Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Natasya Angelita Yolanda

Junk Food Membawa Dampak Buruk Kesehatan Tubuh

Gaya Hidup | Wednesday, 31 May 2023, 18:54 WIB

Makanan adalah suatu kebutuhan pokok yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan masyarakat. Apabila masyarakat kurang mengkonsumsi makanan baik secara kualitas maupun kuantitas dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh sehinnga dapat berujung pada resiko timbulnya penyakit. Peningkatan kemakmuran, kemajuan teknologi dan westernisasi dapat mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan di masyarakat, khususnya Remaja yang cenderung menyukai makanan cepat saji (fast food) dan Junk Food. Pergeseran konsep makan masyarakat Indonesia merupakan salah satu dampak akibat adanya pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia. Secara harfiah junk food berarti “ makanan rongsokan, makanan sampah, atau makanan tak berguna”. Makanan ini cenderung tidak memiliki nutrisi yang baik untuk tubuh. Mengkonsumsi makanan ini hanyalah sia-sia, bahkan dapat merusak kesehatan. Junk Food juga sering diartikan sebagai makanan yang tidak sehat dan memiliki sedikit kandungan nutrisi. Beberapa makanan seperti burger, kentang goreng, dan olahan daging lainnya juga sering dikategorikan sebagai makanan yang menawarkan sefikit protein, vitamin, dan mineral namun memiliki kalori yang tinggi berasal dari gula atau lemak. Junk food mengandung kalori, lemak, protein, gula dan garam yang relatif tinggi dan rendah serat, jika dikonsumsi secara berlebihan dapat mengakibatkan masalah gizi lebih. Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Junk food memiliki dampak positif dan negatif jika dikonsumsi, dampak positif dapat dibuktikan dari cara penyajian yang cepat untuk menghemat waktu yang dimiliki. Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan oleh junk food, adalah dapat bertambahnya kadar lemak dalam tubuh sehingga menyebabkan obesitas atau kegemukan. Selain itu, kandungan junk food yang sebagian besar merupakan zat adiktif juga dapat membahayakan tubuh apabila dikonsumsi secara berlebihan.

Istilah nol kalori mencerminkan sedikit nutrisi pada junk food. Makanan yang dijadikan sebagai perilaku gaya hidup yang muncul karena globalisasi dan modernisasi ini ternyata tidak memiliki nilai-nilai nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh kita. Masyarakat di era modern saat ini ternyata terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi junk food, bahkan cenderung dijadikan sebagai makanan favoritnya. Hal ini juga dampak dari iklan-iklan yang digencarkannya melalui televisi dan media cetak dapat memberikan pengaruh besar dalam mempromosikan junk food ini. Perubahan pola kebiasaan hidup sebagai dampak perbaikan tingkat hidup dan kemajuan teknologi juga mendorong terjadinya perubahan pola makan dan kebiasaan makan. Seperti kenaikan penghasilan keluarga secara bertahap yang dapat mempengaruhi pola makan dan kebiasaan makan. Kemampuan daya beli yang besar dapat mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang diinginkannya. Pengaruh teman sebaya pada masa remaja juga sangat besar dalam terjadinya perilaku makan yang tidak baik. Remaja lebih sering berada di luar rumah dan bersama dengan teman sebaya sehingga memungkinkan remaja untuk mengkonsumsi makanan cepat saji.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa konsumsi junk food di kota-kota besar di Indonesia sudah cukup mengkhawatirkan. Sebagaian besar anak-anak dan juga orang dewasa, terutama yang berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah ke atas, sangat terbiasa mengkonsumsi junk food sebagai jajanan sehari-hari. Umumnya anak dan remaja merupakan golongan yang sering memakan junk food. Beberapa ahli gizi menyatakan bahwa terlalu banyak memakan junk food merupakan salah satu faktor yang berkontribusi dalam tingginya tingkat obesitas pada anak. Jenis – jenis junk food yang sering ditemui antara lain adalah makanan gorengan, makanan kalengan, makanan asinan, makanan olahan daging, makanan daging berlemak dan jerohan, olahan keju, mie instan, dan manisan kering.

Junk food juga dapat menyebabkan penyakit serius jika dikonsumsi secara berlebihan. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh konsumsi junk food yang berlebihan antara lain adalah meningkatkan resiko stroke dan penyakit jantung, kanker kolorektal, obesitas, dan rendahnya kemampuan berfikir untuk anak dan remaja. Untuk mencegah hal tersebut kita dapat melakukan beberapa hal agar terhindar dari pola makan yang tidak sehat. Jangan terlalu seing mengkonsumsi junk food dengan hanya membatasi konsumsinya maksimal sebulan sekali, ketahui kandungan nutrisi pada saat akan mengkonsumsi junk food, kita juga perlu memenuhi kebutuhan gizi sehari – hari sehingga disarankan untuk tidak hanya mengkonsumsi junk food namun diimbangi dengan makanan sehat lainnya seperti sayur dan buah.

Sebagai mahasiswa, tentunya junk food merupakan sesuatu yang sangat berdampak negatif bagi kesehatan jika terus menerus dikonsumsi secara berlebihan. Kita harus mulai berusaha untuk mengubah pola makan menjadi lebih baik dengan memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh. Selain itu, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk mengedukasi masyarakat agar lebih terarah dalam memilih makanan yang berkualitas dengan cara memberi tahu dampak apa saja yang terjadi apabila mengkonsumsi junk food secara berlebihan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image