Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafa Khumaira Azzahra

Prokrastinasi Akademik, Bagaimana Mengatasinya?

Eduaksi | Saturday, 10 Jun 2023, 09:12 WIB
sumber: freepik

Seringkah kalian menunda-nunda untuk mengerjakan tugas?

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan paling umum bagi semua kalangan, terutama pelajar. Ketika diberikan tugas sebagian orang mungkin akan langsung mengerjakannya dan sebagian lagiannya memilih untuk menunda mengerjakan tugas tersebut hingga mendekati tenggat waktu pengumpulan. Dalam istilah psikologi, kegiatan menunda tugas ini dikenal dengan sebutan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik merupakan kegiatan menunda untuk memulai ataupun menyelesaikan pekerjaan dengan melakukan aktivitas lain yang lebih tidak penting sehingga pekerjaan menjadi terhambat dan tidak maksimal.

Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang kita mendengar pelajar mengatakan bahwa dirinya tidak bersemangat mengerjakan tugasnya sebelum mendekati tenggat waktu pengumpulan. Hal ini tentu bukanlah hal yang baik untuk dijadikan kebiasaan sebab dapat memberikan pengaruh yang buruk terhadap kualitas pekerjaan yang dilakukan. Proktastinasi akademik ini sendiri dapat terjadi akibat beberapa faktor, yaitu:

1. Terlalu menginginkan hasil pekerjaan yang sempurna

Sebutan lainnya adalah perfeksionis. Keinginan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sempurna adalah keinginan semua orang. Namun, sisi perfeksionis ini, misalnya terlalu cemas berlebihan dalam memperhatikan detail-detail kecil yang sebenarnya tidak terlalu memengaruhi penilaian tugas tersebut, dapat menghambat seseorang menyelesaikan tugasnya. Karena terlalu fokus terhadap detail tersebutlah yang menyebabkan seseorang memilih untuk menunda menyelesaikan pekerjaannya dan lebih memilih mengerjakan kegiatan lain yang dirasa lebih sanggup diselesaikannya (toxic productivity).

2. Tidak memiliki motivasi yang kuat

Terkadang seseorang menunda pekerjaannya sebab tidak mengetahui untuk apa dia menyelesaikan tugas tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki motivasi dalam mengerjakan tugas walaupun sesederhana agar mempunyai waktu luang yang lebih banyak. Dengan adanya motivasi dapat menimbulkan perasaan yang bergairah dan bersemangat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Kewalahan dengan banyaknya pekerjaan lain yang dilakukan

Hal ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki banyak kegiatan di saat yang bersamaan dan tidak memiliki manajemen waktu yang baik sehingga bingung untuk menentukan prioritas yang harus dilakukan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, biasanya mereka berakhir tidak mengerjakan apa-apa karena kewalahan sendiri.

4. Takut untuk menghadapi kesulitan

Terlalu berorientasi pada hasil juga menjadi faktor seseorang melakukan prokrastinasi akademik. Ketakutan untuk mendapatkan hasil yang buruk atau gagal dapat membuat seseorang enggan untuk mengemban tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya.

5. Pengaruh teman sebaya

Faktor lain dari prokrastinasi akademik yaitu pengaruh teman sebaya. Ketika seseorang mengetahui bahwa tugas teman-temannya pun belum selesai maka hal tersebut dapat memengaruhi seseorang untuk menunda pekerjaannya karena berpikiran bahwa dia setidaknya memiliki teman dengan kondisi yang sama.

Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi prokrastinasi akademik? Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan.

1. Membuat To-Do-List

Susunlah kegiatan ataupun tugas-tugas yang akan kamu kerjakan, jangan lupa untuk mengurutkan sesuai dengan prioritas yang paling utama. Susunan to-do-list ini dapat disusun mengikuti beberapa metode, misalnya menggunakan metode SMART (Specific-Measurable-Attainable-Relevant-Time bound) ataupun dapat juga menggunakan metode 1-3-5. Pilihlah metode penyusunan to-do-list menyesuaikan kebutuhan kamu.

2. Mencari motivasi

Untuk menghindari prokrastinasi akademik akibat tidak adanya motivasi maka kamu dapat mencari alasan terlebih dahulu agar dapat termotivasi. Alasan yang kamu butuhkan bisa saja sesederhana karena kamu ingin menonton film, beristirahat lebih cepat, ataupun hanya karena kamu ingin memiliki waktu luang yang lebih banyak. Hal-hal sesederhana itu mungkin dapat membantu kamu lebih termotivasi menyelesaikan tugas-tugas yang kamu tunda kerjakan.

3. Manajemen waktu

Manajemen waktu sangat diperlukan agar kamu tidak membiasakan bermalas-malasan dan menunda tugas. Kamu bisa memulai untuk menghargai waktu yang kamu punya dengan mengatur skala prioritasmu. Misalnya, utamakan selesaikan pekerjaan yang penting dan sulit terlebih dahulu, kemudian disusul pekerjaan yang penting namun tidak terlalu sulit, lalu jadwalkan pekerjaan yang tidak terlalu penting namun sulit. Dengan manajemen waktu, kamu tahu kapan kamu harus memulai untuk mengerjakan tugas-tugasmu sehingga kamu tidak bingung dan kewalahan saat mendekati tenggat waktu pemgumpulan.

4. Realistis

Bereskpektasi terlalu tinggi terhadap tugas yang dikerjakan dapat menjadi penyebab kamu menunda pekerjaan. Oleh karena itu, dalam menyelesaikan pekerjaan kamu harus tahu bahwa penting untuk bersikap realistis. Dengan bersikap realistis, kamu dapat bekerja sesuai kemampuan kamu dan meminimalisir detail-detail tidak penting yang dapat membuang waktu kamu dalam menyelesaikan tugas.

5. Mengapresiasi diri

Setelah menyelesaikan tugas, jangan lupa untuk mengapresiasi diri. Apresiasi yang dilakukan tidak perlu yang mewah, kamu mungkin bisa mengapresiasi diri dengan membeli makanan/minuman favorit kamu ataupun menghabiskan waktu bersama teman. Hal ini bisa saja dapat membuat kamu lebih termotivasi untuk menyelesaikan tugas-tugas lainnya dan tidak lagi menundanya.

Prokrastinasi akademik jelas adalah hal yang buruk. Pekerjaan dan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab kita tidak dapat menyelesaikan dirinya dan apabila kita terus menerus menunda untuk mengerjakannya maka kita sendiri yang akan kesulitan nantinya. Oleh karena itu, usahakanlah agar tidak terjebak dalam lingkaran prokrastinasi ini.

Ditulis oleh Shafa Khumaira Azzahra

Mahasiswi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image