Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ilham Rasyid Subagyo

Kenali Lebih Jauh Penyakit Diabetes Mellitus

Edukasi | Tuesday, 30 May 2023, 21:39 WIB

Pengertian

Diabetes melitus diambil dari kata Yunani diabetes, yang berarti melewati dan bahasa latin mellitus yang berarti manis. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit yang berkaitan dalam pengontrolan kadar glukosa darah. Pengidap diabetes memiliki masalah dalam jumlah glukosa dalam darah yang melebihi kadar dormal sebesar 140 mg/dl atau yang biasa disebut hiperglikemia.

Diabetes sendiri memiliki banyak subklasifikasi, termasuk tipe 1, tipe 2, maturity-onset diabetes of the young (MODY), diabetes gestasional, diabetes neonatal, dan diabetes yang diinduksi steroid. Jenis diabetes yang paling utama adalah diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2

Diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2 diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin. Diabetes tipe 1 sering dialami oleh anak-anak atau remaja, sedangkan diabetes tipe 2 diperkirakan menyerang usia paruh baya dan orang dewasa yang mengalami hiperglikemia berkepanjangan disebabkan oleh gaya hidup yang buruk.

Patogenesis untuk diabetes tipe 1 dan 2 sangat berbeda sehingga masing-masing tipe diabetes memiliki etiologi, presentasi, dan pengobatan yang berbeda. Diabetes tipe 1 ditandai dengan kerusakan sel beta di pankreas, biasanya disebabkan oleh proses autoimun.

Hasilnya adalah penghancuran absolut sel beta yang menyebabkan produksi insulin terganggu. Diabetes tipe 2 adalah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan antara kadar insulin dan sensitivitas insulin yang menyebabkan defisit fungsional insulin.

Penyebab Diabetes

1. Waktu makan yang terlalu malam: mengganggu siklus tidur-bangun sehingga mengganggu metabolisme atau pencernaan dan akhirnya meningkatkan faktor risiko diabetes. Sebaiknya makan malam dilakukan maksimal 3 jam sebelum tidur sehingga metabolism tubuh tidak terganggu.

2. Konsumsi daging merah meningkatkan risiko diabetes. Berdasarkan penelitian yang ada menunjukkan bahwa peningkatan factor resiko diabetes tipe 2 berhubungan erat dengan zat besi pada daging merah

3. Usia

• Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 dapat menjangkit semua, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa muda.

• Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 lebih sering menjangkit pada pasien yang memiliki usia diatas 45 tahun.

• Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional lebih sering dialami oleh pasien dengan usia diatas 25 tahun.

4. Riwayat penyakit keluarga

Seorang anak yang lahir dari orang tua dengan Riwayat diabetes memiliki resiko mengidap diabetes lebih tinggi hingga 50 %

5. Berat Badan

Berat badan yang tidak ideal dapat meningkatkan risiko diabetes. Berat badan yang ideal tersebut dapat diketahui menggunakan BMI (Body Mass Index/Indeks Massa Tubuh).

BMI dapat dihitung dengan cara berat badan dibagi dengan tinggi badan (m) kuadrat. Orang dengan BMI (Body Mass Index/Indeks massa tubuh) 30 mempunyai resiko 28 kali lebih besar untuk mengidap diabetes dibandingkan wanita dengan berat badan normal (18-24.9). Resiko diabetes menjadi 93 kali lebih besar jika seseorang memiliki BMI sebesar 35.

6. Konsumsi gula yang berlebihanTubuh manusia dilengkapi dengan mekanisme pengontrolan keseimbangan yang disebut homeostasis. Zat yang berperan besar dalam pengontrolan kadar glukosa adalah insulin yang diproduksi oleh organ pancreas.

Insulin sendiri memiliki batas maksimal untuk mengontrol jumlah glukosa. Oleh karena itu, konsumsi glukosa berlebihan yang melebihi kemampuan insulin akan meningkatkan resiko diabetes mellitus.

Gejala Diabetes Mellitus

1. Merasa haus secara ekstrim

2. Mudah lapar dan banyak makan

3. Buang air kecil lebih sering dari biasanya, khususnya saat malam hari (ciri utama dari penderita diabetes melitus)

4. Mudah lelah

5. Penurunan berat badan dan hilangnya massa otot

6. Gatal di area kemaluan atau sering sariawan

7. Penyembuhan luka lambat dan sering terjadi infeksi

8. Penglihatan kabur

Jika anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera kunjungi instansi pelayanan kesehatan. Apabila dibiarkan, dapat terjadi risiko yang lebih parah seperti komplikasi diabetes yang mengakibatkan serangan jantung, stroke, infeksi kaki yang berat (dapat mengakibatkan amputasi), hingga gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual.

