Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image NADIA SHAFA ZAHIRA

Jadi Social Media Content Creator, Strategi Gen Z Hasilkan Passive Income?

Bisnis | Wednesday, 14 Jun 2023, 12:31 WIB
Contoh Foto Vlogger

Pengertian Social Media Content Creator

Social Media Content Creator merupakan seorang content creator yang bergelut di dunia media sosial. Mereka bertanggung jawab untuk membuat dan mengunggah konten melalui platform media sosial.

Konten yang mereka buat terkadang mungkin hanya sekedar untuk bersenang-senang, sekedar menikmati momen juga melakukan nya sebagai hobi semata. Namun, terdapat juga konten yang memang mereka buat dan unggah atas keperluan pekerjaan, sebagai Content Creator profesional, atau juga dikenal sebagai influencer.

Beberapa platform yang biasa digunakan oleh para Social Media Content Creator, yakni : Instagram, YouTube, TikTok, Facebook, Twitter, dll. Konten yang biasa dibuat terkait dengan gambar, teks, video, dan audio.

Menjadi Content Creator, terutama pada platform media sosial, memerlukan tingkat kreativitas yang tinggi dalam menghasilkan konten yang dapat menarik perhatian audiens. Semakin banyak pengikut serta penyuka konten, maka postingan yang diunggah oleh seorang Content Creator akan menjadi populer/viral.

Siapakah Gen Z?

Generasi Z atau Gen Z disebut sebagai generasi yang lahir setelah generasi Milenial. Kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1997 sampai dengan 2012. Jadi bila seseorang lahir di rentang waktu tersebut, maka seseorang itu juga turut termasuk ke dalam generasi Z.

Umumnya mereka yang merupakan generasi Z disebut juga sebagai iGeneration atau generasi internet atau generasi net. Mereka selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada.

Bahkan gadget sudah menjadi pegangannya dari sejak kecil. Maka secara otomatis pengenalan teknologi dan dunia maya ini begitu berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian mereka.

Apa itu Passive Income?

Passive income merupakan jenis pendapatan yang diperoleh tanpa harus aktif bekerja. Dengan kata lain, penghasilan ini tidak memerlukan adanya keterlibatan aktif dari seseorang. Istilah ini tentu saja berbeda dengan active income, di mana seseorang harus bekerja setiap harinya untuk kemudian menerima gaji di akhir bulan.

Beberapa contoh dari Passive income yakni, sewa properti, partnership, investasi Reksadana atau Saham, menjadi penulis buku, membuka kursus online, menjadi dropshiper, hingga menjadi seorang social media content creator.

Pemasukan yang berasal dari Passive Income ini akan terus mengalir tanpa butuh banyak effort. Banyak yang mengatakan bahwa Passive income adalah pendapatan yang akan terus diperoleh oleh seseorang meskipun hanya dengan tidur.

Meskipun begitu,harus ada persiapan yang matang untuk mendapatkan passive income yang menjanjikan. Pada awalnya,seseorang harus berusaha membangun sumber penghasilan tambahan dari nol, harus memiliki modal yang cukup sebelum terjun untuk menghasilkan Passive Income. Jika persiapannya sudah baik, maka pendapatan atau penghasilan yang Anda dapatkan bisa mengalir dengan baik pula.

Seberapa besar ketertarikan Gen Z terhadap media sosial?

Generasi Z, lahir pada saat era digital sudah berlangsung dan berkembang pesat. Mereka, menerima media sosial dan internet sebagai sesuatu yang taken for granted (sesuatu yang sudah biasa). Sehingga pada generasi Z ini, keaktifan mereka dalam penggunaan media sosial dan internet dinilai sangat aktif dan mendominasi.

Keaktifan generasi Z dalam penggunaan media sosial dan Internet ini, didukung data dari Nielsen berikut ini :

Survei yang dilakukan Nielsen (2016) menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia didominasi oleh generasi Z (Usia 10-19 tahun) dan generasi Milenial (usia 20-34 tahun) dengan masing-masing sebesar 48% dan 34%. Ini artinya para pengakses internet terutama dalam mengakses media sosial kebanyakan adalah seorang pelajar dengan rentang usia 10 sampai 19 tahun. (http://www.nielsen.com)

Bagaimana Gen Z memanfaatkan Media Sosial dengan menjadi Content Creator?

Saat ini penggunaan media sosial dikuasai oleh generasi yang paling melek digital dengan jumlah populasi terbanyak yakni para generasi Z, sehingga tak heran fungsi media sosial tersebut pun cepat berevolusi.

Awalnya, kebanyakan platform media sosial digunakan untuk berkomunikasi atau memperluas pertemanan. Seiring perkembangannya, Youtube, Instagram, TikTok, Twitter dan sebagainya pun kini menjadi wadah untuk adu kreativitas, dimana penggunanya dapat menciptakan serta menyebarluaskan konten-konten menarik untuk para audience-nya.

Prospek karir yang cukup menjanjikan dari pekerjaan sebagai Content Creator, seperti yang dapat kita lihat kini, sebagai contoh seorang youtuber terkenal Indonesia yakni "Atta Halilintar", dengan rentang penghasilan perkiraan mencapai Rp633 juta sampai Rp10,1 Milyar tiap bulannya.

