Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ari Wibisono

Kebebasan Beragama di Indonesia

Politik | 2023-05-30 18:25:37

Kebebasan beragama di Indonesia dijamin oleh konstitusi negara, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 29 dan 30 UUD 1945 mengatur tentang hak atas kebebasan beragama dan beribadah. Indonesia mengakui dan melindungi hak setiap warga negara untuk memilih, memeluk, dan mengamalkan agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing.

Pemerintah Indonesia secara resmi mengakui enam agama resmi, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Namun, prinsip dasar negara Indonesia, Pancasila, juga menjamin kebebasan beragama untuk agama-agama lain atau keyakinan lain di luar enam agama tersebut.

Sebagai negara dengan keragaman agama yang tinggi, Indonesia secara umum menghormati dan mendorong kerukunan antaragama. Namun, terdapat beberapa tantangan dalam implementasi kebebasan beragama di Indonesia. Beberapa masalah yang dihadapi termasuk tindakan intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan terhadap minoritas agama.

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melindungi dan mempromosikan kebebasan beragama. Di tingkat hukum, ada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang melindungi hak-hak asasi manusia, termasuk kebebasan beragama. Selain itu, pemerintah juga memiliki Badan Pembinaan Agama dan Penghayatan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Bakor Pakem) yang bertujuan untuk mengawasi kegiatan keagamaan agar sesuai dengan ketentuan hukum dan prinsip kerukunan.

Meskipun tantangan masih ada, Indonesia secara umum dianggap sebagai negara yang menghormati kebebasan beragama. Pemerintah dan masyarakat terus berupaya membangun kerukunan antaragama dan memastikan setiap warga negara dapat menjalankan keyakinan agama atau kepercayaan mereka dengan bebas.

Negara Indonesia merupakan negara yang berideologi pancasilla. dimana sila pertama yaitu " Ketuhanan yang maha esa ". dengan bermodalkan sila pertama indonesia bisa dibilang negara yang toleransi nya cukup tinggi.

Namun, Dengan adanya undang undang dan perlindungan hukum, terkadang implementasi yang di dapat tidak selalu sempurna. masi banyak hal hal yang harus diperhatikan terkait kasus kebebasan bergama. Diantara kasus intoleransi agama antara lain:

 

  1. Pembakaran gereja atau rumah ibadah non muslim
  2. Penindasan terhadap kelompok agama tertentu
  3. Pelecehan simbol-simbol agama minoritas

Namun dengan demikian, pemerintah berupaya untuk terus meningkatkan mutu dan perlindungan terkait kebebasan bergama. Pada tingkat nasional, terdapat lembaga-lembaga seperti Kementerian Agama dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang berperan dalam mempromosikan kebebasan beragama dan melindungi hak-hak individu dalam konteks agama.

Kalian tau ga sih apa saja penyebab daripada terjadinya intoleransi umat agama? Namun sebelum itu kalian harus tau arti daripada intoleransi itu sendiri. Intoleransi adalah suatu sikap yang tak seharusnya ada dalam diri karena memiliki makna negatif, intoleransi menjadi lawan kata toleransi dan terdapat di negara Indonesia. Sejatinya, ada beberapa penyebab dan cara mengatasi intoleransi di Indonesia, sehingga kita harapkan tidak akan menimbulkan permusuhan dan kebencian dalam menghadapi perbedaan.

Nah, berikut faktor-faktor penyebab terjadinya Intoleransi:

 

  1. Globalisasi

Penyebab intoleransi di negara Indonesia terjadi karena globalisasi. Perkembangan situasi global mampu memudarkan nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan, salah satunya adalah sikap toleransi. Perang antar negara, konflik antar suku, ras, kepercayaan, dan agama dapat memicu terjadinya intoleransi.

2. Perkembangan Media Sosial

Perkembangan media sosial atau internet yang semakin signifikan. Penggunaan internet bak dua mata sisi uang. Jika kita gunakan dengan bijak, media sosial akan berdampak positif.

Namun jika tidak kita gunakan dengan bijak, internet membuat intoleransi semakin tinggi dan mampu memicu berbagai masalah tanpa ada serangan fisik.

3. Sikap mencampuri atau menentang keyakinan orang lain.

Sikap mencampuri atau menentang keyakinan orang lain.Orang yang memiliki sifat intoleransi sering mencampuri ataupun menentang keyakinan orang lain. Keyakinan yang dianut seseorang akan dianggap salah apabila berbeda dengan apa yang dia yakini. Orang tersebut juga sering menghina hal-hal yang tidak ia percayai.

Adapun cara mengatasi Intoleransi agar tak berujung masalah

1. Tidak memaksakan kehendak diri sendiri

Setiap orang memang memiliki keinginan dan ingin tercapai, banyak yang mengupayakan berbagai hal agar keinginannya terwujud. Sayangnya, tak semua keinginan tersebut baik dan bisa orang lain terima. Untuk mencegah sikap intoleransi, kita harus mengelola keinginan dengan cara tak memaksakan diri sendiri unggul atau dinilai baik oleh orang lain.

2. Peduli terhadap lingkungan sekitar

Untuk mencegah intoleransi di Indonesia, kita sebagai orang yang memahami pentingnya kerukunan, harapannya dapat menjadi sosok yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Tujuannya agar dapat menghadirkan lingkungan yang sehat, tentram dan saling menghormati di antara sesama masyarakat.

3. Moderasi lintas suku bangsa, ras, kepercayaan, dan agama

Banyak masyarakat berbeda suku bangsa tinggal di lingkungan komplek yang sama, walaupun banyak perbedaan kegiatan, sebagai warga yang baik, kita harus bijak dan saling menghargai.

Mari kita saling jaga toleransi agar bangsa ini damai dan dapat menjalankan ibadah dengan tenang sesuai dengan kepercayaan masing masing.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image