Dampak Diabetes Mellitus

Prinsip dasarnya adalah darah yang mengandung gula darah tinggi (kental) dapat melukai pembuluh darah. Jika pembuluh darah rusak, nutrisi tidak dapat mengalir dengan baik ke seluruh tubuh, rusaknya pembuluh darah dapat mengakibatkan komplikasi seperti:

• Penyakit jantung

• Penyakit ginjal kronis (diabetic nephropathy) bisa juga disebabkan oleh tekanan darah tinggi pada pasien diabetes

• Penyakit saraf (diabetic neuropathy)

• Infeksi pada kaki yang tak kunjung sembuh. Saraf yang rusak menyebabkan pasien tidak dapat merasakan luka pada kaki nya. Aliran darah yang lambat membuat penyembuhan luka berlangsung lama, kedua hal tersebut dapat memperparah infeksi

• Kehilangan Pendengaran disebabkan oleh saraf yang rusak pada pasien diabetes

• Kehilangan penglihatan (diabetic retinopathy)• Gula darah tinggi melukai pembuluh darah pada retina sehingga pembuluh darah tersebut bisa bengkak dan bocor.

• Stroke

• Penyakit mulutKadar gula darah tinggi dapat menyebabkan air liur mengandung gula. Hal ini menyebabkan bakteri bisa tumbuh dengan baik, bakteri tersebut dapat mengeluarkan zat yang merusak gigi dan gusi.

Pencegahan Diabetes Mellitus

• Hindari dan berhenti merokokNikotin yang terkandung dalam rokok dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh yang dapat memicu komplikasi diabetes.

• Olahraga secara teraturOlahraga secara teratur dapat menjaga berat badan tetap ideal, sehingga dapat menurunkan risiko diabetes. Olahraga minimal 2,5 jam dalam seminggu. Olahraga yang dilakukan tidak harus olahraga berat, bisa dengan hanya berjalan cepat, naik tangga, atau membersihkan rumah dan taman.

• Rutin melakukan pengecekan gula darahRutin melakukan pengecekan gula darah dapat meningkatkan kewaspadaan kita terhadap diabetes. Apabila kadar gula darah tinggi, segera kunjungi pelayanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

• Konsumsi makanan sehatKonsumsi makanan sehat dapat menghindari risiko terkenanya diabetes melitus. Hindari dan minimalisir konsumsi gula dalam sehari. Berdasarkan ketentuan dari kementerian kesehatan Indonesia, konsumsi gula dalam sehari maksimal adalah 50 gram gula atau setara dengan empat sendok makan.

• Mengatur pola makan secara teraturPola makan yang tidak teratur dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus. Pola makan yang baik adalah makan tiga kali sehari yaitu, sarapan, makan siang, dan makan malam. Sarapan sebaiknya dilakukan sebelum jam 10 pagi, makan siang sebaiknya dilakukan empat jam setelah sarapan pagi, dan untuk makan malam sebaiknya dilakukan tiga jam sebelum tidur.

• Kelola stress dan selalu positif thinkingStress dapat mempengaruhi pengendalian kadar gula darah dikarenakan hormon adrenalin. Hormon adrenalin mengubah cadangan glikogen dalam hati menjadi glukosa yang menyebabkan berlebihnya gula darah dalam tubuh.

Pengobatan

1. Cara pengobatan untuk diabetes melitus tipe 1 adalah dengan terapi insulin seumur hidup, yaitu dengan menyuntikkan hormon insulin ke dalam tubuh.

2. Cara pengobatan untuk diabetes melitus tipe 2 adalah dengan mengonsumsi obat-obatan, antara lain :

 

  • Metformin yang berfungsi untuk mengurangi produksi gula pada hati.
  • Glibenclamide atau glipzide untuk merangsang kerja pankreas agar memproduksi insulin lebih banyak.
  • Pioglitazone untuk merangsang sel-sel tubuh agar lebih sensitif terhadap insulin.
  • Ligliptin, sitagliptin, atau alogliptin untuk meningkatkan produksi insulin dan mengurangi produksi gula oleh hati.
  • Exenatide untuk memperlambat pencernaan makanan terutama yang mengandung gula, sekaligus menurunkan kadar gula dalam darah.
  • Dapagliflozin dan empagliflozin untuk mendorong ginjal membuang lebih banyak gula.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image