Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rezqia Aulia Hanum

Pengorbanan Tenaga Kesehatan dalam Memerangi Virus Covid-19

Eduaksi | 2021-12-25 15:32:41
pixabay

Dunia saat ini sedang digemparkan dengan pandemi virus Covid-19. Virus ini ditemukan pertama kali di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Kepanikan masyarakat bertambah karena sampai saat ini para peneliti masih belum mengetahui dengan benar dari mana asal-usul virus Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkategorikan virus Covid-19 sebagai pandemi dikarenakan penyebaran virus yang sangat mudah menular dan semakin meluas ke seluruh dunia.

Peningkatan kasus infeksi virus Covid-19 semakin bertambah setiap harinya. Diketahui, jumlah kasus infeksi penularan virus corona sudah mencapai 278.000.000 juta kasus dan kemungkinan besar akan mengalami penambahan karena ditemukannya varian baru virus ini yaitu varian omicron. Sedangkan di Indonesia sendiri kasus infeksi virus Covid-19 sudah menyentuh angka 4,26 juta kasus aktif.

Segala upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 masih terus dilakukan baik dalam bentuk kebijakan pemerintah maupun kesadaran dari masing-masing masyarakat. Bisa kita lihat sendiri dalam satu tahun kebelakang, pemerintah gencar menerapkan pembatasan sosial dan aktivitas masyarakat guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Selain itu, protokol kesehatan juga sangat diperketat seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Percepatan vaksinasi kepada seluruh masyarakat juga dilakukan untuk mencapai kekebalan kelompok atau biasa disebut Herd Immunity.

Seperti kita ketahui bersama, penanganan virus Covid-19 tidak terlepas dari pengorbanan tenaga kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam memerangi virus ini. Di masa pandemi ini, para tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan untuk melawan Covid-19. Selain itu, tenaga kesehatan juga dianggap dapat memberikan inovasi serta menciptakan strategi percepatan penanganan Covid-19.

Tidak sedikit tenaga kesehatan yang harus gugur dalam menjalankan tugas menolong dan menyelamatkan ribuan bahkan jutaan korban serangan virus Covid-19. Jika menelisik lebih dalam, hal ini bisa terjadi karena kurangnya APD (Alat Pelindung Diri) pada faskes non-rujukan seperti Puskesmas. Pada awal lonjakan kasus positif, ketersediaan dan kualitas APD (Alat Pelindung Diri) tidak sebanding dengan jumlah pasien saat itu. Kebanyakan APD (Alat Pelindung Diri) dimodifikasi dari jas hujan atau kantong plastik dimana ketahanannya tidak bisa mencegah virus sampai dengan 100%. Kejujuran pasien juga menjadi faktor lain mengapa tenaga kesehatan dapat tertular virus ini. Banyaknya kasus tanpa gejala membuat pemeriksaan terhadap pasien tidak masuk ke dalam kategori Orang Dalam Pengawasan (PDP) sehingga rentan terjadinya penularan virus terhadap tenaga kesehatan.

Para tenaga kesehatan layak diberikan apresiasi sebesar-besarnya atas pengorbanan mereka. Contoh hal sederhana untuk mengapresiasi pengorbanan tenaga kesehatan adalah taat terhadap protokol kesehatan. Pemerintah juga ikut andil dalam pemberian apresiasi terhadap tenaga kesehatan, diantaranya pemberian insentif dan pemberian santunan kepada tenaga kesehatan yang gugur saat menjalankan tugas.

Para tenaga kesehatan tetap berdedikasi memberikan pelayanan yang terbaik meski taruhannya adalah nyawa mereka sendiri. Banyak dari para tenaga kesehatan rela tidak pulang kerumah sampai berbulan-bulan lamanya karena khawatir akan menularkan virus kepada anggota keluarga.

Pandemi ini tidak akan berakhir apabila tidak ada kerjasama yang baik antara seluruh rakyat Indonesia dengan pemerintah. Kebijakan pemerintah juga harus didukung dengan peran aktif masyarakat dalam bergotong-royong untuk menyelesaikan permasalahan pandemi di Indonesia. Pemahaman bahwa baik dari kebijakan pemerintah, pengorbanan tenaga kesehatan bahkan kerjasama dari masyarakat itu sendiri adalah untuk kepentingan rakyat dan negara bukan untuk diri sendiri.

Maka dari itu, mari terus bersama-sama memberikan semangat dan motivasi baik terhadap sesama masyarakat, tenaga kesehatan dan pemerintah agar pandemi ini bisa segera teratasi. Karena sekuat apapun upaya pemerintah dalam membuat kebijakan tidak akan memberikan dampak positif apabila tidak dibarengi dengan kedisiplinan masyarakat dan tenaga kesehatan dalam menerapkan protokol kesehatan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image