Pengkajian Sosiologis Islam Berkenaan dengan Mensinergikan Karakter Kepemimpinan Anti-Korupsi
Eduaksi | 2023-06-15 13:57:51Taraf kasus perbuatan pidana korupsi terus meningkat,seperti yang merebak di layar kaca berita yang menjadikannya bukan lagi rahasia umum.Pasalnya para tersangkat tindak pidana korupsi ini tidak merasakan efek jera dan beranggapan bahwa penangkapannya hanya suatu kesialan belaka.Stigma ini menimbulkan kerisauan aparat KPK,karena merasa gagal dalam memberantas tindak korupsi.Delik hukum ini menjadi isu yang tengah disoroti oleh generasi muda masa kini,dimana kaula karakteristik pesimisme terhadap situasi dunia saat ini.Gaya kepemimpinan para kaum elit pun akan tersentralisasi muda mulai aktif mengkritisi setiap fenomena yang terjadi di negaranya akibat dampak yang ditimbulkan.
Sosiologi Islam dan Ilmu Pengetahuan: Sosiologi Profetik
Menurut Mutaqin sosiologi profetik memiliki tiga garis besar yang sangat penting sebagai dasar pemikirannya yaitu,humanisasi,liberasi, dan transendensi.Dalam pendekatan sosiologis ini nilai humanis yang mendominasi,dimana nilai humanis menitik beratkan tradisi ilmu kritis,sebenarnya menyuguhkan persamaan yang sejalan dengan misi dari ajaran islam itu sendiri dimana melindungi nilai-nilai kemanusiaan.Adanya ketimpangan sosial antara si kaya dan si miskin,telah menjadi kajian utama dari sosiologi terlebih lagi berkaitan erat dengan kaum elit yang mengundang kritik islam.Kehidupan kaum elit sempat disinggung,untuk itu K.H. Ahmad Dahlan mengajari murid-muridnya mengenai surat al-mau’un.secara terus-menerus.Hal ini beliau lakukan sebagai bentuk kritik kaum kaya yang tidak memiliki kepedulian sosial.Dalam sudut pandang penulis,apa yang K.H. Ahmad Dahlan sampaikan merupakan suatu ajakan apabila nantinya kita menjadi seorang pemimpin jadilah sosok pemimpin yang memiliki kepedulian sosial.Adanya kepedulian sosial ini akan tumbuh menjadi cikal bakal pemimpin yang memiliki empati tinggi pada tingkat kesejahteraan warga negara yang di pimpinnya serta tidak tamak (gelap mata) dengan apa yang kita sebut dengan “Harta”.Karakter ini sangatlah baik untuk dikembangkan oleh para mahasiswa dalam membangkitkan karakteristik pejabat yang sudah lama tenggelam kepada generasi selanjutnya.Menurut Kuntowijoyo,dalam sudut pandangnya mengenai harta yang dimiliki oleh pemiliknya bukan sepenuhnya milik dirinya,dan adanya keyakinan bahwa rezeki yang dimiliki selayaknya disumbangkan/dibayarkan untuk kehidupan orang yang lebih membutuhkan.Dalam penuturan ini penulis berpandangan,bahwasannya karakteristik seorang pemimpin selanjutnya
Prinsip Kepemimpinan dalam Islam
· Prinsip Tauhid,dimana kepemimpinan dalam al-qur’an,bukan hanya mengatur perjanjian secara sosial hubungan antara sang pemimpin dengan rakyatnya akan tetapi hubungan pemimpin denngan pemilik seisi dunia ini yaitu Allah SWT.Dengan menyatakan keesaan Allah SWT dan menyerahkan segala yang akan terjadi hanya kepadanya.
· Prinsip Musyawarah (syura),dalam kepemimpinan islam selanjutnya yang tak kalah penting yaitu musyawarah,dimana selalu mendiskusikan keputusan kepada orang yang lebih berilmu ataupun memiliki pandangan yang rasionalis.Perlunya tabayun yang penulis tambahkan dalam prinsip ini dimana klarifikasi dalam suatu peristiwa akan mengeratkan hubungan pemimpin dengan rakyatnya.Dan juga tabayun akan menjauhkan kita dari berita bohong (fitnah dunia).
· Prinsip Kebebasan dalam Berpikir (Open Minded),dimana pemimpin islam dapat melakukan pertemuan langsung dengan rakyatnya untuk mendengarkan keluhan serta kritik secara terstruktur.Dengan begitu rakyatnya dapat mengeluarkan pendapat mereka dengan bebas.
Prinsip Adil,pemimpin harus adil dalam bersikap untuk rakyatnya tidak ada sifat memihak pada anggota kelompok tertentu.Dengan mengimplementasikan keadilan,akan menjadi dorongan bawahannya untuk berperilaku serupa
Kepemimpinan dalam Perspektif Sosiologis
Kepemimpinan dalam teori sosiologis kepemimpinan dimana sebagai bentuk upaya-upaya untuk menghubungkan antara koneksi dalam suatu kelompok organisasi,dan juga sebagai mediator dalam menyelesaikan pergesekan antara organisatoris yang berkonflik,agar terpenuhinya jalinan kerjasama yang baik.
Pendekatan sosiologi sejak dini dalam memupuk moral kepemimpinan yang baik itu perlu.Maka antara pendekatan spiritualis dengan pendekatan sosialis harus berjalan secara beriringan agar anak-anak tahu apa yang benar dan mana yang salah.Perlunya pematangan karakter agar anak tumbuh dengan pribadi yang lebih rasioanalis seiring pertumbuhan dan sesuai target umurnya.
Sumber :
Ferryanto, Hanif, and Irham Zaki, ‘IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN ISLAM DALAM PROSES INOVASI PRODUK PADA SENTRA BATIK JETIS SIDOARJO’, 2.1 (2015), 1–27
Jurdi, Syarifuddin, Sosiologi Islam Dan Masyarakat Modern, I (Jakarta: Prenada Media, 2010)
Rahayu, Lisye Sri, ‘Riset Barna: Isu Korupsi Jadi Perhatian Utama 42% Remaja Indonesia’, Detik.Com, 2022 [accessed 14 May 2023]
Sopiah, Anisa, ‘Hiks.. Petinggi KPK Akui Gagal Berantas Korupsi Di Indonesia’, Cnbcindonesia, 2022 [accessed 14 May 2023]
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.