Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Donny Dwi Setiabudi

Stop Cyberbullying!! Kalau Bukan Dari Kita, Siapa Lagi??

Eduaksi | 2023-05-31 17:00:03
Sumber : https://ids.ac.id/hal-yang-bisa-kamu-lakukan-untuk-mengatasi-cyberbullying/

Cyberbullying atau yang biasanya disebut dengan perundungan di dunia maya adalah perlakuan bullying yang dilakukan secara berulang dengan sengaja seperti mengolok-olok, atau kegiatan yang mengintervensi dan juga merendahkan sasaran yang di-bully di sosial media.). Cyberbullying juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk penggunaan teknologi komunikasi modern seperti sosial media yang memiliki tujuan untuk menghina, mempermalukan, mempermainkan, maupun mengintimidasi seseorang guna mengatur orang tersebut (Bauman, 2008:363).

Menurut Safaria dkk, (2016), cyberbullying pada umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Cyberbullying yang dilakukan secara berulang-ulang. Cyberbullying biasanya dilakukan secara berulang-ulang tidak hanya satu atau dua kali saja kecuali jika itu adalah ancaman serius terhadap seseorang atau ancaman pembunuhan.

2. Menyiksa secara psikologis. Cyberbullying dapat menimbulkan penyiksaan secara psikologis bagi korban. Korban biasanya biasanya mendapatkan perlakukan yang tidak biasa seperti difitnah atau menyebarkan foto atau video korban dengan tujuan mempermalukan korban.

3. Cyberbullying dilakukan dengan tujuan. Biasanya cyberbullying dilakukan karena pelaku memiliki tujuan tertentu, seperti mempermalukan korban, balas dendam, mengatasi stress dari konflik yang sedang terjadi, dan hanya untuk bersenang-senang.

4. Terjadi di dunia maya. Cyberbullying dilakukan dengan sarana teknologi perangkat komunikasi seperti jejaring sosial dan pesan teks.

Korban cyberbullying biasanya cenderung pasrah ketika mendapat gangguan dari pelaku. Mereka biasanya hanya bisa menahan tindakan cyberbullying yang dilakukan oleh pelaku yang menyebabkan harga diri korban menjadi rendah. Gangguan perasaan seperti takut, cemas, sedih dan marah akan muncul dan mengganggu aktivitas mereka. Gangguan-gangguan tersebut merupakan bentuk-bentuk ketidaktegasan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Menurut Priyatna(2010), korban yang mengalami cyberbullying biasanya memiliki ciri ciri yaitu Tampak enggan saat harus menggunakan alat alat elektronik seperti Handphone atau laptop, menarik diri dari teman-teman dan keluarga, tidak ingin bersosialisasi atau tidak ingin pergi ke sekolah, segera menghindar ketika ada yang membahas tentang alat teknologi, cenderung sering menunjukkan emosi negatif, prestasi belajar menurun, kurang tidur serta biasanya tidak nafsu makan.

Dampak negatif cyberbullying adalah adalah sebagai berikut:

1. Korban cyberbullying memiliki tingkat kecemasan dan tingkat depresi yang tinggi sehingga menyebabkan korban terganggu dalam menjalankan aktifitas sehari-hari (Ayas, 2014; Nixon, 2014).

2. Meningkatnya masalah di sekolah maupun partisipasi dalam permasalahan perilaku di dunia nyata lainnya yang dapat menyebabkan korban jarang masuk sekolah dan cenderung menghindar untuk mengikuti kegiatan sosialisasi baik itu di lingkungan masyarakat maupun di sekolah (Editorial, 2013).

3. Korban cyberbullying bahkan dapat memiliki gagasan untuk bunuh diri hingga melakukan tindakan bunuh diri ((Patchin & Hinduja, 2010; Sabella, Patchin, & Hinduja, 2013).)

4. Korban cyberbullying dapat kehilangan privasinya. hal ini dikarenakan cyberbullying yang diterima dapat disaksikan oleh publik dari berbagai kalangan atau teman-teman yang mengetahui hal tersebut, individu merasa tidak bebas dalam bermedia sosial atau berinteraksi di dunia maya. Individu juga kehilangan kepercayaan pada orang lain seiring dengan adanya privasi yang hilang, hal tersebut yang mengakibatkan individu menutup dirinya (Wangid, 2016).

Daftar Pustaka :

Ayas, T. (2014). Prediction of Cyberbullying with Respect to Depression, Anxiety, and Gender Variables. Online Journal of Technology Addiction & Cyberbullying, 1, 1-17.

Bauman, Sheri. 2008. The Role Of Elemntary School Caunselors in Redusing School Bullying. The Elementary School Journal.

Editorial. (2013). Cyberbullying among Adolescents: Implications for Empirical Research. Journal of Adolescent Health, 53, 431-432

Nixon, C. L. (2014). Current Perspectives: The Impact of Cyberbullying on Adolescent Health. Adolescent Health, Medicine, and Therapeutics, 143-158.

Patchin, J. W., & Hinduja, S. (2010). Bullying, Cyberbullying, and Suicide. Archives of Suicide Research, 14(3), 206-221.

Priyatna, Andri. 2010. Let‟ s End Bullying: Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sabella, R. A., Patchin, J. W., & Hinduja, S. (2013). Cyberbullying Myths and Realities. Computers in Human Behavior, 29(6), 2703-2711

Safaria, T., Tentama, F., & Suyono, H. 2016. Cyberbullying, Cybervictim and Forgiveness among Indonesian High School Students. The Turkish Online Journal of Educational Technology.

Wangid, M. N. (2016). Cyberbullying: Student’s Behavior in Virtual Worlds. Jurnal of Guidance and Counseling, 6(1), 38–48.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image