Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dina Husna Amalia

Kisah Inspiratif dan Motivasi Novel Berjudul Laskar Pelangi Karangan Andre Hirata

Sastra | Sunday, 28 May 2023, 23:20 WIB

Di Indonesia banyak karya anak negeri yang patut kita hargai dan juga kita kembangkan. Contohnya adalah novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata yang terbit pada tahun 2005 oleh penerbit Bentang Pustaka, Yogyakarta. Novel “Laskar Pelangi” ini dicetak ulang hingga empat belas kali dalam dua tahun sejak September 2005 hingga November 2007. Hingga akhirnya Novel “Laskar Pelangi” merupakan salah satu novel yang sangat popular dan banyak mendapat pujian dari masyarakat, bahkan novel tersebut mencapai best seller di Indonesia dan Malaysia. Novel “Laskar Pelangi” pun ceritanya juga dijadikan suatu film. Film ini pun juga tak kalah sukses dari novelnya dan berhasil menarik perhatian hingga 4 miliar penonton. Novel dan film “Laskar Pelangi” ini dapat dibaca dan ditonton untuk segala usia dan semua lapisan masyarakat.

Foto Cover Novel "Laskar Pelangi"

Novel "Laskar Pelangi" bercerita mengenai suka, duka, harapan, cita-cita, kebodohan, kepintaran dan juga lelucon yang dialami para anggota Laskar Pelangi selama bersekolah. Pengalaman tersebut yang akan menjadi kisah-kisah inspiratif perjuangan dan prestasi yang luar biasa dari anak-anak local Laskar Pelangi Di Provinsi Bangka-Belitung dalam bidang pendidikan. Mereka mampu membangkitkan antusias atau semangat dan juga kreativitas yang luar biasa. Novel ini ditulis dengan tujuan bersama untuk bertahan hidup dan mengobarkan semangat mereka yang terus berjuang dalam menggapai pendidikan untuk mewujudkan cita cita. Novel ini tidak mengajarkan kita untuk menangisi kemiskinan, akan tetapi mengajarkan kita untuk melihat kemiskinan dengan pandangan yang berbeda yaitu menjadikannya semangat dan motivasi untuk menjadi lebih maju.

Novel karya Laskar Pelangi ini bercerita tentang sepuluh anak dari keluarga miskin dan kurang mampu yang masih memiliki dorongan untuk mengenyam pendidikan di sekolah sederhana di Bangka Belitung walaupunhanya dengan fasilitas yang sangat minim. Gedung sekolah tua yang hampir roboh serta tenaga pengajar yang sangat sedikit. Sekolah tersebut dibangun dengan keikhlasan dan ketulusan karena sekolah tersebut merupakan salah satu harapan dan wadah mereka sebagai tempat menuntut ilmu dan mencapai cita-cita mereka.

Namun, Cerita Laskar Pelangi ini diawali dengan sebuah kejutan, yaitu kegagalan suatu sekolah yang bernama SD Muhammadiyah. Sekolah akan ditutup jika jumlah siswa tidak mencapai sepuluh anak pada hari terakhir pendaftaran. Hanya 9 siswa yang mendaftar pada hari itu. Pada saat yang menentukan, Harun, si anak yang memiliki keterbelakangan mental, muncul. Ibunya mengirimnya untuk mendaftar sebagai siswa. Akhirnya sekolah tidak jadi ditutup dan anak-anak yang ingin belajar tidak harus ke kota besar. Mereka semua sangat memiliki semangat yang besar dalam meraih dan mewujudkan cita citanya. Mereka semua memiliki bakat dan keunikannya masing masing. Bakat anak-anak ini pun berhasil untuk mengharumkan nama sekolah,

Walau prestasinya tersebut terbilang unik, sebagai contoh balas dendam Mahar yang selalu disudutkan teman-temannya karena kegemarannya pada ilmu gaib, yang membuahkan hasil manis. Lalu kemenangan di karnaval pada 17 Agustus, dan kejeniusan Lintang yang berhasil menjawab tantangan guru Dr. Zulfikar - seorang pejabat yang kaya raya dan populer hingga memenangkan sebuah kuis. Perjalanan kesepuluh sahabat itu berakhir dengan kematian ayah Lintang, memaksa anak laki-laki cerdas (Lintang dijuluki "Einstein Kecil") untuk meninggalkan sekolah dan menggantikan ayahnya sebagai nelayan. Dua belas tahun kemudian, Ikal kembali ke desa dan menyelesaikan gelar sarjananya.

Sebagai sebuah karya sastra yang diangkat dari kisah nyata, penulis mempersembahkan buku ini kepada guru dan sahabatnya yang merupakan tokoh penting dalam novel ini, yaitu Ibu Muslimah Hapsari, Bapak Harfan Effendi Noor dan sepuluh teman masa kecilnya yang menjadi anggota dari Laskar Pelangi. Guru kelas mereka menyebutnya dengan sebutan "Laskar Pelangi" karena kecintaannya pada pelangi. Banyak sekali nilai-nilai yang dapat kita pelajari dan kita terapkan sebagi motivasi untuk kehidupan sehari hari.

Perlu diingat pesan Tuk Bayan Tula kepada anak-anak laskar pelangi pada saat akan menghadapi ujian, pesannya yaitu "Kalau Nak Pintar, Belajar! Kalau Nak Berhasil, Usaha!". Pelajaran yang kita dapat petik dan jadikan motivasi dari cerita “Laskar Pelangi” yaitu bahwa Ilmu dan Pelajaran bias kita dapatkan dimana saja asal detekadkan dengan niat. Walaupun Laskra Pelangi menuntut ilmu di sekolah seadanya dengan fasilitas yang minim namun dia selalu bersemangat dan mempunyai tujuan untuk membuktikan bahwa mereka bias menjadi yang terbaik.

Pelajaran solidaritas dan juga keinginan untuk saling berbagi. Keinginan memberi dan bersama akan membuatnya saling menguatkan. Jika kita saling membantu dan memberi kepada sesame maka kita akan memtik hasil kebaikannya. Nilai dalam menghargai dan menggunakan waktu sebaik mungkin. Jika kita memiliki cita cita dan impian makan kejar lah, waktu akan selalu berjalan dan tak pernah berhenti selagi kita berada di bumi. Maka dari itu gunakan lah waktu sebaik mungkin dan jangan pernah sia siakan waktu yang berharga itu.

Kesederhanaan yang dialami oleh para Laskar Pelangi pun dapat kita jadikan pelajaran. Bahwa dengan keterbatasan ekonomi mereka masih memiliki semangat untuk meraih ilmu. Walaupun hanya dengan pakaian nyaman seadanya lalu dengan buku buku lama yang sudah rusak pun mereka masih mempertahankan kegigihan dan semangatnya dalam menuntut ilmu. Semuanya bias kita lakukan dan kita capai asal kita memiliki niat dan tujuan.

Sekarang sudah saatnya untuk kita lebih bersyukur dan mempertahankan semangat dalam meraih ilmu dan menggapai keinginan cita cita. Kita juga harus bisa mengembangka ide ide dan membuat suatu karya untuk dapat dinikmati dan bermanfaat bagi bangsa dan seluruh masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image