Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Diva Mu'zizat

Advokasi Pekerja Sosial Lansia: Tantangan Menuju Kualitas Hidup yang Lebih Baik

Politik | 2023-06-07 14:16:30
Desainby me: Canva

Penduduk Indonesia mengalami perubahan demografi yang signifikan, dengan meningkatnya jumlah lansia atau orang dewasa lanjut usia. Perubahan ini menghasilkan tantangan baru yang perlu diatasi untuk memastikan kualitas hidup yang baik bagi lansia. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi latar belakang, tantangan, dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia di Indonesia.

Latar belakang lansia di Indonesia terkait dengan beberapa faktor. Pertama, peningkatan harapan hidup telah mempengaruhi jumlah lansia. Perbaikan sistem perawatan kesehatan, aksesibilitas perawatan medis, dan peningkatan gizi telah mengakibatkan peningkatan harapan hidup di Indonesia. Akibatnya, jumlah lansia semakin bertambah karena mereka hidup lebih lama.

Selain itu, pertumbuhan populasi juga berkontribusi terhadap peningkatan jumlah lansia. Seiring dengan perubahan sosial dan ekonomi, Indonesia telah menjadi salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia. Dengan angka kelahiran yang menurun dan penurunan tingkat kematian, proporsi penduduk lansia semakin meningkat.

Tantangan yang dihadapi lansia di Indonesia sangat beragam. Pertama, perawatan kesehatan menjadi salah satu masalah utama. Infrastruktur perawatan kesehatan yang memadai dan sumber daya manusia terlatih masih terbatas. Akses terbatas ke layanan kesehatan yang terjangkau dan kurangnya pengetahuan tentang masalah kesehatan lansia menjadi isu penting yang perlu diatasi.

Selain itu, masalah sosial juga mempengaruhi kualitas hidup lansia di Indonesia. Lansia mungkin menghadapi isolasi sosial dan kurangnya dukungan keluarga. Perubahan pola hidup, urbanisasi, dan migrasi dari pedesaan ke perkotaan telah mengubah dinamika keluarga, sehingga lansia seringkali merasa terasing. Dukungan sosial dan program pemberdayaan lansia perlu ditingkatkan untuk mengurangi dampak negatif isolasi sosial.

Aspek ekonomi juga menjadi tantangan bagi lansia di Indonesia. Setelah pensiun, banyak lansia mengalami penurunan pendapatan dan ketidakstabilan ekonomi. Beberapa di antaranya menghadapi risiko kemiskinan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Program perlindungan sosial yang lebih luas dan kesempatan kerja untuk lansia dapat membantu meningkatkan kehidupan ekonomi mereka.

Namun, dalam menghadapi tantangan tersebut ada sebuah profesi yang khusus menangani masalah sosial, yaitu pekerja sosial. Pekerja sosial adalah para profesional yang berdedikasi untuk membantu individu dan kelompok yang rentan dan membutuhkan dukungan sosial. Dalam konteks lansia, pekerja sosial memainkan peran penting dalam mengadvokasi kepentingan lansia, mendorong perubahan sosial, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang isu-isu yang dihadapi oleh kelompok ini.

Salah satu aspek advokasi pekerja sosial terhadap lansia adalah memperjuangkan hak-hak mereka. Lansia memiliki hak yang sama seperti yang dimiliki oleh kelompok usia lainnya. Pekerja sosial berperan dalam memastikan bahwa hak-hak ini diakui dan dihormati. Mereka bekerja untuk menghilangkan diskriminasi dan memperjuangkan keadilan sosial bagi lansia, termasuk hak atas perawatan kesehatan yang memadai, aksesibilitas lingkungan yang ramah lansia, dan perlindungan terhadap kekerasan atau penelantaran.

Selain itu, pekerja sosial juga berperan dalam memperjuangkan akses lansia terhadap sumber daya dan layanan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Mereka bekerja sama dengan pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat untuk memperjuangkan perhatian dan alokasi sumber daya yang memadai bagi lansia. Ini termasuk upaya untuk meningkatkan akses lansia terhadap perawatan kesehatan, perumahan yang sesuai, transportasi yang dapat diakses, dan program sosial yang relevan.

Selain itu, pekerja sosial juga melibatkan lansia dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi hidup mereka. Mereka mempromosikan partisipasi aktif lansia dalam pengembangan kebijakan publik dan program-program yang relevan. Pekerja sosial bekerja untuk memastikan bahwa suara lansia didengar dan dihargai dalam proses pembuatan keputusan yang berdampak pada mereka. Dengan melibatkan lansia dalam pengambilan keputusan, pekerja sosial membantu membangun masyarakat yang inklusif dan menghargai kontribusi lansia.

Selain upaya advokasi, pekerja sosial juga berperan dalam memberikan dukungan sosial dan emosional kepada lansia. Mereka bekerja secara langsung dengan individu dan keluarga lansia untuk membantu mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Pekerja sosial dapat memberikan konseling, memberikan informasi dan edukasi.Selain upaya advokasi, pekerja sosial juga berperan dalam memberikan dukungan sosial dan emosional kepada lansia. Mereka bekerja secara langsung dengan individu dan keluarga lansia untuk membantu mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Pekerja sosial dapat memberikan konseling, memberikan informasi dan edukasi tentang perawatan diri dan manajemen kesehatan, serta memberikan dukungan emosional dalam menghadapi perubahan hidup yang terkait dengan penuaan.

Pekerja sosial juga berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, seperti layanan kesehatan, lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan keluarga lansia. Melalui kerjasama ini, mereka membangun jaringan dan sinergi untuk meningkatkan layanan dan dukungan bagi lansia. Mereka juga berperan dalam mendukung pengembangan program-program intervensi yang sesuai dengan kebutuhan lansia, seperti program kesehatan, program kegiatan sosial, dan program pemberdayaan.

Selain itu, pekerja sosial juga berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang isu-isu yang dihadapi lansia. Mereka bekerja untuk menghilangkan stereotip dan stigma yang terkait dengan penuaan. Pekerja sosial berperan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya peran lansia dalam masyarakat, serta mendorong penghormatan dan pengakuan terhadap kontribusi mereka.

Tantangan yang dihadapi oleh pekerja sosial dalam melakukan advokasi untuk lansia adalah kurangnya sumber daya dan dukungan yang memadai. Keterbatasan anggaran dan akses terhadap pelatihan dan pengembangan profesional dapat membatasi kemampuan pekerja sosial dalam memberikan dukungan yang optimal kepada lansia. Selain itu, tantangan sosial dan budaya, seperti stereotip negatif tentang lansia, juga dapat menghambat upaya advokasi.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi dan koordinasi yang kuat antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat sipil. Peningkatan akses terhadap sumber daya, pendidikan dan pelatihan bagi pekerja sosial, serta kesadaran masyarakat yang lebih baik tentang isu-isu lansia dapat meningkatkan efektivitas advokasi pekerja sosial.

Secara keseluruhan, advokasi pekerja sosial terhadap lansia adalah upaya penting untuk memperjuangkan kualitas hidup yang lebih baik bagi kelompok ini. Melalui upaya ini, pekerja sosial dapat memastikan bahwalansia mendapatkan hak-hak mereka diakui, akses terhadap sumber dayayang memadai, partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, dukungan sosial dan emosional,serta pemahaman masyarakat yang lebih baik tentang kontribusi lansia dalam masyarakat. Dengan advokasi yang kuat, lansia dapat menjalani kehidupan yang bermakna, bermartabat, dan berkualitas.

*)

Muhammad Diva Mu'zizat

Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image