Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Febby Sabilla

Praktik Non Invasive Prenatal Test (NIPT) Pada Ibu Hamil dalam Perspektif Bioetika

Edukasi | 2023-06-12 11:35:39
Sumber : Dr. Suzana Kotevska Obgyn Specialist

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi kesehatan mental ibu sangat berpengaruh terhadap kesehatan janin dalam kandungan, sehingga mengelola stress dan menjaga kesehatan ibu hamil mulai dari awal kehamilan sangat penting untuk dilakukan. Kondisi ibu hamil yang rentan stress berkaitan dengan kondisi janin yang dikandungnya dapat diminimalisir dengan melakukan tes NIPT, disamping USG yang lazim dilakukan oleh semua ibu hamil. Pelaksanaan tes ini dimaksudkan agar setelah mengetahui pasti kondisi janinnya, pikiran ibu hamil menjadi lebih tenang dan dapat menjalankan kehamilannya dengan baik.

Pengertian NIPT

NIPT atau Non Invasive Prenatal Test adalah tes yang dapat dilakukan oleh para calon orang tua untuk mengetahui kondisi genetik dari bayi yang akan dilahirkan. Pemertiksaan dengan NIPT ini dapat dilakukan mulai dari usia kandungan sedini mungkin, bahkan mulai dari trimester pertama, sehingga ibu dari calon bayi dan juga keluarga dapat mendiskusikan dan mempertimbangkan dengan baik hal yang akan dilakukan jika terdapat kondisi yang tidak diinginkan dari janin dalam kandungan.

Pelaksanaan Pemeriksaan NIPT

NIPT ini tergolong tes genetik yang dalam pelaksanaannya mudah untuk dilakukan. Tes dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ibu hamil. Sampel darah dari ibu hamil yang diambil mengandung DNA fraksi dari janin atau fetal fraction DNA. DNA dari janin masuk dan bercampur dalam peredaran darah ibu, asalnya adalah dari janin serta plasentanya yang ada dalam kandungan ibu. Pemeriksaan ini sangat mendalam tentang kromosom hingga rantai DNA janin. Sampel darah dari ibu yang sudah diambil selanjutnya akan di cek di laboratorium oleh tim medis. Hasil dari tes NIPT dapat diketahui berkisar antara 5-14 hari.

NIPT ini juga merupakan tes dengan tingkat akurasi yang tinggi dengan nilai akurasi sebesar 99%. Selain itu, tes ini juga aman dilakukan karena hanya menggunakan sampel darah ibu. Tanpa harus mengambil secara langsung bagian tertentu dari janin, yang tentunya lebih beresiko. Hal tersebut juga yang membuat tes ini dinamakan Non-Invasive Prenatal, atau tes kehamilan yang dilakukan secara tidak langsung dari janin dan tidak mengambil bagian apapun dari janin.

Manfaat Pemeriksaan NIPT

Dilaksanakannya tes ini dapat mengetahui kelainan jumlah kromosom atau aneuploidi pada bayi yang belum lahir, yang mana kromosom manusia adalah 23 pasang, termasuk kromosom genetik. Kelainan genetik pertama yang dapat terdeteksi oleh tes ini adalah Edward’s Syndrome yang berkaitan dengan adanya tambahan kromosom ke-18 pada bayi, yang mengakibatkan mulut sumbing dan tidak teraturnya struktur jari. Selanjutnya yaitu Down Syndrome yang diakibatkan adanya tambahan kromosom ke-21 pada janin, sindrom ini paling sering ditemukan, dengan kondisi fisik bayi yang identik satu sama lain serta biasanya memiliki IQ yang cenderung rendah dan penyakit jantung bawaan. Sindrom selanjutnya adalah Sindrom Patau yang disebabkan karena adanya tiga salinan kromosom ke-13, yang menyebabkan bayi terlahir tuli dan tidak dapat bertahan lebih dari satu minggu usia kelahiran. Tes ini juga dapat mendeteksi mikrodelesi yaitu hilangnya bagian tertentu dari kromosom janin, yang dapat juga menyebabkan sindrom.

