Dampak yang Dihadapi dalam Penerapan Childfree
Gaya Hidup | 2023-05-24 22:48:37Telah banyak jenis fenomena psikologi pada masa sekarang ini yang dapat kita temui. Terdapat pula berbagai macam sebab dan akibat dari fenomena-fenomena tersebut. Salah satu fenomena yang dimaksud adalah Childfree yang juga akan menjadi topik bahasan dalam makalah berikut ini. Seperti yang kita dapat ketahui, Childfree ini sudah banyak diterapkan belakangan ini. Hal ini tentunya menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Orang lain mungkin menunda keputusan melahirkan anak untuk jangka waktu sedemikian rupa sehingga pada akhirnya reproduksi biologis tidak lagi menjadi pilihan(Blackstone and Stewart 2012). Childfree atau memilih untuk tidak memiliki anak merupakan pilihan yang sangat pribadi dan tidak ada jawaban psikologis yang pasti apakah itu benar atau salah. Psikologi lebih tertarik pada memahami keputusan tersebut dan dampaknya pada kesejahteraan mental individu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang memilih untuk childfree memiliki kepuasan hidup yang sama dengan orang yang memiliki anak, asalkan mereka merasa pilihan tersebut sesuai dengan nilai-nilai mereka dan tidak merasa tekanan untuk mengikuti norma sosial atau tekanan dari keluarga atau pasangan.
Namun, beberapa studi juga menunjukkan bahwa orang yang memilih untuk childfree mungkin mengalami stres dan tekanan sosial karena stigmatisasi atau diskriminasi. Hal ini dapat menghasilkan rasa terasing dan sulit untuk menjalin hubungan sosial yang memadai. Namun, hal ini tidak selalu terjadi dan tergantung pada konteks sosial dan budaya di mana individu tersebut berada.
Secara keseluruhan, pilihan untuk childfree tidak secara langsung berkaitan dengan kesejahteraan mental individu. Namun, keputusan tersebut harus didasarkan pada pemikiran yang matang dan perlu diingat bahwa kehidupan seseorang bisa terdiri dari banyak hal selain menjadi orangtua. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk merenungkan keputusan mereka dan memilih jalan yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidup mereka.
Childfree adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang atau pasangan yang secara sadar memilih untuk tidak memiliki anak, baik itu biologis atau diadopsi. Istilah "childfree" sering kali dibedakan dengan "childless", yang mengacu pada seseorang atau pasangan yang belum memiliki anak tetapi masih menginginkannya dan mungkin sedang mencoba untuk hamil atau mengadopsi.
Alasan memilih untuk tidak memiliki anak sangat kompleks dan tanggapan untuk wanita tanpa anak kemungkinan besar diinformasikan sebagian besar oleh ekspektasi peran gender(Mollen 2006). Tidak sedikit pula pasangan yang menerapkan hal tersebut. Dengan pemikiran yang telah matang maka pasangan dapat memutuskan sebuah tidakan yang penting seperti ini.
Memiliki anak juga diyakini berkontribusi pada isu-isu yang berkaitan dengan kelebihan populasi dan konsumsi berlebihan(Guanabara et al., n.d.2021). Keputusan untuk menjadi childfree dapat berasal dari berbagai alasan pribadi, seperti tidak ingin membatasi kebebasan dan mobilitas, merasa tidak siap untuk memiliki tanggung jawab besar, atau tidak ingin mengalami stres dan biaya yang terkait dengan merawat anak. Beberapa faktor yang umumnya menjadi pendorong untuk menjadi childfree antara lain:
a. Karier: Seseorang mungkin memilih untuk menjadi childfree untuk fokus pada karier atau pekerjaan mereka. Merawat anak-anak dapat membutuhkan banyak waktu, tenaga, dan perhatian, sehingga bisa membatasi kesempatan untuk mengembangkan karier. Bertambahnya intensitas kesibukan manusia menjadikan akar kemunculan adanya fenomena baru, termasuk diantaranya adalah childfree(Ramadhani and Tsabitah 2022).
b. Kebebasan: Beberapa orang mungkin ingin mempertahankan kebebasan pribadi mereka, termasuk mobilitas dan kemampuan untuk melakukan perjalanan atau hobi yang melibatkan banyak waktu dan uang.
c. Tanggung jawab: Merawat anak membutuhkan banyak tanggung jawab dan dedikasi, dan seseorang mungkin tidak merasa siap untuk menanggung beban tersebut.
d. Kondisi kesehatan: Ada beberapa kondisi kesehatan atau risiko genetik tertentu yang mungkin membuat seseorang khawatir untuk memiliki anak, atau bahkan membatasi kemampuan mereka untuk hamil atau memiliki anak biologis.
e. Lingkungan: Beberapa orang mungkin memilih untuk menjadi childfree karena kekhawatiran akan pengaruh yang makin memburuk pada lingkungan dan bumi.
