Peradangan Sendi: Kenali Jenis-Jenisnya!
Edukasi | 2023-06-11 12:32:08Peradangan sendi atau dikenal sebagai arthritis adalah kondisi kronis yang menyebabkan sendi-sendi pergerakan tubuh untuk mengalami nyeri, pembengkakan, hingga kerusakan struktur tulang pada penderita. Oleh karena itu, penderita arthritis mengalami kesulitan dalam menggerakkan sendi dan melakukan aktivitas harian. Apabila penyakit ini dibiarkan terlalu lama, maka dapat menyebabkan perubahan struktur tulang yang signifikan sehingga dapat menyebabkan kecacatan, sedangkan kebanyakan orang menganggap penyakit ini sepele.
Menurut data yang diperoleh dari Global RA Network, arthritis dialami oleh sekitar 350 juta orang di seluruh dunia dan merupakan penyebab utama dari kecacatan. Sedangkan menurut riskesdas tahun 2018, jumlah pasien di atas umur 15 tahun yang terdiagnosis dengan arthritis secara umum mencapai 7,30% dari populasi.
Arthritis sendiri merupakan hasil pengelompokan dari ratusan jenis peradangan sendi. Namun, jenis peradangan sendi yang paling umum dialami oleh masyarakat adalah osteoarthritis (OA), rheumatoid arthritis (RA), dan gout arthritis (GA). Berikut adalah penjelasan masing-masing penyakit peradangan tersebut:
1. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah tipe peradangan sendi yang memiliki prevalensi paling tinggi dibanding jenis arthritis lainnya. Selain itu, prevalensi osteoarthritis juga meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Dalam kondisi osteoarthritis, tulang rawan yang membungkus ujung tulang panjang seperti lutut mengalami pengikisan atau degenerasi sebagai akibat dari penggunaan sendi yang berlebihan. Oleh karena itu, osteoarthritis juga sering dikaitkan dengan istilah "wear and tear". Namun, juga perlu diketahui bahwa arti dalam istilah wear and tear tersebut mengacu kepada distribusi beban yang tidak stabil atau merata terhadap sendi, bukan repetisi penggunaan sendi yang berlebihan.
Penyakit osteoarthritis ini bisa dianggap tidak sepenuhnya bersifat kronis. Karena tulang akan mengalami pertumbuhan tambahan di ujung tulang dan sendi sebagai upaya memperoleh kembali stabilitas tubuh akibat rusaknya tulang rawan tersebut. Hasil dari pertumbuhan tulang tersebut berupa tonjolan-tonjolan di ujung tulang yang disebut sebagai osteophyte. Dalam kasus tertentu, tonjolan atau nodule tersebut akan paling tampak pada sendi jari-jari tangan yang disebut heberden's nodule dan bouchard's nodule berdasarkan letak sendi jari-jari tangannya.
Kondisi ini tentunya akan menyebabkan nyeri kronis. Pada osteoarthritis tingkat lanjut, nyeri dapat dirasakan saat tidur, sehingga penderita dapat bangun tengah malam akibat nyeri tersebut. Selain itu, penderita akan sering mengalami kaku sendi saat berdiri setelah duduk atau tidur yang lama. Kaku sendi ini bisa berakhir sejenak atau lama tergantung pada keparahan penyakit yang dialami.
Karena penyakit ini dapat mengubah struktur tulang dan sendi secara langsung, perawatan pasien osteoarthritis tidak menggunakan obat (hanya obat-obatan pereda nyeri), melainkan dengan terapi non-farmakologis seperti olahraga berenang dan operasi arthroplasty. Operasi tersebut juga dapat melibatkan pemasangan sendi buatan atau prosthesis yang terbuat dari logam.
2. Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis, atau dikenal di telinga awam sebagai "rematik" merupakan tipe peradangan sendi yang bersifat autoimun. Oleh karena itu, kerusakan sendi penderita diakibatkan oleh serangan dari sistem imunnya sendiri. Alasan mengapa sistem imun menyerang sendi-sendi penderita masih belum banyak diketahui. Sebagai penyakit autoimun, prevalensi penyakit ini lebih terdapat pada wanita dibanding pria, sebanyak 3 hingga 4 kali lipat.
