatan santri. Pentingnya edukasi seksual Islami di pesantren sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi santri. Sebagai lembaga pendidikan yang mendalami ilmu agama, pesantren harus memiliki peran ganda, yakni mendidik moral dan memberikan perlindungan terhadap santri dari kekerasan seksual. Dalam kajian Islam, pendidikan seksual yang berbasis pada ajaran agama memiliki fondasi yang kuat dalam menghormati tubuh, kehormatan, dan hak-hak individu (Nuraeni, 2020). Oleh karena itu, pesantren perlu mengintegrasikan materi edukasi seksual dalam kurikulum mereka, yang tidak hanya memberikan pengetahuan terkait seksualitas, tetapi juga mengajarkan tentang etika dan perlindungan diri sesuai dengan ajaran Islam (Rahmawati, 2019).

Pendidikan yang berbasis pada Islam, seperti yang diterapkan dalam buku "Pendidikan Seks dalam Perspektif Islam" oleh Abdurrahman (2018), menunjukkan bahwa pendekatan yang tepat dalam memberikan pengetahuan tentang seksualitas dapat mencegah potensi pelecehan seksual dan memperkuat kesadaran santri mengenai hak-hak tubuh mereka. Pesantren, dengan peran strategisnya dalam membentuk generasi muda, memiliki tanggung jawab besar untuk membekali santri dengan pemahaman yang holistik tentang seksualitas yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya lokal (Arief, 2017). Mari bersama-sama bekerja untuk memastikan bahwa pesantren menjadi tempat yang aman, mendidik, dan melindungi setiap santri dari segala bentuk kekerasan seksual. Edukasi seksual Islami yang berbasis pada nilai-nilai agama tidak hanya menjaga kehormatan santri, tetapi juga memastikan masa depan mereka yang lebih baik dan terhindar dari kekerasan.

Referensi:

https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/siaran-pers-komnas-perempuan-memperingati-hari-kesehatan-nasional-2024?

Abdurrahman, M. (2020). Pendidikan Seks dalam Perspektif Islam. Jakarta: Pustaka Al-Ilmi.

Arief, S. (2021). Pendidikan Seksualitas di Lingkungan Pendidikan Islam. Bandung: Al-Qalam Press.

Nuraeni, E. (2020). "Pendidikan Seksual Islami dan Perlindungan Anak dalam Lingkungan Pesantren". Jurnal Pendidikan Islam, 14(2), 112-120.

Rahmawati, R. (2021). “Peran Pendidikan Seksual dalam Mencegah Kekerasan Seksual di Pesantren”. Jurnal Keamanan dan Perlindungan Anak, 8(3), 205-215.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image