Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aditya Idris

Aksesibilitas Wilayah untuk Data Pertanian yang Berkualitas: Peluang dan Tantangan Sensus Pertanian

Edukasi | Tuesday, 06 Jun 2023, 17:22 WIB

Tahun 2023 merupakan tahun dimana Sensus Pertanian ke-7 diadakan, setelah terakhir dilakukan 10 Tahun yang lalu yakni Tahun 2013. Sensus Pertanian bertujuan untuk menghasilkan data yang akurat dan berkualitas serta sebagai representatif untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi sektor pertanian di Indonesia. Data yang dikumpulkan melalui Sensus Pertanian sangat penting dalam menilai kesehatan dan perkembangan sektor pertanian serta dapat membantu Pemerintah dalam melakukan perencanaan kebijakan daan pengambilan keputusan yang berhubungan sektor pertanian.

Kualitas data yang dihasilkan penting untuk dapat merumuskan kebijakan yang tepat guna mendorong pertumbuhan serta pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan.

Guna memperoleh dan menyediakan data yang lebih terperinci mengenai pertanian di seluruh Indonesia, Sensus Pertanian 2023 menjadi kesempatan yang baik. Sensus pertanian dirancang agar dapat mengumpulkan informasi yang komprehensif mengenai sektor pertanian, termasuk di dalamnya identifikasi lokasi serta karateristik pertanian di seluruh wilayah Negara.

Terselenggaranya Sensus Pertanian 2023 bukan tanpa tantangan dan hambatan dalam proses terlaksananya kegiatan ini. Salah satu faktor penghambat yang menjadi tantangan dari kegiatan Sensus Pertanian 2023 adalah Aksesibilitas wilayah di Indonesia. Aksesibilitas wilayah mengacu pada kesulitan yang mungkin dialami dalam mencapai antar wilayah serta interaksi antar wilayah. Keadaan ini melibatkan akses fisik, infrastruktur serta layanan yang dapat mempengaruhi kemampuan dalam memasuki, melakukan komunikasi atau berinteraksi dengan wilayah tersebut.

Aksesibilitas wilayah di Indonesia terkait dengan Sensus Pertanian 2023 dapat menjadi tantangan tersendiri, karena Negara ini memiliki keragamana geografis serta kondisi infrastruktur yang beragam. Beberapa wilayah di Indonesia termasuk dalam wilayah terpencil bahkan “Terisolasi” seperti daerah pegunungan, pulau terpencil serta daerah perbatasan. Kondisi infrastruktur dari sisi transportasi serta ketersediaan akses teknologi dan komunikasi juga menjadi faktor yang mempengaruhi aksesibilitas wilayah di Indonesia dalam mendapatkan data sensus pertanian yang berkualitas.

Aksesibilitas wilayah memainkan peranan penting dalam pengembangan serta pemerataan pembangunan di Negara Indonesia. Tantangan dalam aksesibilitas wilayah, terutama wilayah terpencil dapat memberikan pengaruh terhadap layanan dasar, peluang ekonomi serta kualitas hidup masyarakat. Maka dari itu, penting untuk memahami dan mengatasi tantangan aksesibilitas ini guna memastikan pemerataan serta pembangunan yang inklusif.

Aksesibilitas Wilayah dan Kualitas Data Pertanian

Aksesibilitas wilayah memiliki hubungan yang erat terhadap kualitas data pertanian yang dikumpulkan dalam Sensus Pertanian 2023. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan pada Sensus Pertanian terkait aksesibiltas wilayah diantaranya.

1. Representativitas Sampel. Aksesibilitas wilayah yang buruk dapat membuat kesulitan dalam mencapai wilayah terpencil guna mengumpulkan data yang diinginkan. Data yang dikumpulkan cenderung tidak representatif secara Geografis dan dapat menyebabkan bias dalam analisis serta penilaian mengenai kondisi sektor pertanian secara keseluruhan.

2. Respons Pelaku Pertanian yang Kurang. Wilayah yang sulit untuk dijangkau, baik secara fisik maupun dari sisi akses komunikasi yang terbatas dapat menyebabkan kesulitan dalam melakukan komunikasi dengan petani sebagai pelaku pertanian. Hal ini juga dapat mengakibatkan rendahnya respons petani dalam memberikan data yang diperlukan dalam Sensus. Hal ini tentu saja dapat mengurangi kualitas data serta keakuratan data yang dikumpulkan karena kurangnya partisipasi petani.

3. Ketidakseimbangan Data. Aksesibilitas wilayah yang tidak merata dapat mengakibatkan terjadinya ketidak-seimbangan data yang dikumpulkan. Hal ini terjadi karena wilayah terpencil akan kurang terwakili dalam sensus, sedangkan wilayah yang mudah dijangkau cenderung akan memiliki lebih banyan data yang terkumpul. Ini dapat menyebabkan adanya perbedaan dalam analisis data serta evaluasi sektor pertanian antara wilayah yang mudah dijangkau dengan wilayah terpencil.

