Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dwi Hadzar Istiqomah

Efek Vape terhadap Paru-Paru dalam Jangka Waktu Panjang

Gaya Hidup | 2023-05-30 20:10:26

Vape atau rokok elektrik adalah alat yang mengepulkan uap yang berisi nikotin dan bahan kimia lainnya yang bisa diserap oleh penggunanya. Banyak orang beranggapan vape adalah solusi yang lebih sehat daripada rokok konvensional, karena tidak menimbulkan asap dan abu. Namun, jangan sampai tertipu oleh uapnya yang berwarna-warni. Vape sebenarnya sangat merusak kesehatan paru-paru penggunanya dalam jangka panjang. Beberapa efek buruk yang bisa ditimbulkan oleh vape antara lain meningkatkan risiko pneumonia atau radang paru-paru, menimbulkan cedera paru-paru akut dan PPOK, menyebabkan bronkitis, mengurangi sistem imun, dan meningkatkan risiko kanker paru-paru. Jadi, sebelum tergoda untuk mencoba vape, pertimbangkan baik-baik akibatnya bagi tubuh.

Vape mempunyai efek terhadap paru-paru dalam jangka panjang yaitu meningkatkan resiko pneumonia atau paru-paru basah. Pneumonia atau paru-paru basah adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit. Gejala pneumonia meliputi batuk berdahak atau berdarah, demam, menggigil, sesak napas, nyeri dada, dan kelelahan. Pneumonia dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sepsis, abses paru-paru, gagal napas, dan kematian.

Salah satu faktor risiko pneumonia adalah paparan asap rokok konvensional atau elektrik. Menurut European Respiratory Journal1, E-cigarette atau vape dapat meningkatkan kerentanan terhadap bakteri penyebab pneumonia atau paru-paru basah. Disebutkan dalam penelitian tersebut, vape bisa mengandung radikal bebas yang berpotensi memicu stres oksidatif.

Selain itu vape menyebabkan cedera paru-paru akut dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah kondisi yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan pada saluran pernapasan yang bersifat kronis dan progresif. PPOK dapat menyebabkan gejala seperti batuk berdahak, sesak napas, mengi, mudah lelah, dan penurunan berat badan. PPOK dapat menyebabkan komplikasi seperti hipertensi pulmonal, gagal jantung kanan, eksaserbasi akut (serangan PPOK), dan kematian.

Salah satu faktor risiko cedera paru-paru akut dan PPOK adalah paparan asap rokok konvensional atau elektrik. Menurut American Lung Association, kandungan vape, yaitu acrolein, juga digunakan untuk membunuh gulma. Senyawa ini dapat menyebabkan cedera paru-paru akut dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma.

Salah satunya juga menyebabkan bronchitis. Bronkitis adalah peradangan pada bronkus (saluran udara besar) akibat infeksi atau iritasi. Gejala bronkitis meliputi batuk berdahak atau kering, demam ringan, sesak napas, nyeri dada, dan suara serak. Bronkitis dapat bersifat akut (berlangsung kurang dari 3 minggu) atau kronis (berlangsung lebih dari 3 bulan).

Salah satu faktor risiko bronkitis adalah paparan asap rokok konvensional atau elektrik. Menurut Chairina Suci Andhisa et al, kandungan propilen glikol dan gliserol dalam vape merupakan bahan dasar pembuat uap. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan meningkatkan produksi lendir yang menyumbat bronkus.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image