Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nabiila yulianni putri

Ramalan Jayabaya Kian Jadi Nyata

Eduaksi | 2021-12-25 16:02:11
Beberapa bait isi Ramalan Jayabaya

Tahukah kamu ratusan tahun lalu di bumi Nusantara ini banyak sekali kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri? Dari kerajaan pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Kutai di tepi Sungai Mahakam yang ditandai dengan adanya peninggalan berupa Prasasti Yupa sebagai bentuk berakhirnya masa praaksara di Indonesia, kemudian seiring dengan berkembangnya teknologi dan zaman, muncul kerajaan lainnya baik bercorak Hindu, Buddha, maupun Islam. Banyak sekali peninggalan-peninggalan yang diwarisi sebagai bentuk peradaban bumi pertiwi di zaman dahulu yang terus dijaga dan dilestarikan hingga saat ini. Salah satunya ialah Kerajaan Kediri. Kerajaan ini merupakan satu dari sekian banyak kerajaan yang beraliran Hindu di Nusantara. Kerajaan yang berdiri pada abad ke-11 ini meninggalkan banyak peninggalan seperti Prasasti Jepun dan Candi Penataran. Dibalik itu, terdapat peninggalan berupa ramalan yang tetap dilestarikan secara turun-menurun oleh para pujangga.

Prabu Jayabaya sang pemimpin Kerajaan Kediri yang bergelar Sri Maharaja Sri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digjayottunggadewanama Jayabhayalancana melahirkan Jangka Jayabaya yang memuat ramalan dalam tradisi Jawa. Hingga kini, ramalan ini masih diyakini oleh sebagian orang karena beberapa bait di ramalan tersebut yang terbukti di masa sekarang.

Lahirnya Jangka Jayabaya

Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya saat dipimpin oleh Prabu Jayabaya. Di bawah kepemimpinannya, tak hanya wilayah saja yang terus berkembang akan tetapi sastra pun turut berkembang pesat. Berdasarkan pada bait pertama Kitab Musasar yang dibuat oleh Sunan Giri Prapen, ia menyatakan bahwa Jangka Jayabaya atau Ramalan Jayabaya dibuat oleh Prabu Jayabaya. Meskipun begitu, tak sedikit orang yang tetap meragukan keasliannya dikarenakan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang merupakan dua pujangga pada zaman itu sama sekali tidak membahas Jangka Jayabaya dalam karyanya seperti Kakawin Baratayuddha, Kakawin Hariwangsa, dan Kakawin Gatotkacasraya.

Kereta Tak Berkuda, Jawa Bergelang Besi, Perahu Angkasa

“Mbesuk yen ana kereta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang” (Prabu Jayabaya)

Kutipan di atas merupakan salah satu ramalan Prabu Jayabaya yang terkenal, yaitu ramalan mengenai keadaan transportasi di masa depan. Jika diartikan, ramalan tersebut memiliki makna bahwa akan ada kereta yang bergerak tanpa kuda, yaitu mobil yang dapat kita gunakan saat ini. Lalu Tanah Jawa yang bergelang besi memiliki makna bahwa Pulau Jawa akan dilalui oleh rel-rel kereta yang terbuat dari besi. Kemudian, akan ada perahu di angkasa atau yang saat ini kita sebut dengan pesawat sebagai moda transportasi udara di masa sekarang. Ramalan ini cukup membuat terkejut, bagaimana bisa ramalan dari zaman baheula terbukti kebenarannya di zaman sekarang.

Korupsi Merajalela

“akeh janji ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe.” (Prabu Jayabaya)

Ramalan Jayabaya di atas memiliki arti bahwa banyak janji yang tidak dipatuhi dan banyak orang yang melanggar sumpahnya sendiri. Hal ini sangat mencerminkan sekali dengan kondisi zaman sekarang bahwa banyak sekali orang yang memiliki wewenang tetapi ingkar dengan janjinya sendiri. Kalimat sumpah janji bagaikan kalimat sakral tak bermakna. Setiap tahunnya pasti banyak sekali kasus-kasus korupsi yang turut menghiasi media massa bahkan menjadi fenomena yang tidak mengherankan khalayak masyarakat.

Pasar Kehilangan Suara

Pada zaman dahulu, suara keramaian pasar dapat didengar walaupun berjarak 5 km dari lokasi. Tetapi dalam Jangka Jayabaya, sang penulis, yaitu Prabu Jayabaya meramalkan bahwa di masa yang akan datang suara ramai pasar sudah tidak bisa didengar lagi dalam radius 5 km. Hal ini memang terjadi di masa sekarang terlebih saat ini sudah ada e-commerce yang merajalela dan dapat melengkapi kebutuhan kita tanpa perlu pergi ke pasar.

No-To-No-Go-Ro

Ramalan Notonogoro (menata negara) merupakan ramalan mengenai pemimpin negeri ini dan menjadi salah satu ramalan yang tersohor. Ramalan ini diduga merujuk kepada tujuh pemimpin yang akan menata Nusantara. Sejauh ini menurut spekulasi para ahli, Presiden Soekarno dan Soeharto sangat mendekati dengan Ramalan Notonogoro ini.

Referensi

Khumaini, Anwar. 2015. 9 Ramalan Jayabaya yang terbukti kebenarannya. Https://www.merdeka.com/peristiwa/9-ramalan-jayabaya-yang-terbukti-kebenarannya.html (diakses tanggal 22 Desember 2021)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image