Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arsanti Nabilah Maheswari

Productive Procrastination, Baik dan Buruknya

Gaya Hidup | Saturday, 03 Jun 2023, 23:46 WIB

Prokrastinasi adalah perilaku yang sering dijumpai pada semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Istilah prokrastinasi boleh jadi terdengar asing bagi sebagian orang. Prokrastinasi sendiri merupakan perilaku menunda pekerjaan pada individu dan kerap kali dikaitkan dengan rasa bermalas-malasan. Bahkan, saat ini, prokrastinasi sudah seperti dianggap budaya yang wajar. Pada mahasiswa, prokrastinasi terjadi karena mereka menganggap tenggat yang diberikan masih lama. Prokrastinasi mempunyai banyak faktor, yaitu dari faktor individu dan faktor luar. Faktor individu ini datang dari kurangnya kemauan yang kuat dari diri sendiri untuk segera menyelesaikan tugas, sedangkan faktor eksternal datang dari pengaruh lingkungan sekitar dan kegiatan sejenis yang dipandang lebih penting dari tugas yang diberikan.

Prokrastinasi memiliki berbagai macam bentuk, seperti active procrastination dan productive procrastination. Active procrastination merupakan perilaku menunda suatu pekerjaan dan mulai mengerjakannya saat mendekati batas waktu. Active procrastination menggunakan rasa stres untuk dijadikan motivasi menyelesaikan tugas. Sementara itu, productive procrastination sering dilakukan berbagai orang, tetapi sering tidak disadari. Productive procrastination membuat seseorang menunda mengerjakan tugas pentingnya dengan melakukan aktivitas lain yang tidak urgent. Hal ini terjadi karena saat menyadari mempunyai kewajiban atau tugas, individu akan merasa terbebani, tertekan sehingga melakukan aktivitas yang lain untuk menghilangkan perasaan negatif tersebut. Individu tidak dapat membedakan hal apa yang harus didahulukan dan diutamakan daripada yang lain.

Productive procrastination dapat berbentuk dari hal yang kecil hingga besar. Misalnya, dalam skala kecil, saat enggan mengerjakan tugas presentasi dari dosen, individu menunda menyelesaikannya dengan membersihkan rumah, membereskan barang-barang di kamar, malah belajar bahasa asing, dan sebagainya. Selain itu, ketika ada tugas mengumpulkan laporan praktikum, individu malah menundanya dengan membersihkan file-file yang terdapat di perangkat elektroniknya. Dalam skala besar, goals yang ingin dicapai adalah lulus sarjana tepat waktu. Akan tetapi, individu memilih mengikuti kegiatan magang atau kerja sukarela dibanding menuntaskan skripsinya. Individu mungkin memilih melakukan kegiatan tersebut karena dirasa waktu yang diperlukan lebih pendek dari waktu untuk mengerjakan tugas pentingnya.

Sisi negatif dari productive procrastination adalah individu menjadi tidak sadar telah tidak memperhatikan tugas atau pekerjaan yang dimiliki secara detail sehingga dapat berpengaruh pada hasilnya nanti, yaitu menjadi kurang maksimal. Sisi negatifnya yang pertama adalah membuat individu terus menerus mencoba untuk menghindari tugas terpentingnya. Apabila hal ini dibiarkan, lama-kelamaan tugas terpenting tersebut semakin menumpuk dan tidak terselesaikan karena melewati tenggat yang sudah diberikan. Sisi negatif yang kedua adalah menyebabkan adanya stres pada individu. Sisi negatif yang ketiga adalah individu makin tidak ingin mengalahkan perilaku proktastinasinya. Individu makin sibuk melakukan aktivitas lain dan merusak keproduktifan individu. Selain itu, ketika mendekati batas waktu, individu menjadi tergesa-gesa.

Sebagian besar orang menganggap bahwa productive procrastination terkesan memiliki sisi negatif saja. Akan tetapi, productive procrastination justru memiliki sisi positif juga karena orang yang melakukan productive procrastination bergelut dengan hal-hal yang produktif. Selain itu, sisi positifnya adalah membuat seseorang lebih termotivasi untuk mempersiapkan diri mengerjakan tugas yang dihindari, serta tetap dapat melakukan hal yang bermanfaat daripada hanya santai, bermalas-malasan, scroll TikTok, Instagram, Twitter, dll.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan supaya tugas dapat diselesaikan dengan baik, meskipun telah melakukan productive procrastination, yaitu membuat skala prioritas dan to-do list yang berisi daftar kegiatan apa saja yang harus diselesaikan dan melakukannya dari kegiatan yang dirasa paling mudah hingga paling sulit dan menentukan durasi pengerjaannya. Cara kedua adalah membangun ambiance atau suasana yang nyaman dengan merapikan tempat kerja atau belajar dan menyingkir dari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi, misalnya menjauh dari handphone, laptop, TV.

Productive procrastination dapat dikurangi atau diatasi dengan beberapa tips yang dapat diterapkan pada individu. Tips pertama adalah menyederhanakan target menjadi beberapa tahapan sehingga tidak terasa berat dilakukan. Individu dapat memberi hadiah kepada diri sendiri jika dapat memenuhi target dan memberi hukuman jika tidak dapat memenuhi target. Tips kedua adalah meregulasi emosi karena dalam melakukan sesuatu membutuhkan mood yang baik. Kemudian, apabila bosan atau jenuh, beri waktu diri sendiri untuk istirahat dengan jalan-jalan, berbincang dengan orang lain, scroll media sosial. Tips ketiga adalah hilangkan rasa cemas karena rasa cemas dapat membuat individu berpikir bahwa ia tidak mungkin mampu menyelesaikan suatu tugas dan stop untuk memforsir diri melakukan hal yang sesempurna mungkin supaya tidak kehilangan rasa percaya diri dan keberanian dalam memulai sesuatu. Dengan mengapresiasi diri sendiri, dapat membuat pikiran menjadi lebih tenang dan bersemangat untuk beraktivitas atau berkegiatan. Tips keempat adalah meminta bantuan orang lain untuk mengingatkan dan mengawasi individu untuk mengerjakan tugas.

Dengan demikian, productive procrastination memiliki sisi positif dan negatif, tetapi lebih banyak sisi negatif yang akan diterima pada individu yang sedang terjebak dalam productive procrastination ini. Kita dapat menunda suatu pekerjaan, tetapi kita tidak bisa menunda waktu yang tetap berjalan. Perlu diingat juga bahwa perilaku menunda-nunda ini diibaratkan sebagai utang. Semakin kita terlena, maka tiba-tiba akan menjadi utang yang sangat banyak dan susah ditebus.

Arsanti Nabilah Maheswari, Mahasiswi Universitas Airlangga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image