Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Ajang Olahraga Sebagai Lapangan Politisasi

Lainnnya | Friday, 02 Jun 2023, 00:36 WIB
https://images.app.goo.gl/sXrzetPSjPCrnwCx6" />
https://images.app.goo.gl/sXrzetPSjPCrnwCx6

Asap perhelatan polemik dari keikutsertaan Israel pada ajang Piala Dunia U-20 2023 disambut percikan api dalam dunia politik olahraga. Sangat naif apabila kita tetap bersikukuh bahwa dalam olahraga tidak ada unsur gelap politik didalamnya. Panggung olahraga dunia, diibaratkan telah menjadi sorotan utama dari berbagai sisi, contohnya adalah bidang politik. Ya benar, terutama pada Olimpiade dan Piala Dunia. Perhelatan atau petikaian pada event olahraga telah menjadi ruang kontestasi bagi politik sebagai arena atau lajur politisasi yang berdampak besar bagi tuan rumah penyelenggara. Sebagai tuan rumah ajang olahraga harus begitu kuat dengan berbagai macam tornado isu yang telah menjadi daya tarik tersendiri bagi berbagai kepentingan, khususnya kepentingan politik.

Kita bisa lihat semua kegiatan olahraga besar selalu melibatkan persoalan yang sifatnya politis dan penuh kepentingan petinggi. Salah satunya yang harus kita sadari adalah Olimpiade sebagai arena politik. Benar adanya bahwa perhelatan Olimpiade tak pernah lepas dari politisasi ataupun politik pada setiap penyelenggaraannya. Selalu saja ada ruang luas bagi pengekspresian politik sesuai dengan konteks serta tujuan yang sedang terjadi pada waktu itu. Dalam pemberitaan internasional, hampir di setiap tahun jika tuan rumah penyelenggara Olimpiade pasti mendapatkan isu maupun peristiwa yang sangat erat kaitannya dengan politik dan mendapat sorotan banyak sorotan media massa. Contohnya saja pada ajang sepak bola yang akan kita bahas perlahan pada tulisan saya kali ini.

Piala Dunia Lajur Mulus Politik

Ajang pesta sepak bola dunia tentu saja tidak akan pernah luput dari politik di setiap peristiwanya, seperti halnya pada penyelenggaraan tahun 1934, 1978, 2018, dan 2022. Dikutip dari https://www.kompas.id/baca/opini/2023/03/29/politik-dan-politisasi-ajang-olahraga Piala Dunia 1934 di Italia menjadi alat politik bagi Mussolini, diktator fasis Italia, yang menjadikan peristiwa pada saat itu sebagai propaganda politik. Piala Dunia 1978 Argentina juga menjadi alat politik bagi pemimpin kudeta militer Jorge Rafael Videla demi membangun citra dirinya pascakudeta. Sayangnya, perlawanan juga berlangsung di luar stadion dengan adanya aksi protes yang terus terjadi karena Videla dianggap menculik serta memenjarakan banyak aktivis demokrasi dan mendapat sorotan dari media internasional.

Dari berbagai peristiwa yang saya jelaskan serta dari kutipan yang saya ambil, dapat dikatakan jika kita tidak boleh naif atau percaya begitu saja ketika mengatakan perhelatan olahraga tidak ada kaitannya dengan politik. Sebab ada faktanya, secara tidak langsung peristiwa perdebatan panjang persoalan olahraga adalah bagian dari scenario politik. Mengapa begitu? Karena konsekuensi akan selalu terjadi, kontroversi pasti hadir di setiap momennya, dan saling memengaruhi kekuatan menjadi dinamika dalam ajang olahraga seperti itu.

Dapat disimpulkan bahwa pertikaian olahraga berkesinambungan secara politis dari berbagai sisi dan tentunya tidak dapat dipisahkan antar keduanya. Hal itu menjadikan sebuah peristiwa perdebatan peristiwa olahraga sebagai panggung politik sudah lumrah terjadi pada setiap perdebatan besar, seperti Olimpiade dan Piala Dunia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image