NIPT dalam Perspektif Bioetika

Dalam perspektif bioetika, pelaksanaan pemeriksaan dengan NIPT atau Non Invasive Prenatal Test ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Meskipun teknologi yang berkaitan dengan tes ini sudah memadai dan sudah memiliki ahli sendiri di bidangnya, manusia sebagai pelaksananya harus tetap memperhatikan tentang etika. Ahli medis, sebagai manusia, tetap memiliki tanggung jawab secara moral untuk menjaga kesetaraan antar manusia, juga menghargai hak manusia yang menjadi pasien tersebut. Sesama manusia juga harus menjunjung tinggi keadilan sebagai sesama makhluk yang diciptakan oleh Tuhan YME. Beberapa prinsip ini dapat menjadi pertimbangan secara etis untuk dilakanakannya pemeriksaan NIPT.

· Autonomy

Partisipan yang akan dilakukan prosedur pemeriksaan, dalam hal ini ibu hamil dan keluarganya memiliki hak penuh untuk melaksanakan atau tidak tes NIPT ini. Ibu hamil dan keluarga juga harus mengetahui informasi-informasi berkaitan dengan manfaat, resiko, biaya yang dapat dijadikan sebagai landasan akan lanjut melaksanakan tes genetik ini atau tidak. Selanjutnya ibu hamil juga harus dengan sukarela melaksanakan tes dan sudah memahami sepenuhnya tentang apa yang akan dilaksanakan.

· Privacy dan Confidentiality

Pelaksana tes dalam hal ini tim medis harus dapat memastikan keamanan dan privasi data hasil tes para pasien. Kondisi genetik dari pasien tidak boleh diketahui oleh orang lain, apalagi yang sama sekali tidak berkepentingan. Peserta tes juga harus terjaga dari bahaya penggunaan informasi untuk hal yang tidak seharusnya. Bagaimana hasil tes akan digunakan harusnya menjadi hak dari ibu hamil dan keluarganya.

· Equity

Seluruh lapisan masyarakat seharusnya memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan fasilitas pemeriksaan genetik ini dari fasilitas-fasilitas kesehatan. Sehingga tidak hanya orang-orang dengan kelebihan materi yang dapat menjangkau tes ini, namun semua masyarakat yang membutuhkan juga dapat menjangkau pelaksanaan tes. Akan tetapi pada kenyataannya pada fasilitas kesehatan tertentu, biaya pemeriksaan NIPT ini tidak terjangkau dan juga belum termasuk dalam jaminan asuransi, sehingga aspek keadilan ini perlu diperhatikan kembali, baik oleh fasilitas kesehatan maupun juga oleh pemerintah dan dinas-dinas terkait.

Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan genetik melalui NIPT secara Non Invasive ini tetap belum dapat mengetahui secara keseluruhan kelainan dari janin yang ada dalam kandungan. Jika pada hasil dari tes ini terdapat kejanggalan pada janin yang belum dapat diketahui secara pasti, maka dokter akan tetap merujuk pasien untuk melaksanakan tes secara Invasive, yaitu dengan menggunakan cairan amnione pada air ketuban yag diambil langsung dari kandungan ibu.

Meskipun dalam pelaksanaan NIPT terdapat biaya yang kurang terjangkau bagi sebagian masyarakat, juga tes yang belum dapat mengetahui kondisi genetik janin secara menyeluruh, namun NIPT ini menjadi tes yang sangat baik dilakukan oleh ibu hamil, terutama yang memiliki resiko kesehatan. Kehamilan adalah salah satu hal yang dinantikan oleh setiap pasangan yang sudah menikah, sehingga menjaga kesehatan dalam proses kehamilan hingga kelahiran merupakan hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh calon orang tua.

Referensi

Healthline. (2019). NIPT (Noninvasive Prenatal Testing) : What You Need to Know

J, Harraway. (2017). Non-invasive Prenatal Testing. Royal Australian College of General Practitioners. 26 (10) : 735–41.

Maged, M. N.; Mohamed, M.N.; Shehata, L. H. (2020) Non-invasive prenatal tests (NIPT): review article. International Journal of Science & Healthcare Research. 5(3): 77- 82.

National Institute of Health. (2021). How Many Chromosomes do People have?. U.S. : National Library of Medicine MedlinePlus.

Nurhendriyana, Herry; Samara, B. G. (2019). Pengembangan Layanan Diagnosis Genomics di Bidang Kesehatan Reproduksi. Tunas Bangsa : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 47-49.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image