4. Ketidaklengkapan Data. Aksesibilitas wilayah cenderung akan mempersulit petugas sensus dalam mengumpulkan data yang lengkap. Petuga sensus mungkin akan sulit dalam mencapai semua Rumah Tangga Pertanian di wilayah terpencil sehingga tidak dapat melengkapi semua informasi yang dibutuhkan. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya data yang diperlukan untuk analisis yang akurat dan komprehensif.

Peluang yang Dapat Dimaksimalkan

Tantangan yang mungkin timbul dalam upaya pengumpulan data dari wilayah terpencil pada Sensus Pertanian 2023 tentunya harus dibarengi dengan strategi dalam memaksimalkan peluan yang ada, guna mengatasi hambatan pada Sensus Pertanian 2023 sehingga dapat menghasilkan data yang lebih komprehensif serta dapat mewakili seluruh sektor pertanian, termasuk wilayah terpencil.

Beberapa langkah kongkrit yang dapat dilakukan berdasarkan peluang yang ada ditambah dengan pengalaman terkait Sensus Pertanian yang dilakukan sebelumnya dalam menghadapi tantangan dan hambatan aksesibilitas di wilayah terpencil diantaranya.

1. Pemetaan Wilayah Terpencil. Hal terpenting dan paling awal yang dapat dilakukan adalah melakukan pemetaan yang komprehensif terhadap wilayah-wilayah terpencil yang tersebar di seluruh Indonesia. Identifikasi wilayah terpencil yang memerlukan perhatian khusus dapat memungkinkan adanya perencanaan yang jauh lebih baik serta melakukan pengalokasian sumber daya yang tepat sesuai dengan karateristik wilayah yang ada.

2. Pelibatan Pihak Lokal Terkait. Penting untuk melakukan kolaborasi antara pelaku Sensus Pertanian 2023 dengan pihak lokal yang terkait seperti kelompok tani, lembaga pemerintahan daerah serta lembaga non-pemerintah yang terdapat di wilayah terpencil. Dengan adanya kerjasama ini, memungkinkan dalam memperoleh informasi serta bantuan guna mengindentifikasi petani, mengorganisir pertemuan serta dapat memfasilitasi dalam proses pengumpulan data terkait Sensus Pertanian 2023.

3. Pelatihan Khusus Petugas Lapangan. Pelatihan khusus bagi petugas lapangan yang bertugas di wilayah terpencil secara komprehensif harus dilakukan guna mengatasi tantangan yang kemungkinan didapatkan saat bertugas dalam pengumpulan data di wilayah tersebut. Pelatihan ini dapat berupa tantangan khusus yang ada di wilayah terpencil, metode pengumpulan data yang tepat serta dibekali keterampilan komunikasi yang baik. Pelatihan khusus ini dapat diterapkan dalam membantu petugas lapangan dalam beradaptasi dengan lingkungan yang sulit sehingga dapat meningkatkan kualitas data yang dikumpulkan.

4. Pendekatan Multichannel dalam Pengumpulan Data. Pemanfaatan sistem multichannel dalam mengumpulkan data dalam Sensus Pertanian 2023 dapat menjadi alternatif baru dalam mengatasi tantangan aksesibilitas wilayah. Selain mengumpulkan data dengan metode wawancara langsung, memanfaatkan teknologi seperti suvey online, aplikasi selular atau SMS menjadi metode yang dapat dicoba. Hal ini memungkinkan petani di wilayah terpencil untuk dapat melaporkan data mereka sendiri.

5. Penggunaan Petugas Lokal. Mempekerjakan petugas lokal sebagai petugas dalam Sensus Pertanian 2023. Meskipun hal ini sudah dilakukan, namun sepertinya masih kurang maksimal. Penggunaan petugas lokal yang berasal dari wilayah terpencil atau memiliki pengetahuan lokal menjadi solusi yang efektif. Pemahaman mereka mengenai wilayah terpencil, bahasa yang digunakan dan budaya lokal memungkinkan interaksi yang lebih baik dengan petani guna mendapatkan data yang lebih akurat.

Dengan menerapkan langkah konkret tersebut, diharapkan Sensus Pertanian 2023 dapat mengatasi tantangan aksesibilitas wilayah terpencil dan mendapatkan data yang berkualitas, akurat dan representatif. Penting bagi Pemerintah dan pihak terkait dalam merencanakan dan melaksanakan strategi yang tepat dalam memaksimalkan kegiatan Sensus Pertanian 2023 demi Pertanian Indonesia yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image