Cukuran Massal, Upaya Wujudkan Disiplin Siswa
Eduaksi | 2023-05-25 16:16:24Oleh: Hj. Eni Haerini, M.Pd
Disiplin merupakan sebuah komponen yang dituangkan dalam visi SMPN 4 Cipeundeuy. Salah satu usaha yang dilakukan sekaitan hal itu adalah mewajibkan siswa laki-laki agar mencukur rambutnya dengan rapi. Namun sehebat apa pun guru meminta siswa untuk merapikan rambut, bahkan sampai kepala sekolah turun tangan pun tetap saja banyak siswa yang berambut gondrong. Bahkan ketika dihitung, pada hari Senin tanggal 22 Mei 2023 jumlah siswa yang berambut rapi dari semua tingkat hanya 10 orang saja.
Sebagai bentuk upaya agar kedisiplinan berambut rapi tetap dilaksanakan siswa, akhirnya sekolah memanggil dua orang tukang cukur untuk melakukan cukuran masal. Hal ini dilakukan agar tidak ada alasan bagi siswa untuk berambut rapi. Tentu saja sebelum mendatangkan tukang cukur, dilakukan sosialisasi agar siswa mecukur rambutnya di rumah jika tidak ingin dicukur secara masal karena dicukur secara masal pun mereka tetap membayarnya langsung ke tukang cukur.
Rencana pemanggilan tukang cukur ini sebenarnya sudah lama disampaikan dalam rapat orang tua siswa dan mendapat dukungan penuh karena mereka pun merasa sangat kesulitan dalam menangani anaknya yang berambut gondrong. Namun, ketika disampaikan kepada siswa, ternyata tidak membuat siswa berambut rapi keesokan harinya bertambah. Tetap saja lebih banyak siswa yang tidak disiplin.
Akhirnya, mau tidak mau dan suka tidak suka, pada Selasa, 23 Mei 2023 semua siswa yang rambutnya menyalahi aturan, dicukur oleh Pak Teguh Wiryanto, S.Pd. seorang guru yang memiliki keakhlian dalam mencukur, dan mereka pun dicukur secara gratis.
Mengingat keberhasilan program Cukur Massal, SMPN 4 Cipeundeuy akan menjadikan program ini sebagai program rutin yang akan dilakukan satu kali dalam sebulan sehingga menjadi menjadi program pembiasaan baru yang dijadikan usaha dalam mencapai visi sekolah. ***
Penulis adalah Kepala SMPN 4 Cipeundeuy Kab.Bandung Barat.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.