Hal ini menyebabkan para generasi muda terutama generasi Z, tergiur dan merasa ingin terjun kedalam dunia kerja media sosial ini terutama untuk menjadi seorang content creator.

Lantas bagaimana dan dengan apa generasi Z memulai karirnya sebagai Content Creator ini?

Berikut beberapa sumber penghasilan yang didapatkan selama menjadi seorang Content Creator :

1. Endorsement & Paid Promotion

2. Event Attendance & Menjadi Pembicara event brand, dll

3. Adsense

4. Merchandising

Tentunya seorang Content Creator perlu menguasai beberapa skill yang cukup penting dalam dunia digital, agar dapat menghasilkan kualitas konten yang bagus, yakni dengan menguasai :

1. Kemampuan dalam melakukan riset dan berfikir kreatif

2. Manajemen Waktu

3. SEO (Search Engine Optimization)

4. Copywriting atau Content Writing

5. Fotografi atau Videografi

6. Editing

7. Kemampuan Berkomunikasi

8. Menguasai bahasa asing

Bagaimana Social Media Content Creation hasilkan Passive Income?

Passive income sendiri memiliki definisi yakni suatu pendapatan yang dihasilkan secara tidak langsung dengan melakukan aktivitas yang minim atau tidak berkelanjutan.

Sehingga apabila dilihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seorang Content Creator dalam menghasilkan Income melalui konten yang diluncurkannya, dapat dilihat bahwa memang pada awalnya membutuhkan effort serta modal sebelum kemudian penghasilan dari konten tersebut mampu mengalir dengan sendirinya.

Jika dilihat dari beberapa contoh sumber penghasilan yang didapatkan sebagai seorang Content Creator, berikut penjelasan terkait sistem perolehan Income tersebut :

1. Endorsement & Paid Promotion

Merupakan bentuk pemasaran produk yang dipasarkan oleh seorang influencer atau selebritis dengan jumlah pengikut akun yang cukup banyak. Pihak pemilik brand atau pihak yang memiliki/menjual produk tersebut, mengirimkan materi atau produk tersebut kepada selebritis atau influencer agar kemudian diiklankan/diposting pada berbagai platform media sosial.

Dengan jumlah pengikut akun yang banyak, sehingga mampu mendapatkan jangkauan audience yang luas, dengan harapan para audience tertarik dengan produk yang diiklankan dan membeli produk tersebut.

Keuntungan Income dari segi seorang Content Creator, yakni tarif/Fee yang ditetapkan atas pemilik produk terhadap seorang Content Creator tersebut berdasarkan jumlah/nominal sesuai kesepakatan. Effort sebagai seorang Content Creator dalam melakukan pekerjaan ini, cukup simple dan fleksibel serta dapat dilakukan dimana saja.

2. Event Attendance & Menjadi Pembicara event brand, dll

Seorang content creator akan dibayar untuk menghadiri event-event yang diadakan oleh suatu brand. Tentu event tersebut (bisa launching product, grand opening dan sebagainya) harus diunggah ke akun seorang Content Creator tersebut, untuk menciptakan awareness dari para ‘pengikut’ akun.

Selain itu, ketika sudah dianggap ‘pakar’ atas suatu bidang, para content creator juga berkesempatan untuk diundang sebagai pembicara di seminar, webinar, atau event untuk berbagi pengalaman.

3. Adsense

Adsense adalah layanan periklanan dari Google, biasanya berbentuk gambar, teks atau video yang nantinya akan tampil di halaman kontenmu. Setiap di-klik oleh pengunjung, sang content creator akan mendapatkan pemasukan dari Adsense tersebut.

Sama halnya dengan konten yang berada di YouTube, dilansir dari youtube.com, menjelaskan bahwa YouTube menggunakan metode monetasi atau partner, yang mana menggunakan sistem pembagian hasil berdasarkan penayangan adsense/iklan di setiap video yang di upload sesuai ketentuan dan kriteria tertentu.

Terdapat kriteria akun YouTube yang layak untuk menerapkan monetasi/partner yang nantinya dapat menghasilkan uang dari tiap video yang diupload yaitu :

1.Mendapatkan 1.000 subscriber dengan 4.000 jam waktu tonton publik yang valid dalam 12 bulan terakhir, atau

2. Mendapatkan 1.000 subscriber dengan 10 juta penayangan Shorts publik yang valid dalam 90 hari terakhir.

4. Merchandising

Sebagai seorang Content Creator, influencer, dan selebritis yang memiliki banyak pengikut akun. Merupakan sebuah kesempatan emas bagi mereka yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dari penjualan merchandise.

Barang-barang yang dapat dijual berupa produk seperti baju, sepatu, totebag, gelas, dll yang unik seperti sebuah souvernir, yang tentunya produk tersebut menampilkan logo atau ciri khas dari seorang Content Creator maupun isi dari konten yang ditampilkan.

Penulis : NADIA SHAFA ZAHIRA

Universitas Airlangga, angkatan 22

Fakultas Vokasi

PDB A-89

Nim : 013221109

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image