Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M. Hasan

Erick Thohir Tunjukkan Cara Lebih Elegan Bantu Perjuangan Palestina

Olahraga | Friday, 09 Jun 2023, 08:30 WIB
Foto: https://cdn-2.tstatic.net/

Ketua PSSI Erick Thohir kembali mendapat sorotan dari publik. Bahkan mulai dari ulama, tokoh, pengamat hingga publik Indonesia mengakui angkat topi atas langkah Erick ini. Yang pasti berupa sorotan positif dan penuh apresiatif.

Hal ini tak terlepas dari gebrakan kemanusiaan Erick Thohir yang ikut serta membantu perjuangan kemerdekaan Palestina. Langkah Erick ini bahkan dianggap lebih elegan. Titik tekannya terletak cara Erick yang berhasil mengemas bentuk solidaritas kemanusiaannya itu.

Kombinasi Elegan Kemanusiaan dan Olahraga

Aksi solidaritas kemanusiaan untuk Palestina diwujudkan dengan kongkrit lewat pertemuan timnas Indonesia versus Palestina di laga FIFA Matchday 14 Juni 2023. Di situ, Erick tidak hanya bertujuan menjadikan pertandingan persahabatan (friendly match) biasa, bukan hanya diorientasikan sebagai hiburan olahraga atau sekedar untuk uji kemampuan timnas saja. Tapi lebih dari itu, ada semangat dan nilai-nilai kemanusiaan untuk Palestina.

Ini menunjukkan bahwa Erick Thohir menyadari betul bahwa persoalan Palestina yang hingga saat ini masih mendapatkan perlakuan kurang ‘manusiawi’ dari Israel adalah persoalan yang terus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia lewat amanah institusi. Dari itu, Erick pun memberikan sinyal konsistensi untuk terus memperjuangkan masalah ini.

Bukan Menolak Israel, Tapi Kontribusi 10 Persen dari Hasil Penjualan Tiket untuk Palestina

Langkah kongkrit aksi kemanusiaan Erick Thohir lewat FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Palestina ini adalah dengan kebijakan bahwa 10 persen dari penjualan tiket akan disalurkan untuk membantu kemerdekaan Palestina. Ini kontribusi yang nyata melalui sepak bola atau olahraga.

Langkah ini menuai pujian lantaran beberapa hal. Pertama, di mata suporter sepak bola Indonesia, langkah ini tidak mengurangi keberadaan pertandingan sepak bola. Dengan kata lain, langkah ini justru menggunakan sepak bola (olahraga) untuk mendukung aksi-aksi kemanusiaan. Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di awal-awal saat banyak politisi yang menolak Israel untuk berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia sehingga membawa petaka batalnya Indonesia untuk jadi tuan rumah. Saat itu, tujuan politisi adalah sama-sama untuk mendukung kemerdekaan Palestina, tapi mereka salah dalam mengambil keputusan.

Kedua, menggunakan momentum olahraga untuk menyuarakan dan memberikan dukungan terhadap Palestina justru gaungnya menjadi semakin besar. Justru ini bisa lebih mudah untuk terdengar dan dilihat oleh masyarakat internasional terkait konsistensi Indonesia untuk terus menyuarakan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina dari Israel. Di sini Erick menunjukkan sisi kepemimpinannya yang elegan di mana ia mampu membaca situasi dengan tepat, momentum yang elegan, yang bisa lebih mudah didengar oleh masyarakat atau komunitas internasional.

PSSI Menjalankan Amanah Konstitusi

Paling penting diungkapkan di sini adalah bahwa PSSI tidak lagi sekedar menjadikan dirinya sebagai bagian dari sepak bola. Tapi ia melangkah lebih jauh sebagai bagian dari kemanusiaan pula tetapi melalui penguatan dan momentum olahraga sepak bola. Sehingga ini semakin menempatkan PSSI sejalan dengan semangat bangsa Indonesia untuk kemerdekaan dunia.

Kita tentu berharap ke depan terus akan ada momen-momen di mana sepak bola, nasionalisme, dan solidaritas kemanusiaan dapat terus dapat berjalan beriringan. Sebab olahraga kini semakin menjadi jembatan untuk menyuarakan sikap-sikap politik untuk kebaikan bersama dan aksi kemanusiaan. Erick Thohir telah membuka jalan baru untuk PSSI terus berbicara untuk kemanusiaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image