Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Tiara

Sawer Online : Pemuas Narsisme Diri

Gaya Hidup | Monday, 29 May 2023, 10:49 WIB

Kemajuan dan kecanggihan teknologi saat ini semakin tidak dapat dihindari. Kondisi ini menyebabkan lahirnya banyak fenomena sosial yang banyak dijumpai, salah satunya yaiu sawer online. Sawer online merupakan salah satu fenomena sosial yang tengah merebak di kalangan masyarakat. Sawer ini dilakukan oleh para penonton konten (viewers) kepada pembuat konten (content creators). Banyak media sosial sekaligus media hiburan yang memiliki fitur sawer dan salah satunya yaitu Tiktok, media sosial yang tengah digandrungi seluruh masyarakat mulai usia diatas 13 tahun.

Tiktok memiliki fitur siaran langsung (live) yang memungkinkan pembuat konten menyiarkan secara langsung kegiatan yang mereka lakukan. Penonton dapat memberikan apresiasi kepada pembuat konten dengan memberikan saweran berbentuk (gift) hadiah. Gift dibandrol dengan harga yang berbeda, harga ini ditunjukkan dengan berapa koin yang dibutuhkan untuk membeli gift tersebut. Gift yang diterima oleh pembuat konten akan masuk ke akun mereka dan dapat dicairkan menjadi uang uang. Semakin banyak koin yang tertera maka semakin mahal gift tersebut dan semakin banyak uang yang diterima oleh pembuat konten.

Pembuat konten ini memiliki banyak konsep untuk menarik penonton menyaksikan siaran langsung mereka. Konsep siaran langsung yang sering muncul diantaranya bermain game kekinian seperti Mobile Legends, menggambar diatas air dengan media sendok dan spidol, bahkan rela melakukan hal yang diperintahkan oleh pemberi gift meskipun perintah yang cukup ekstrem. Konsep konten paling kontrovesial adalah dengan memanfaatkan belas kasihan penonton melihat orang tua berendam di dalam air, setiap gift yang diberikan akan dibalas dengan guyuran kepada orang tua tersebut.

Lalu bagaimana sudut pandang psikologis mengenai penonton yang memberikan saweran dan pembuat konten yang mendapatkan saweran?

1. Munculnya Narsisme.

Penonton yang memberikan saweran biasanya akan disebutkan nama akunnya oleh pembuat konten dan mengajak penonton lain untuk mengikuti (mem-follow) orang tersebut. Semakin banyak orang yang mengikuti penonton tersebut maka akan membuka peluang si penonton untuk menjadi seorang pembuat konten/content creator. Siaran langsung pada media sosial TikTok memiliki persyaratan minimal 1000 pengikut. Narsistik merupakan gangguan kepribadian yang memiliki salah satu ciri haus akan pujian dan pengakuan dari orang lain. Faktanya banyak orang yang rela mengurangi biaya kebutuhan pokoknya demi bisa melakukan sawer online tersebut. Tidak menutup kemungkinan apabila kondisi ini dibiarkan berlanjut bisa menyebabkan kemiskinan bagi.

2. Sawer lagi dan lagi/ Kecanduan

Terdapat sebuah kondisi yang disebut Subjective Well-Being, kondisi ini merupakan salah satu faktor penyebab narsisme dimana sesorang akan melakukan suatu hal yang dianggapnya menyenangkan, bebas dari tekanan atau stress secara berulang kali. Seorang penonton akan merasa dirinya diperhatikan oleh pembuat konten karena memberikan gift dan memperoleh imbal balik berupa tambahan pengikut bagi si penonton pemberi gift. Lama kelamaan semakin banyak pembuat konten live yang awalnya seorang penonton. Tidak jarang banyak pembuat konten yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkan gift karena hal ini lebih diminati oleh penonton dibandingkan konten-konten positif.

3. Eksploitasi hubungan dengan orang lain/intrapresonal.

Kondisi ini diakibatkan karena pembuat konten yang menghalalkan segala cara untuk menarik penonton. Konten dengan mengeksploitasi keluarga merupakan salah satu contohnya, terdapat pembuat konten yang memanfaatkan rasa iba dari penonton akibat melihat orang yang sedang live berendam lalu menyiramkan air bahkan lumpur terhadap dirinya sendiri. Setelah diselidiki ternyata para orang tua ini diminta oleh anaknya untuk melakukan hal tersebut. Tindakan tersebut merupakan tindakan amoral yang seharusnya tidak dilakukan.

Hendaknya kita lebih berhati-hati dan bijak dalam memilih tontonan bagi diri sendiri, keluarga, dan orang-orang terkasih. Yuk, bijak bermedia sosial!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image