Revitalisasi Vokasi, Salah Satu Langkah Cerdas Menyongsong Indonesia Emas 2045
Pendidikan dan Literasi | 2023-05-30 19:16:05Pendidikan Vokasi, merupakan tingkatan pendidikan yang berfokus untuk menunjang suatu individu agar memiliki keahlian pada bidang tertentu. Pendidikan Vokasi sendiri meliputi program pendidikan diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4/Sarjana Terapan (yang setara dengan program pendidikan akademik strata 1). Atau dengan kata lain, Vokasi merupakan tingkatan pendidikan yang berfokus untuk mencetak lulusan dengan keahlian tertentu.
Menurut https://www.kemenkopmk.go.id/ tahun 2045 merupakan masa Indonesia Emas. Tahun 2045 merupakan tahun dimana jumlah warga dengan usia produktif di Indonesia lebih banyak daripada penduduk dengan usia non produktif. Pada tahun tersebut, diharapkan Indonesia dapat mencapai kejayaannya. Oleh sebab itu, untuk menghadapi hal tersebut, pemerintah telah membuat beberapa kebijakan dan persiapan.
Diantaranya yakni, berusaha untuk meratakan pembangunan yang di Indonesia, pemerintah juga sedang berusaha agar kesenjangan yang ada di daerah satu dan daerah lainnya tidak terlalu tinggi. Demi menuju Indonesia emas, pemerintah juga sedang berupaya untuk mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk indonesia. kesejahteraan penduduk dapat dicapai dengan cara memperbaiki sistem pendidikan serta memaksimalkan penyerapan tenaga kerja yang ada. Salah satu contoh nyatanya yakni, pemerintah kini sedang melakukan revitalisasi pada sistem pendidikan vokasi di Indonesia.
Revitalisasi vokasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Lulusan pendidikan tinggi vokasi diharapkan mampu bersaing dan memenuhi kebutuhan di dunia kerja nasional maupun internasional. Karena bila ditilik lebih jauh, menurut data Badan Pusat Statistik (2021) lulusan pendidikan vokasi menjadi penyumbang terbesar tingkat pengangguran terbuka. Hal itulah yang melandasi mengapa revitalisasi vokasi perlu dilakukan.
Tingkat pendidikan vokasi saat ini, masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Padahal, lulusan vokasi sendiri juga memiliki kemampuan kerja yang mumpuni. Misalnya saja, di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), STAN sendiri hanya membuka program studi diploma, namun lulusan stan sendiri dapat menempati sektor-sektor di bagian kementerian keuangan. Hal ini membuktikan bahwa lulusan diploma tidak kalah dengan lulusan sarjana. Yang membedakan lulusan diploma dengan lulusan sarjana adalah lulusan diploma lebih dipersiapkan untuk bekerja secara langsung. Hal ini dapat dilihat dari mata kuliah yang diajarkan di pendidikan vokasi, yakni lebih banyak praktek daripada teori. Bila pendidikan vokasi di Indonesia di revitalisi seluruhnya, dan diberi fasilitas serta sarana yang mumpuni, bukan hal yang mustahil bila pendidikan vokasi bila mencetak orang-orang hebat nantinya. Pendidikan vokasi kini bukan hanya dijadikan sebagai pencetak tenaga kerja saja. Pendidikan vokasi, kini bisa dijadikan sebagai pendidikan dengan tujuan meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) di Indonesia.
Hingga saat ini, langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia diantaranya, mengeluarkan Perpres Nomor 68 tahun 2022, yang berisi tentang revitalisasi dan pelatihan vokasi bertujuan untuk menyiapkan SDM kompeten, produktif dan berdaya saing tinggi untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan sukses. Selain itu, pemerintah juga menciptakan Program Kampus Merdeka Vokasi (KMV) dengan tujuan agar dapat mencetak lulusan sesuai dengan kebutuhan industri, serta agar mahasiswa vokasi juga dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan passionnya. Tak hanya itu, pemerintah juga sedang berusaha untuk menyelaraskan kurikulum di pendidikan vokasi dengan kebutuhan di dunia industri.
Menurut saya, bila revitalisasi ini dilakukan secara konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia dapat semakin meningkat dari hari kehari. Mengingat angka peminat pendidikan vokasi masih tinggi di Indonesia, revitalisasi vokasi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sdm dari satuan pendidikan. Selain itu, bila pemerintah bekerjasama dengan pendidikan vokasi serta para pemilik industri, bukan hal mustahil angka pengangguran lulusan vokasi dapat berkurang.
Dengan adanya kebijakan dan terobosan-terobosan baru dari pemerintah ini, diharapkan pendidikan vokasi di negeri ini semakin maju, serta semakin banyak mencetak lulusan yang kompeten di bidangnya. Agar lulusan vokasi dapat terserap dengan baik di dunia kerja. Bila lulusan vokasi terserap dengan baik di lapangan kerja yang ada, maka hal tersebut kemungkinan besar dapat menurunkan jumlah pengangguran di Indonesia. Sehingga kita dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan rakyat yang sejahtera, pertumbuhan dan pembangunan merata di seluruh Indonesia.
sumber :
- https://www.kemenkopmk.go.id/indonesia-emas-2045-diwujudkan-oleh-generasi-muda
- https://www.bps.go.id
- https://peraturan.go.id/id/perpres-no-68-tahun-2022
- https://www.kominfo.go.id/content/detail/47894/tingkatkan-link-dan-match-vokasi-dengan-industri-pemerintah-selaraskan-kurikulum/0/berita
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.