Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Seli Marlina

Perubahan Suhu dan Cuaca Ekstrem Menyebabkan Ekosistem tidak Seimbang

Info Terkini | 2023-06-14 16:32:23
Sumber: Gambar Pribadi Cuaca panas di Ciputat, Tangerang Selatan (12/6/2023)
Sumber: Gambar Pribadi Cuaca panas di Ciputat, Tangerang Selatan (12/6/2023)

Pemanasan global sudah menjadi tantangan besar yang dihadapi dunia untuk saat ini. Dampak dari pemanasan global salah satunya adalah perubahan suhu dan cuaca ekstrem yang tidak menentu. Misal, cuaca di pagi hari sudah mulai terasa panas, menjelang siang hari akan sangat terasa panas dan ternyata bisa jadi ketika malam hari terguyur hujan yang lebat. Dalam suatu ekosistem, permasalahan tersebut dapat mengancam dan menjadikan ekosistem tidak seimbang.

Semua ekosistem termasuk didalamnya ada habitat dan berbagai organisme akan terganggu, seperti terjadinya kekeringan pada tanaman dan kematian hewan-hewan dalam jaring-jaring makanan. Hal itu dapat terjadi karena adanya preferensi terhadap lingkungan tempat tinggalnya agar dapat bertahan hidup. Perubahan suhu dan cuaca ekstrem akan menimbulkan ekosistem menjadi tidak seimbang pada semua organisme yang ada di bumi karena adanya ketidaksesuaian dengan keadaan dan tempat tinggalnya sehingga mereka tidak bisa bertahan hidup.


Suhu panas yang semakin menjadi telah kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir di berbagai sudut dunia. Musim panas yang panjang menyebabkan suhu bumi mencapai batas tertinggi yang sudah mengakibatkan kerusakan pada berbagai macam flora dan fauna. Pilar kehidupan ekosistem alami terkandung dalam tanaman, namun menjadi rentan terhadap kematian karena kekeringan akibat suhu dan cuaca panas. Pada saat cuaca ekstrem di suhu yang panas, tanaman akan kehilangan air dengan cepat karena terserap suhu panas dan kemudian mati. Hal ini akan menjadikan ekosistem terancam dan rusak.


Perubahan suhu bukan satu-satunya ancaman bagi ekosistem di bumi. Badai terjadi seperti amukan yang merusak dan mengancam habitat alami termasuk habitat alami dan organisme yang hidup didalamnya. Lahan subur yang dilanda banjir akan membawa hilangnya nutrien dan kesuburan secara bersamaan, mengancam makhluk hidup di sekitar dan mengancam ketahanan akan sumber pangan. Kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan akan merusak rantai makanan menjadi rumit sehingga sumber pangan menjadi terbatas dan keanekaragaman hayati sulit diperbaiki.


Kematian massal pada berbagai organisme termasuk hewan dan tumbuhan adalah salah satu efek paling jelas dari perubahan suhu ekstrem. Pada saat perubahan suhu meningkat dalam waktu yang tak terduga dan melampaui batas ambang toleransi organisme, maka mereka akan rentan terhadap stres dan gangguan yang parah. Hewan yang hanya dapat hidup pada lingkungan tertentu untuk bertahan, seperti mencari makanan, tempat tumbuh kembang, dan kegiatan lainnya akan terancam punah akibat pengaruh dari perubahan suhu dan cuaca ekstrem. Tumbuhan akan mengalami penguapan air dengan cepat karena paparan sinar matahari dengan suhu yang panas dan berlebihan sehingga mengering dan akhirnya mati.


Perubahan suhu dan cuaca ekstrem ini memiliki dampak negatif secara langsung pada kehidupan manusia di bumi. Keragaman hayati dapat mengalami kerugian dan mengancam sumber daya pangan alami secara berkelanjutan dan obat-obatan yang dihasilkan dari alam semakin sedikit. Selain itu, perubahan iklim dan cuaca ekstrem dapat mengakibatkan bencana alam yang akan mengancam dan menghancurkan jiwa manusia seperti infrastruktur yang telah dibangun hancur akibat banjir bandang.


Selain itu, perubahan suhu dan cuaca ekstrem juga dapat mempengaruhi pola hidup hewan yang bermigrasi dan mempengaruhi distribusi geografis tumbuhan. Hewan dapat bermigrasi karena bergantung pada perubahan iklim dan perubahan musim untuk menemukan sumber makanan yang dapat memenuhi dan memadai. Tetapi, ketika terjadi suhu tidak stabil dan cuaca yang ekstrem, pola migrasi pada hewan-hewan tertentu dapat terganggu. Seperti hal nya beberapa spesies burung yang seharusnya bermigrasi ke utara. Tetapi burung-burung tersebut akan terjebak di tempat yang salah akibat perubahan suhu dan cuaca ekstrem.


Untuk mengatasi ekosistem yang tidak seimbang akibat perubahan suhu dan cuaca ekstrem, kita perlu bertindak dalam waktu yang cepat. Kita sebagai insan yang berakal harus peka dan sadar bahwa lingkungan harus dijaga dan dilestarikan. Perlu adanya perubahan pola pikir dan tindakan yang lahir dalam diri sendiri.


Agar ekosistem tetap terjaga sehingga tidak cepat punah dapat dilakukan perlindungan terhadap habitat dan semua organisme yang ada didalamnya dengan menciptakan suaka margasatwa, taman nasional dan lain sebagainya. Untuk mengurangi efek dari emisi gas rumah kaca kita dapat memanfaatkan energi terbarukan agar meningkatkan energi yang lebih efisien. Selain itu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat dan juga pendidikan harus ditingkatkan.


Peran dan upaya pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi permasalah ini. Pemerintah dapat membangun ruang terbuka hijau, pembatasan kendaraan berasap, dan kebijakan 3R (reduce, reuse, dan recycle). Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca akibat dari pemanasan global secara terus-menerus maka dibutuhkan kerja sama dan kesadaran setiap masyarakat. Selain itu, negara-negara yang rentan terhadap fluktuasi suhu dan cuaca ekstrem juga membutuhkan dukungan secara teknis dan finansial.


Dalam menghadapi tantangan ini juga diperlukan adanya riset dan inovasi karena sangat penting. Kerjasama dapat dilakukan antar masyarakat dan pemerintah. Sebagai makhluk mulia, kita harus saling menjaga dan melindungi alam serta berjuang untuk menciptakan ekosistem yang seimbang. Kerjasama dengan tekad yang kuat dapat mengembalikan keseimbangan ekologis dan menciptakan lingkungan yang sehat untuk kehidupan selanjutnya.

Seli Marlina mahasiswi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image