Peran Orang Tua dalam Pencegahan Tindakan Bullying
Edukasi | 2023-05-25 19:28:24Bullying merupakan Tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompk orang secara berulang – ulang yang dilakukan untuk menyakiti atau menyerang sehingga menyebabkan kerugian baik secara fisik, psikologis, sosial, pendidikan dan ekonomi. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa sepanjang tahun 2022 tercatat lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis di Indonesia dan terus meningkat sampai saat ini (BBC News Indonesia, 22/07/2022).
Bullying tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah tetapi juga di lingkungan masyarakat dan lingkungan kerja. Namun, berdasarkan data yang di paparkan oleh KPAI pada tahun 2019 menyatakan bahwa sebanyak 87,6% kasus bullying terjadi di lingkungan sekolah. Menurut Programme for International Students Assessment (PISA) 2018, Indonesia menempati urutan ke 5 dari 78 negara dengan kasus bullying terbanyak di lingkungan sekolah. Tercatat 41,1 persen pelajar di tanah air mengaku pernah di bully di sekolah. Hal ini tentunya sangat miris terjadi bagi generasi penerus bangsa.
Perilaku bullying menimbulkan berbagai dampak negative baik secara fisik dan psikologis yang terjadi bagi pelaku ataupun korban. Orang yang menjadi korban dalam tindakan bullying akan cenderung memiliki masalah mental, luka badan, gangguan tidur, trust issue, gangguan emosi, prestasi menurun, gangguan kosentrasi belajar, dan berpotensi melakukan tindakan bullying. Sedangkan bagi pelaku akan merasa kesepian, tidak bahagia, merasa bersalah, kemampuan empati yang rendah, gangguan emosi dan masih banyak lagi dampak yang terjadi.
Melihat bahaya yang timbul dari perilaku bullying baik bagi pelaku atau pun korban, orang tua memiliki peranan besar dalam pencegahan tindakan bullying kepada anak – anaknya. Komunikasi positif dalam keluarga sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk mencegahan tindakan bullying. Komunikasi positif yang dimaksud adalah komunikasi yang dilakukan dengan tidak mengarah kepada hal – hal negatif yang memojokkan lawan biacara. Pengasuhan positif yang baik dan benar yang diberikan oleh orang tua juga mempengaruhi perilaku anak. Dengan pengasuhan yang positif, anak akan merasa dicintai oleh kedua orang tuanya, sehingga mereka akan tumbuh menjadi anak yang mencintai diri sendiri dan mampu mencintai serta menerima orang lain. Dengan begitu anak akan memiliki rasa empati yang tinggi terhadap orang lain, karena hidupnya penuh kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya.
(Adinda Ayu Lesatari - Mahasiswi Universitas Ailangga Prodi Ekonomi Islam)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.