Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Abdul Rojak Lubis

Primadona Kehidupan

Agama | Monday, 05 Jun 2023, 21:34 WIB

Dalam kehidupan manusia erat kaitannya dengan dunia dan perhiasannya. Semua orang membutuhkannya. Perhiasan dunia berupa harta, tahta, dan wanita selalu menjadi primadona dalam kehidupan manusia. Perhiasan dan kenikmatan duniawi merupakan kebutuhan hidup manusia. Allah SWT juga menganjurkan selain mencari bekal akhirat, jangan melupakan bagiannya di dunia ini (QS. al-Qasas [28]: 77).

Dunia dan perhiasannya bagaikan magnet, ia akan menampilkan aura yang memikat, memesona, dan menggoda manusia. Manusia yang berideologi materialisme dan hedonisme menganggap dunia-lah segalanya. Sehingga berbagai macam usaha dan upaya dilakukan untuk memilikinya. Bahkan, sering mengambil jalan pintas, menghalalkan segala cara, asalkan tujuan tercapai.

Tak bisa dipungkiri, tak seorang manusia pun yang ingin hidupnya hina, sengsara, dan menderita. Namun, perlu diketahui bahwa dunia hanya sekadar washilah untuk akhirat. Jangan kita tertipu dengan kemolekannya. Sebab, perhiasan dunia hanya kenikmatan semu, fatamorgana atau imitasi. Dunia tidak pernah memberikan kepuasaan yang abadi.

Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya anak adam diberi sebuah lembah penuh dengan emas, niscaya ia masih menginginkan yang kedua. Seandainya ia diberi dua lembah, niscaya ia menginginkan yang ketiga. Tidak ada yang dapat memenuhi perut anak adam, kecuali tanah. Dan Allah mengampuni orang yang bertaubat (kepada-Nya).” (HR. Bukhari, Muslim dan at-Tirmizi).

Foto dikutip dari kompasiana.com

Seandainya sudah punya motor, ingin punya mobil. Sudah punya mobil, ingin punya pesawat. Seandainya sudah jadi walikota, ingin jadi gubernur. Sudah jadi gubernur, ingin jadi presiden. Begitu juga halnya, memiliki seorang istri yang cantik, masih tetap juga ingin menambah istri (poligami). Manusia tak ada puasnya, jika memperturutkan hawa nafsunya.

Perhiasan dunia selalu menggoda, ia akan mengikat dan membelenggu manusia yang berambisi. Jika tidak disikapi dengan keimanan maka akan mengundang petaka. Sebab, perhiasan dan kenikmatan duniawi berupa harta, tahta, dan wanita dapat memicu kejahatan-kejahatan baru, seperti, rakus, bakhil, korupsi, manipulasi, pemerkosaan dan pembunuhan.

Kejahatan ini muncul hanya sekadar ingin mendapatkan kenikmatan duniawi saja. Mereka menganggap bahwa episode kehidupan hanya di dunia ini saja, tidak ada lagi episode kehidupan di akhirat setelah kematian dan hari berbangkit (QS. al-An’am [6]: 29).

Sebagai mukmin sejati menganggap bahwa dunia hanya sebatas permainan dan senda gurau belaka. Mereka akan memanfaatkan perhiasan dunia sebagai sarana atau washilah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan kenikmatan abadi (akhirat).

Allah berfirman dalam Alqur’an: “Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. al-Hadid [57]: 20). Untuk itu, tak perlu mati-matian untuk mencari dan memilikinya. Bekal hidup di akhiratlah yang harus kita investasikan sebanyak-banyaknya. Dunia ini hanya sementara, akhiratlah kehidupan yang kekal dan abadi.

Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Dunia ini seperti bayanganmu, jika engkau berhenti bayanganmu pun berhenti, jika engkau mengejarnya ia akan terus berlari menjauh.”

Wallahu a’lam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image