Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Generasi Sandwich: Bentuk Pembebanan Berlebihan Kepada Generasi Secara Berkelanjutan

Parenting | Monday, 29 May 2023, 20:26 WIB

Pada saat ini dunia telah memasuki era SDGS, yang mana dengan beranjaknya dunia ke era ini menyebabkan adanya suatu bentuk tujuan baru yang akan dicapai oleh seluruh pihak yang ada, baik dalam hal ini pemerintah, maupun masyarakat luas sebagai aktor utama yang berperan didalamnya. Tujuan yang akan dicapai pada era SDGS akan berorientasi kepada kehidupan asyarakat luas, yang mana adanya bentuk jaminan terhadap peningkatan taraf kehidupan manusia, agar memiliki kehidupan yang jauh lebih baik lagi. Dari adanya era SDGS diharapkan masyarakat dapat memiliki kebahagiaan yang jauh lebih baik, terkait dengan kebahagiaan dari dalam diri terkait dengan kesejahteraan, dan untuk mencapai taraf dari kebahagiaan itu tentulah perlu adanya upaya-upaya yang ditunjukkan oleh masyarakat sebagai langkah nyata seperti melakoni pekerjaan dalam kehidupan mereka sehari-hari (Rari et all, 2022:1-2).

Ketika seorang generasi milenial fokus melakoni pekerjaan mereka untuk mencapai apa yang mereka inginkan, dan di dalamnya untuk menjalankan kewajiban yang mereka miliki ketika mereka telah berkeluarga dalam bentuk kewajiban untuk membiayai keluarga, mereka juga memiliki beban yang dipikul dari generasi sebelumnya. Yang mana dalam hal ini beban yang ditanggung oleh generasi milenial ada saat ini dalam hal pembebanan materi dan finansial yaitu mereka harus menanggung pembiayaan orang tua mereka, karena orang tua mereka menumpang hidup dengan mereka. Tentunya dengan adanya beban yang ditanggung oleh generasi milenial pada saat ini akan cukup sulit untuk mereka sebab dua beban yang mereka pikul secara sekaligus. Selain itu pembebanan yang akan hadir tidak hanya sampai kepada generasi milenial pada saat ini, melainkan pembebanan juga akan dirasakan oleh generasi penerus yaitu anak dari generasi milenial pada saat ini. Pembebanan yang dirasakan oleh generasi pada masa depan dikarenakan mereka harus menanggung penyerapan terhadap dua bentuk metode pola asuh yang sangat berlainan, yaitu metode pola asuh yang berasal dari konsep pemahaman kakek dan nenek mereka, serta metode pola asuh yang bersumber dari orang tua mereka (Husain et all, 2021).

Berlandaskan dari permasalahan yang terjadi, dimana generasi sandwich dikalangan milenial pada saat ini semakin arak, yang mana mereka harus menanggung berbagai macam peran dalam kehidupan terkait bertanggung jawab kepada anak dan orangtua tentunya dalam hal ini akan menciptakan konflik. Konflik yang akan tercipta di sisi generasi sandwich adalah konflik peran, yang mana mereka akan merasa bahwa apa yang mereka tanggung saat ini benar-benar berat bagi mereka, dan tak jarang diantara generasi sandwich merasa tidak mampu dalam menghadapi konflik peran yang terjadi didalam hidupnya. Konflik peran yang terjadi di sisi generasi sandwich tentunya membuat jalan bagi permasalahan-permasalahan lainnya terbuka lebar khususnya akan berdampak pada sisi mentalitas mereka. Beberapa permasalahan yang akan mereka alami seperti, kecemasan secara berlebihan seorang individu, depresi dan keletihan. Permasalahan ini tentunya akan menjadi sangat serius apabila orang yang terkategori orang-orang yang memiliki taraf kehidupan yang lemah, tentunya akan membuat mereka semakin frustasi dan mengalami kebingungan atas tanggungan yang akan mereka pikul (Khalil,2022:82-83).

Tantangan yang sangat berat pada saat generasi milenial menjalani kehidupan yaitu ketika mereka harus bangkit, yang mana proses dari kebangkitan tersebut yang mereka tanggung dapat sangat jelas terlihat pada saat pandemi covid di Indonesia. Dari adanya kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah, menyebabkan adanya bentuk kerugian yang dirasakan oleh masyarakat terkait dengan bagaimana mereka harus memenuhi berbagai macam kebutuhan yang sebetulnya tidak wajib mereka tanggung. Terlebih lagi ketika generasi z yang menjadi generasi sandwich dihadapkan dengan kenyataan sulit, yang mana mereka sulit untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga, tetapi mereka harus memenuhi kebutuhan orang tua mereka yang notabene sebenarnya bukan tanggung jawab dan kewajiban seorang anak generasi milenial (Rozallina,&Anwar, 2021).

Dengan adanya penjabaran terhadap permasalahan yang terjadi secara berkelanjutan mengenai generasi sandwich yang ada pada saat ini tentulah hal ini menjadi sangat penting untuk ditinjau permasalahannya secara lebih lanjut yang mana dalam hal ini dalam upaya untuk menurunkan angka generasi sandwich yang ada perlu adanya suatu rasa pemahaman ataupun literasi yang ditingkatkan kembali agar nantinya lebih banyak lagi masyarakat yang lebih mengerti tentang bagaimana dampak yang sangat buruk terhadap pembebanan kepada anak ataupun generasi selanjutnya. Pemahaman-pemahaman tersebut juga akan menyebabkan tingkat kesejahteraan yang ada di generasi selanjutnya juga akan mengalami peningkatan karena mereka hanya menanggung beban yang menjadi kewajiban mereka saja pada akhirnya yang mana mereka hanya menanggung beban pembiayaan terhadap anak-anak mereka dalam keluarga mereka sendiri.

Tentunya dengan adanya pemahaman terhadap nilai-nilai negatif yang ada pada penerapan generasi sandwich hal ini juga akan berdampak kepada penurunan pembebanan yang hadir disisi generasi penerus, dan hal ini jugalah yang akan memutus rantai permasalahan yang tiada akhir yang selama ini dialami oleh generasi milenial dari generasi ke generasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image