Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kumpulan Opini Mahasiswa Unair

Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Segala Usia

Gaya Hidup | 2023-05-25 09:01:14
Ilustrasi Kesehatan Mental foto : Direktorat Jenderal Pelajayanan Kesehatan

Kesehatan mental anak adalah hal yang perlu diperhatikan oleh para orang tua di Indonesia. Sebab, kebiasaan hidup di Indonesia yang serba sibuk sering membuat anak-anak merasa stres dan tertekan.

Banyak anak-anak saat ini menghabiskan waktu mereka dengan gadget. Padahal, terlalu lama bermain gadget bisa membuat anak menjadi kurang sosialisasi dan kurang beraktivitas fisik. Kondisi ini bisa mempengaruhi kesehatan mental anak.

Gangguan mental sendiri dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti keturunan, lingkungan, gaya hidup, dan lain-lain. Pada artikel ini, akan dibahas beberapa macam gangguan mental yang sering terjadi di Indonesia.

1. Depresi

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi di Indonesia. Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat dan kegembiraan pada hal-hal yang biasa dilakukan, kehilangan nafsu makan, sulit tidur, dan lain-lain. Gangguan mental yang satu ini memang sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan bisa berdampak pada kesehatan fisik juga.

2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah gangguan mental yang ditandai dengan rasa cemas yang berlebihan, khawatir yang berlebihan, dan ketakutan yang berlebihan. Gangguan kecemasan bisa menyebabkan tubuh menjadi tegang, berkeringat, dan sulit untuk berkonsentrasi. Gangguan ini bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan membuat seseorang sulit untuk berinteraksi dengan orang lain.

3. Bipolar

Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat drastis, dari yang sangat gembira hingga sangat sedih. Perubahan suasana hati yang begitu drastis ini bisa menyebabkan seseorang sulit untuk mencapai tujuan hidupnya dan sangat mengganggu interaksi sosialnya.

4. Skizofrenia

Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental yang paling serius dan memerlukan pengobatan yang serius juga. Gangguan ini ditandai dengan perubahan perilaku, delusi, halusinasi, dan sulit untuk membedakan kenyataan dengan khayalan.

Selain itu, tekanan dari lingkungan sekolah juga menjadi faktor penyebab stres pada anak. Tugas sekolah yang menumpuk, teman-teman yang kurang bersahabat, dan tekanan untuk meraih prestasi yang tinggi bisa membuat anak menjadi mudah stres.

Beberapa penyebab umum dari gangguan mental, antara lain:

Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan mental dalam keluarga.

Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.

Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-kanak.

Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.

Mengalami diskriminasi dan stigma.

Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat dekat.

Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau utang.

Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.

Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.

Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat merusak otak.

Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.

Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.

Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.

Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan serius, atau kejahatan dan yang pernah dialami.

Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan beberapa gejala berikut ini, antara lain:

Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.

Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.

Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu menghantui.

Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.

Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.

Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan.

Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.

Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.

Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.

Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan masalah dalam hubungan dengan orang lain.

Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal, khawatir, dan takut yang tidak biasa.

Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa harapan.

Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan menggunakan narkoba.

Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.

Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami masalah tidur.

Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak atau pergi ke sekolah atau tempat kerja.

Namun, para orang tua tidak perlu khawatir. Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan mental anak. Salah satunya adalah dengan membawa anak ke dokter spesialis kesehatan mental. Dokter bisa membantu anak untuk mengatasi masalah stres dan memberikan solusi yang tepat.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:

Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.

Membantu orang lain dengan tulus.

Memelihara pikiran yang positif.

Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.

Mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Menjaga kecukupan tidur dan istirahat.

Selain itu, para orang tua juga bisa memberikan dukungan emosional pada anak. Mendengarkan keluhan anak, memberikan semangat, dan memberikan waktu yang cukup untuk bermain bisa membantu anak untuk merasa lebih baik.

Jadi, sebagai orang tua, kita harus memperhatikan kesehatan mental anak. Dukungan dan perhatian dari orang tua bisa membuat anak merasa lebih nyaman dan bahagia. Jangan ragu untuk membawa anak ke dokter jika diperlukan. Kesehatan mental anak adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Penulis : Raihan Fawwaz Muhammad Amin

111221327

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image