Bullying, Virus Generasi Sakit
Info Terkini | 2023-06-07 05:06:57
Beberapa pekan terakhir, viral kasus bullying terjadi. MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya. Kakek korban, HY mengatakan, usai kejadian yang terjadi di sekolah itu cucunya tersebut sempat mengeluh sakit. Korban mengalami kritis selama tiga hari dan dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan dokter, korban mengalami luka pada bagian organ dalamnya yaitu mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak. Kasus bullying ini bukan hanya sekali ini saja, tapi sudah terus berulang kali. Fenomenal bullying adalah fenomena yang sangat mengerikan.
Mayoritas pelakunya dari kalangan remaja bahkan anak-anak. Sejatinya remaja saat ini dirusak dari segala arah. Mulai dari serangan sekularisme liberal yang memisahkan agama dari kehidupan sampai kebebasan dalam menjalani kehidupan. Kebebasan yang di maksud adalah kebebasan dalam berpikir dan bertingkah laku. Di sisi lain, derasnya informasi dari media dengan konten-konten kekerasan, mulai dari film sampai game yang akhirnya mudah di tiru dalam kehidupan nyata.
Selain pengaruh media yang begitu besar, dunia pendidikan kita saat ini tidak mampu berkontribusi menyudahi permasalahan ini. Siswa hanya sekedar tahu dengan materi-materi yang sudah disampaikan, prestasi demi prestasi dibanggakan, tapi jauh dari pembentukan kepribadian dan akhlak terpuji. Inilah buah dari sistem pendidikan sekuler. Maka wajar jika kerusakan pada remaja terus terjadi.
Islam Menjaga Generasi
Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur terkait persoalan ini. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam surat Al-Hujurat ayat 11 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."Dari ayat di atas sangat jelas bahwa kita semua itu memiliki derajat yang sama di mata Allah subhanahu wa ta'ala. Ukuran tinggi derajat seseorang menurut pandangan Islam bukan di tentukan oleh warna kulit, bahasa, jenis kelamin, dan kebangsaannya. Tetapi ditentukan oleh ketakwaannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Dalam pandangan Islam, pembentukan karakter generasi adalah hal yang sangat utama. Islam memiliki seperangkat aturan yang sempurna untuk menjaga remaja. Penanaman akidah dan ilmu agama sedari kecil sudah di tanamkan. Terbukti selama berabad-abad mampu mencetak generasi rabbani yang bersyaksiyah Islamiyah (berkepribadian Islam). Maka tidak akan terjadi lagi kasus bullying jika semua remaja berkepribadian Islamiyah. Dengan demikian, sudah saatnya kita campakkan sistem sekuler-liberal dan kembali kepada syari'at Islam dalam naungan Khilafah Islamiyah. Wallahu'alam bisshowwab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.