Perilaku Hedonisme dan Konsumtif di Kalangan K-popers
Gaya Hidup | 2023-05-28 05:19:20Fenomena Korean Wave (K-Wave) telah menyebar di Indonesia sejak tahun 2000-an dan digandrungi oleh banyak kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang disebabkan oleh globalisasi merupakan faktor utama penyebab terjadinya fenomena Korean Wave di Indonesia. Hal ini identik dengan dunia hiburan seperti musik, teater, dan variety show.
K-pop adalah salah satu bentuk Korean wave yang banyak diminati di kalangan milenial. Beberapa orang melihat K-Pop sebagai cara untuk bersantai dan bersenang-senang setelah seharian bekerja keras. Tak jarang bagi beberapa K- Popers rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli merchandise dari girl group atau boy group kesukaan mereka. Hal tersebut dianggap biasa sebab zaman yang semakin modern menjadikan orang – orang menjadi individualis sehingga kepedulian menjadi hal yang sulit ditemui di kehidupan sosial. Oleh karena itu, K-popers bisa masuk ke dalam golongan hedonis dan sosok individu yang memiliki sifat konsumtif.
Hedonisme mengajarkan bahwa kesenangan merupakan tujuan hidup dan pedoman untuk berperilaku dalam sebuah anggota masyarakat. Dalam hedonism, kesenangan pribadi atau kelompok merupakan hal yang harus diprioritaskan. Dapat dikatakan pula bahwa hedonism merupakan pandangan hidup berdasarkan hawa nafsu. Penganut paham ini disebut hedonis (Setianingsih, 2018).
Perilaku konsumtif adalah gaya hidup individu yang senang membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan yang matang. Sedangkan menurut Setiaji dalam Konsumerisme (1995) menyatakan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku berlebihan dan membabi buta dalam membeli suatu barang.
Umumnya mereka mengumpulkan photocard sebagai salah satu merchandise yang mudah untuk di koleksi. Hal ini didorong oleh faktor eksternal seperti faktor teknologi dan globalisasi. Banyaknya grup order yang menggunakan seller luar negeri terutama korea, sangat membantu para kolektor mendapatkan photocard yang mereka inginkan dengan lebih mudah. Tak heran jika mereka bisa mendapatkannya langsung dari negeri ginseng tersebut. Mereka yang mengkoleksi photo card atau yang biasa disebut kolektor Poca, memiliki dua model koleksi: (1) Ikuti polanya, (2) Buat daftar keinginan. Ketika mereka menerima produk tersebut, mereka merasa senang dan memiliki perasaan "kecanduan" untuk membelinya kembali.
Foto 1. Koleksi photocard
` Sumber Dokumentasi: milik pribadi.
K-popers mungkin akan benar – benar menjadi seorang hedonis dan memiliki sifat konsumtif karena rela menabung dan menghabiskan uang demi membeli benda – benda yang ada kaitannya dengan idol grup mereka. Harga yang mahal, melebihi uang saku atau jatah bulanan membuat beberapa dari mereka memutuskan hanya bermodal kuota atau wifi. Biasanya mereka yang mengandalkan hal tersebut melakukan hobi dengan cara streaming mv atau mem – vote idol mereka di acara musik agar mendapatkan juara.
Pada dasarnya setiap individu memiliki cara tersendiri untuk berbahagia, termasuk para K-popers. Namun jika hal tersebut dilakukan terus menerus tentu akan menimbulkan efek negatif kepada diri kita sendiri, antara lain; (1) pengeluaran membludak hanya untuk belanja yang tidak penting, (2) tidak memiliki dana darurat, (3) sulit membedakan keinginan dan kebutuhan, dan (4) cenderung tidak mampu menyiapkan dana untuk kebutuhan mendatang (sumber: www.djkn.kemenkeu.go.id, diakses Minggu, 21 Mei 2023).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.