Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amelia Arum Ramadhani

Mencuci Telur, Perlu atau Tidak?

Edukasi | 2023-05-30 18:11:04
Ilustrasi pencucian telur. Sumber: aldodokter.com

Sebelum telur dijual oleh pedagang, biasanya dilakukan pembersihan dengan cara pencucian agar telur tampak lebih menarik dan bersih, namun tindakan ini malah menyebabkan kualitas telur menjadi menurun. Turunnya kualitas telur diakibatkan hilangnya selaput kutikula saat dilakukan pembersihan. Berbicara mengenai kutikula, bagian dari telur ini sangat menarik sekaligus menunjukkan bahwa Maha Pencipta merupakan perancang yang paling sempurna. Kutikula hadir sebagai lapisan pelindung alami yang dimiliki oleh telur, umumnya dikenal sebagai egg bloom. Kutikula adalah lapisan protein yang menutupi permukaan telur yang secara sistem menyegel cangkang yang memiliki sifat dasar mudah keropos. Kutikula inilah yang mencegah bakteri masuk ke dalam telur dan merupakan bentuk perlawanan pertama melawan infeksi dari bakteri. Cara ini merupakan upaya induk ayam untuk melindungi anak-anaknya selama perkembangan telur yang telah dibuahi. Kutikula juga membantu telur untuk menjaga telur yang tidak dibuahi untuk tetap segar lebih lama, mencegah masuknya kontaminasi dan hilangnya kelembaban.

Anatomi telur. Sumber: homesteadandchll.com

Saat telur dicuci, kutikula akan terikut bersama air pencucian, hal ini menyebabkan telur akan rentan mengalami kerusakan–terlebih telur yang disimpan pada suhu kamar. Untuk menekan jumlah bakteri pada telur, di Amerika menerapkan pasteurisasi, sedangkan di Indonesia jarang melakukan pasteurisasi (atau mungkin memang malah tidak ada). Pasteurisasi merupakan proses memanaskan telur dengan waktu yang sangat cepat dengan suhu tertentu. Tujuan dari pasteurisasi adalah untuk membunuh bakteri dan di Amerika sendiri, hal ini diwajibkan oleh USDA bagi semua produk yang dipasarkan disana.

Fibrianti dan rekan-rekannya melakukan penelitian mengenai kualitas telur ayam konsumsi yang dibersihkan dengan mencucinya menggunakan air dan tanpa dilakukan pencucian selama penyimpanan disuhu kamar. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa pencucian telur menyebabkan kualitasnya menjadi menurun. Di dalam jurnal tersebut peneliti menyarankan untuk tidak melakukan pencucian telur, karena hal ini dapat mempercepat kerusakan telur akibat kutikula yang terbuka dan pada akhirnya membuat telur lebih cepat mengalami kerusakan dibandingkan dengan telur tanpa dibersihkan.

Di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya masih melakukan kegiatan mencuci telur, karena telur yang didapatkan di toko merupakan produk yang langsung dijual setelah dikeluarkan oleh ayam, sehingga sering ditemukan telur yang bagian permukaannya kotor.

Kesan kotor yang ditunjukkan pada cangkang membuat telur tampak kurang higienis, kesan tidak higienis tadi ditanggapi oleh banyak orang dengan mencuci telur agar terlihat lebih bersih. Di Amerika sendiri, kegiatan mencuci dan melakukan sanitasi pada industri ternak telur komersial diawasi oleh USDA dan dilakukan dengan hati-hati dengan hanya mengunakan senyawa yang disetujui oleh peraturan FDA untuk memproses makanan.

Dalam ulasannya, CFSPH menganjurkan apabila terdapat kotoran, maka telur dapat dibersihkan dengan handuk, namun tidak perlu menggosoknya secara berulang, cukup diusap saja agar tidak merusak cangkangnya. Pastikan juga tidak merendam telur dalam wadah air, sehingga perlu untuk melakukan pencucian telur satu per satu hanya pada bagian yang kotor saja.

Apabila telur telah ditangan konsumen, mencuci telur atau tidak adalah keputusan pribadi, namun saya sangat yakin bahwa tidak mencuci telur adalah cara terbaik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image