Dampak E-Commerce Era Industri 4.0 bagi Perekonomian Indonesia
Bisnis | 2023-05-25 18:36:10Perkembangan teknologi telah berevolusi dari revolusi industri 1.0 hingga revolusi industri 4.0, bahkan saat ini berkembang hingga Society 5.0 yang memberikan perubahan besar bagi kehidupan manusia. Salah satu contoh yang memiliki dampak besar yakni adanya penggunaan internet. Semakin berkembangnya era modern, internet juga semakin canggih dengan berbagai fitur yang ditawarkan. revolusi industri 4.0 sendiri telah memberikan dampak besar di berbagai bidang, salah satunya bidang ekonomi atau perdagangan. Begitu pesatnya penggunaan internet hal ini memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Masyarakat dapat melakukan berbagai hal termasuk tindakan jual beli melalui perangkat komunikasi yang terhubung dengan internet.
Di Indonesia sendiri, Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam laman resminya mencatat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19 persen pada 2023 atau menembus 215.626.156 jiwa dari total populasi yang sebesar 275.773.901 jiwa. Tingginya penggunaan internet di Indonesi tersebut sejalan dengan berkembangnya bisnis online atau yang biasa disebut dengan e-commerce.
Pengertian E-Commerce
Menurut McLeod Pearson (dalam Ummah, 2018:5) perdagangan elektronik atau yang disebut e-commerce adalah penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan proses bisnis. Pandangan popular dari e-commerce adalah penggunaan internet dan computer dengan browser web untuk membeli dan menjual produk. Namun, seiring berjalannya waktu e-commerce tidak hanya dapat diakses melalui web saja tetapi juga aplikasi.
Jenis E-Commerce yang Berkembang di Indonesia
1. Business to Consumer (B2C)
Transaksi ini dilakukan oleh pelaku bisnis yang menawarkan produk dan jasa ke konsumen yang akan melakukan pembelian secara online. Contohnya Bhinneka.com dan Tiket.com.
2. Business to Business (B2B)
Transaksi yang dilakukan oleh sesama pebisnis yang melibatkan penjualan barang dan jasa serta saling mengerti bisnis yang dijalankan. Contohnya Bizzy dan Ralali.
3. Consumer to Consumer (C2C)
Transaksi yang melibatkan konsumen yang menjual secara langsung kepada konsumen secara online melalui pihak ketiga yang menyediakan platform. Contohnya Shopee, Tokopedia, dan sejenisnya.
4. Consumer to Business (C2B)
Transaksi jual beli yang dilakukan oleh konsumen yang menawarkan produk atau jasa ke perusahaan. Contohnya freelancer.com.
5. Business to Administration (B2A)
Platform yang menjual barang atau jasa melalui pengajuan tender dan memenuhi persyaratan kepada pemerintah. Contoh nya www.allianz.com dan www.pajak.go.id.
6. Consumer to Administration (C2A)
Proses transaksi elektronik yang dilakukan oleh individu kepada pemerintah. Contohnya jamsostek dan pajak.
7. Online to Offline (O2O)
Proses transaksi dimana penjual mmenggunakan dua saluran baik online yang digunakan untuk promosi atau menemukan konsumen maupun offline untuk meneruskan melakukan pembelian. Contohnya Gojek dan Grab.
Peran E-Commerce terhadap Perekonomian Indonesia
Pada beberapa tahun lalu perekonomian dunia termasuk Indonesia dilanda keterpurukan karena adanya wabah yang mengharuskan beberapa daerah harus PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan banyak karyawan terkena PHK sehingga kegiatan perekonomian terganggu. Hal ini harus membuat masyarakat beradaptasi dengan keadaan yang baru dimana semua aktivitas dominan dilakukan secara online, begitu juga proses transaksi jual beli. Banyak masyarakat yang memanfaatkan platform online maupun market place untuk kegiatan jual beli.
Meskipun keadaan sudah membaik, minat masyarakat untuk melakukan transaksi di e-commerce masih tinggi karena selain efektif dan efisien produk yang ditawarkan sangat bervariasi. Bahkan, saat ini e-commerce semakin berkembang pesat. Dalam laman resmi Kominfo disebutkan bahwa dalam studi berjudul eConomy SEA 2022, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai USD77 miliar pada 2022. Angka tersebut merefleksikan pertumbuhan 22 persen secara tahunan. Dari keseluruhan tersebut, sumbangan e-commerce Indonesia memberikan kontribusi senilai USD59 miliar dan membesar menjadi USD95 miliar pada 2025. Kemudahan akses untuk melakukan usaha secara online, jangkauan yang luas, dan banyaknya pengguna internet di Indonesia mendorong seseorang membuka lapak untuk mendapatkan keuntungan.
Dari kalangan milenial hingga dewasa yang berbekal ketekunan, kreatif dan inovatif dan memanfaatkan fasilitas teknologi digital dapat membangun usaha kreatif yang memiliki peluang besar untuk meraih kesuksesan. Selain itu, hal tersebut juga dapat membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Bagi lembaga pemerintah, hal tersebut juga menguntungkan karena adanya penerimaan dari sektor pajak pertambahan nilai (PPN) dan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, generasi muda harus mengembangkan knowledge base economy agar banyak inovasi dari anak bangsa untuk meningkatkan ekonomi digital sehingga dapat bersaing di kancah internasional.
Oleh : Sukma Nur Janah, Mahasiswa Universitas Airlangga.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.