Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nayla Sekarhati

Mengulik Intermittent Fasting, Tren Terkini untuk Menurunkan Berat Badan

Gaya Hidup | Tuesday, 30 May 2023, 22:01 WIB

Dalam beberapa tahun terakhir, pola makan yang dikenal sebagai Intermittent fasting telah menjadi tren populer di kalangan masyarakat yang mencari cara efektif untuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan berat badan. Dukungan ilmiah dan kesuksesan yang dilaporkan oleh mereka yang mengikutinya telah membuat Intermittent fasting menjadi topik pembicaraan hangat di antara para ahli gizi dan masyarakat umum. Untuk itu mari kita eksplorasi lebih lanjut mengenai fenomena ini!

Intermittent fasting bukanlah diet dalam arti tradisional. Diet umumnya merujuk pada pengaturan makan yang spesifik, misalnya mengurangi asupan kalori secara keseluruhan atau menghindari jenis makanan tertentu. Intermittent fasting adalah pola makan yang melibatkan siklus antara periode puasa dan periode makan.

Dalam Intermittent fasting, fokusnya adalah pada kapan waktu makan, bukan pada jenis makanan yang harus dikonsumsi. Dalam arti ini, Intermittent fasting lebih merujuk kepada pola makan atau pendekatan gaya hidup daripada diet.

Ahli saraf Johns Hopkins, Mark Mattson telah mempelajari tentang Intermittent fasting selama 25 tahun. Dia berkata bahwa tubuh kita telah berevolusi untuk dapat hidup tanpa makanan selama berjam-jam, atau bahkan beberapa hari atau lebih.

Pada zaman prasejarah, sebelum manusia belajar bertani, mereka adalah pemburu dan pengumpul yang berevolusi untuk bertahan hidup dan berkembang untuk waktu yang lama tanpa makan. Mereka membutuhkan banyak waktu dan energi untuk berburu binatang buruan serta mengumpulkan kacang-kacangan dan beri.

Ketika anda menjalani Intermittent fasting, anda mengatur jadwal makan anda. Alih-alih makan sepanjang hari, anda memiliki periode puasa di mana anda tidak mengonsumsi kalori, diikuti oleh periode makan di mana anda mengonsumsi makanan. Contohnya, salah satu metode yang umum adalah metode 16/8. Artinya, anda melakukan puasa selama 16 jam dan makan selama 8 jam setiap harinya.

Misalnya, Anda dapat memulai puasa pada pukul 8 malam dan kemudian makan pada pukul 12 siang keesokan harinya. Selama jendela makan 8 jam, anda dapat mengonsumsi makanan secara normal. Atau metode kedua dengan puasa 5:2. Dalam metode ini, anda makan secara normal selama lima hari dalam seminggu, tetapi pada dua hari non-berturut-turut, anda dapat membatasi asupan kalori menjadi sekitar 500-600 kalori per hari.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Intermittent fasting dapat membantu menurunkan berat badan, termasuk pengurangan lemak tubuh. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil tiap individu dapat bervariasi, dan efektivitas Intermittent fasting untuk menurunkan berat badan bergantung pada berbagai faktor seperti asupan kalori secara keseluruhan, pilihan makanan, dan kepatuhan terhadap protokol puasa.

Intermittent fasting bekerja dengan memungkinkan tubuh anda menggunakan energi yang tersimpan, seperti lemak, sebagai bahan bakar selama periode puasa. Ketika anda tidak makan, tubuh memiliki waktu untuk membakar energi yang tersimpan daripada menggunakan energi dari makanan yang baru saja anda makan.

Hal ini dapat membantu penurunan berat badan karena menciptakan defisit kalori. Selain penurunan berat badan, Intermittent fasting juga dikaitkan dengan manfaat kesehatan lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Intermittent fasting dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol gula darah, yang bermanfaat dalam mencegah risiko diabetes tipe 2.

Selain itu, beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa Intermittent fasting dapat memiliki efek anti-penuaan dan melindungi kesehatan otak. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini.

Dengan semakin banyaknya penelitian yang mendukung manfaat kesehatan Intermittent fasting dan popularitasnya yang terus meningkat, pola makan ini menjadi perhatian yang serius bagi mereka yang ingin meningkatkan kesehatan dan mencapai tujuan penurunan berat badan.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap perubahan pola makan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi individu. Konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional kesehatan sebelum memulai Intermittent fasting untuk mendapatkan panduan yang sesuai dan memastikan keselamatan serta efektivitasnya dalam jangka panjang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image