Rheumatoid arthritis ini juga dikenal sebagai "inflammatory arthritis" sehingga gejalanya melibatkan 4 tanda peradangan (nyeri, panas, pembengkakan, dan warna merah) pada sendi-sendi tubuh yang dikeluhkan. Selain itu, secara fisik, gejala rematik juga berupa kaku sendi seperti osteoarthritis, hanya saja umumnya durasi dari kaku sendi RA berakhir setelah 30 menit.
Gejala-gejala yang parah dapat menyebabkan tonjolan nodul di kulit akibat penumpukan sel imun yang menyerang sendi pergerakan. Reaksi imun yang kuat juga dapat menyebabkan demam pada kasus-kasus tertentu.
Untuk mengetahui diagnosis penyakit ini secara keseluruhan, perlu dilakukan berbagai pemeriksaan lab seperti x-ray, mri, ultrasound, biopsi, atau cek darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberadaaan erosi tulang dan faktor imun rheumatoid, serta untuk memperoleh differential diagnosis dengan arthritis lainnya yang dicurigakan.
Sebagai penyakit autoimun yang memiliki banyak misteri, belum ditemukan treatment yang dapat menyembuhkan pasien secara 100%. Sejauh ini, rheumatoid arthritis hanya dapat diobati dengan memperlambat kerusakan yang disebabkan oleh imun tubuh dengan obat anti-inflamasi non-steroid, anti-rheumatic, atau corticosteroid. Oleh karena itu, disarankan untuk langsung segera diobati untuk mengurangi kerusakan jangka panjang akibat penyakit tersebut. Tindakan operasi yang dilakukan kepada penderita RA pun dilakukan hanya semata untuk memperbaiki kerusakan struktur tubuh yang disebabkan RA, sehingga tindakan operasi pun tidak dapat menghentikan penyebab dari kerusakan struktur tersebut.
3. Gout Arthritis
Gout arthritis, juga disebut sebagai "asam urat" oleh masyarakat awam, adalah tipe peradangan sendi yang disebabkan oleh kelainan penumpukan dari kristal monosodium urate (MSU) di jaringan tubuh, termasuk tulang rawan sendi. Gout sendiri sudah dikenal sejak zaman yunani kuno oleh Bapak Kedokteran Hippocrates. Oleh karena itu, penyakit gout ini juga salah satu penyakit peradangan sendi yang paling banyak dipahami dan paling mudah diobati. Prevalensi dari penyakit ini terdapat banyak pada orang yang mengalami obesitas, memiliki riwayat hipertensi, dan sering mengonsumsi alkohol
Gout sendiri memiliki onset gejala yang cukup lama. Kristal MSU yang berbentuk tajam seperti jarum tidak akan menimbulkan gejala hingga beberapa bulan atau bertahun-tahun. Namun, gejala yang akhirnya timbul secara tiba-tiba berupa reaksi inflamasi akut yang disebabkan oleh penyebaran kristal MSU ke dalam sendi. Secara fisik, gejala dapat berupa nyeri akut disertai dengan munculnya tonjolan-tonjolan (tophus) yang berisi tumpukan kristal tersebut disertai 4 tanda peradangan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Untuk mengetahui diagnosis dari penyakit ini secara tepat, perlu dilakukan pemeriksaan lab menggunakan mikroskop polarisasi untuk mencari keberadaan kristal MSU di cairan sendi penderita. Pemeriksaan x-ray juga dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan struktur akibat serangan asam urat tersebut.
Pengobatan dari penyakit ini berupa obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) saat serangan akut, obat penurun asam urat, dan terapi gaya hidup seperti pola makan, penurunan berat badan, menghentikan meminum alkohol, dan lain-lain. Selain itu, operasi pengangkatan asam urat dapat dilakukan apabila pengobatan sebelumnya belum berhasil.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.