Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nayla valinka

Sustainable Beauty: Kecantikan yang Ramah Lingkungan

Gaya Hidup | Tuesday, 13 Jun 2023, 00:15 WIB

INDUSTRI KECANTIKAN MENJADI SALAH SATU KONTRIBUTOR EMISI GLOBAL, INILAH DERETAN BRAND KOSMETIK LOKAL DENGAN KONSEP SUSTAINABLE BEAUTY

Dewasa ini, perempuan berlomba – lomba mempercantik tampilan wajah. Berbagai cara pun mulai dilakukan, ada yang dengan melakukan operasi, berbagai treatment kecantikan seperti botox, filler, salmon DNA, dll maupun menggunakan kosmetik. Tingginya demand terhadap produk kecantikan membuat pabrik kecantikan berlomba – lomba memproduksi beragam jenis produk. Hal ini menempatkan industri kecantikan sebagai salah satu kontributor emisi global. Mulai dari penggunaan bahan bakunya yang tidak natural, uji coba pada hewan, penggunaan bahan kimia pada proses produksi sehingga menyebabkan (..) hingga pacakagingnya yang dapat membuat limbah plastik.

Berdasarkan data Cosmetic Packaging Market – Growth , Trend and Forecast (2020 – 2025), hampir 50% packaging produk kosmetik menggunakan plastik [1]. Sejalan dengan data yang dikumpulkan oleh Minderoo Foundation bahwa industri kosmetik memproduksi lebih dari 120 miliar unit kemasan yang sebagain besar tidak dapat didaur ulang setiap tahunnya. Sampah plastik dari produk kosmetik yang tidak dikelola dan didaur ulang dengan baik akan menumpuk dan menjadi masalah bagi lingkungan. Dimana menurut perkiraan Minderoo Foundation, apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka aliran plastik ke laut akan meningkat 3x lipat di tahun 2040 atau setara dengan 50 kg plastik per meter garis pantai di seluruh dunia [2].

Besarnya dampak yang disebabkan oleh industri ini membuat kita harus segera bergerak bersama untuk mengatasi masalah ini, mulai dari reduce the source di level konsumen. Hal yang dapat dilakukan yaitu memakai produk kosmetik yang berkualitas tanpa layering yang banyak dengan menerapkan prinsip “sustainable, quality over quantity” apabila memiliki produk bekas tidak terpakai dan masih aman, maka bisa membuat preloved. Selain dari sisi konsumen perlu juga mendorong dari sisi produsen brand – brand kosmetik agar lebih bertangggung jawab, salah satunya melalui Extended Producer Responsibility (ERP). ERP adalah sebuah regulasi bagi produsen untuk bertanggung jawab terhadap produk yang mereka buat, baik dari segi kandungan maupun packaging dan dampaknya bagi ekosistem[2].

Permasalahan ini harus diatasi bersama – sama baik dari sisi produsen maupun konsumen. Hal inilah yang membuat brand – brand, khususnya brand lokal berinovasi. Tak hanya berinovasi di bagian produk dan manfaatnya tetapi juga mengusung konsep sustainable beauty. Sustainable

beauty atau kecantikan berkelanjutan adalah segala konsep maupun aktivitas kecantikan yang mengangkat konsep ramah lingkungan [3]. Mulai dari pemilihan dan penggunaan bahan baku, proses produksi, distribusi hingga pengelolaan limbah hasil produksi [4]. Terdapat beberapa ciri brand yang sudah menerapkan konsep sustainable beauty:

1. Terbuat dari bahan – bahan alami yang aman digunakan untuk jangka panjang

2. Cruelty Free dan Ethecial Sourcing yaitu tidak membahayakan makhluk hidup lain dalam

proses pembuatannya.

3. Packaging yang digunakan minim plastik/sampah atau dapat digunakan kembali [5].

Kesadaran akan limbah hasil produksi produk – produk kecantikan yang akan menimbulkan

masalah maupun penggunaan bahan kimia sebagai baku utama produk yang dapat merusak ekosistem maupun diambil dari hewanlah yang membuat brand – brand dan beauty enthusiast saling mendorong untuk mengusung konsep sustainable beauty. Berikut merupakan deretan brand – brand lokal yang aman kita gunakan karena sudah mengusung konsep sustainable beauty:

1. SASC

Brand yang terkenal akan lipcreamnya ini mendukung prinsip Sustainable Beauty melalui penerapan cruelty free, halal dan vegan. Socially Aware Sexy Cosmetics atau yang lebih dikenal dengan nama SASC telah mendapatkan nominasi sebagai Sustainable Brand of The Year 2023. SASC memiliki kampanye bahwa kecantikan juga harus berdampak bagi lingkungan dan masyarakat serta empowered women melalui donasi dari setiap pembelian produknya [6], [7].

2. Rose All Day

Brand yang sedang hype saat ini karena berbagai produk lippies dan mascara ini mengusung tema “No Make Up Make Up Look”. Selain konsep yang terlihat natural, bahan baku produk yang digunakan juga cruelty free dan bahan kimia tidak beracun. Packaging yang digunakan oleh produk ini juga aman bagi lingkungan [6], [7].

3. Sensatia Botanicals

Brand asal Bali ini telah mengusung konsep sustainable salah satunya melalui pengunaan bahan baku produk yang sifatnya natural dan penggunaan packaging yang dapat didaur ulang. Maka tak heran apabila produk ini beraroma seperti herbal [8].

4. Sulo’s Legacy

Brand yang baru resmi rilis pada akhir Januari tahun 2022 lalu ini juga sedari awal sudah memiliki prinsip sustainable and conscious beauty consumption yaitu penggunaan bahan – bahan baku yang ecocert certified atau berasal dari alam. Selain itu, Sulo’s Legacy juga menggunakan packaging yang bebas plastik dan melakukan kampanye berupa penyisihan dana sebesar Rp. 10.000,- pada setiap produknya yang digunakan untuk proyek restorasi terumbu karang [9].

5. Habiti Organic

Pemilik tagline natural handmade skincare yaitu Habiti Organic juga mengusung konsep sustainable beauty. Produknya diformulasikan dengan bahan organik yang tidak mengandung bahan adiktif, pewarna maupun harsh chemical. Packaging yang digunakan 100% terbuat dari kertas sehingga dapat dilakukan 3R yaitu reduce, reuse dan recycle [9].

Itulah brand – brand kosmetik lokal yang dapat kita gunakan dengan aman sebagai salah satu kontribusi untuk menjaga lingkungan dan ekosistem.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image