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk menjadi childfree, tetapi penting untuk diingat bahwa keputusan tersebut harus dipertimbangkan secara matang dan berdasarkan alasan yang jelas dan bijaksana. Keputusan untuk menerapkan childfree dapat memiliki dampak yang berbeda-beda pada kehidupan individu dan pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak. Beberapa dampak yang mungkin timbul akibat keputusan childfree antara lain:
a. Sebagai pasangan childfree, individu dapat menikmati kebebasan dalam menjalani kehidupan mereka dan menghabiskan waktu mereka sesuai dengan keinginan dan minat mereka, tanpa harus mempertimbangkan kebutuhan anak.
b. Tidak memiliki anak dapat memungkinkan individu untuk lebih fokus pada karier dan investasi keuangan, sehingga meningkatkan stabilitas finansial dan kemampuan untuk menikmati kehidupan.
c. Keputusan untuk menjadi childfree dapat mempengaruhi hubungan dengan anggota keluarga atau teman-teman yang mengharapkan individu untuk memiliki anak. Namun, keputusan tersebut juga dapat memperkuat hubungan dengan pasangan yang memiliki pandangan dan keputusan yang sama.
d. Keputusan untuk menjadi childfree dapat meringankan tekanan dan stres yang mungkin muncul akibat tanggung jawab dan kewajiban yang terkait dengan menjadi orang tua. Namun, individu juga dapat mengalami tekanan dan stres dalam masyarakat yang masih mengharapkan individu untuk memiliki anak.
e. Terdapat perbedaan pandangan dan nilai-nilai di masyarakat terkait dengan keputusan childfree. Individu dapat menghadapi tekanan dan diskriminasi dari lingkungan sekitar yang masih memandang bahwa menjadi orang tua adalah hal yang diwajibkan.
Dari pembahasan diatas dapat kita mengerti apa yang dimaksud dari Childfree yang sedang banyak di terapkan dan di bahas dalam kehidupan saat ini. Childfree adalah suatu sebutan bagi keputusan untuk tidak memiliki anak. Hal ini tentunya berbeda dengan keputusan manusia selayaknya yang ingin memiliki keturunan. Tetapi tak sedikit pula yang menjalankannya dengan berbagai faktor pendorong dari individu tersebut.
Berikut beberapa tokoh publik yang mennerapkan Chilfree diataranya adalah:
1. Aktris cantik Cinta Laura adalah sosok yang belum menikah. Namun sebelum ia melaksanakan pernikahan, ia mengaku bahwa telah memutuskan tidak akan memiliki anak jika menikah kelak.
2. Youtuber Gita Savitri menjadi artis Indonesia yang juga mengklaim dirinya dan suaminya sebagai childfree. Dia mengaku, tak punya rencana dan keinginan menjadi seorang ibu dan keputusan tersebut juga hasil dari kesepakatannya dengan suami.
3. Selanjutnya ada seorang aktris yang sering disebut Rina Nose. Ia mengungkapkan bahwasanya sudah bahagia hidup berdua saja dengan suaminya. Saat di tanyakan oleh para awak media tentang alasannya mengenai pilihan childfree, ia menjawab bahwasanya hidup sudah memiliki banyak masalah dan tidak ingin menambahnya lewat adanya anak.
Penerapan Childfree juga mendatangkan sebuah pendapat atau pandangan yang berbeda. Dampak tersebut tentunya dihadapi oleh pasangan yang menjalankannya baik itu dampak positif seperti adanya perasaan menikmati kehidupan sebagai pasangan atau manusia karir serta ada pula yang tetap mendukung adanya keputusan tersebut. Tak menutup kemungkinan ada pula pihak-pihak yang masih tidak menyetujui tindakan tersebut. Kembali kepada tujuan dan keputusan yang telah dibuat oleh pasangan tersebut, mereka pasti memiliki alasan dalam menerapkannya.
Adapun saran yang kita peroleh dari pembahasan diatas adalah, sebagai pihak yang menjalankan program tersebut harus memiliki pemikiran yang matang terlebih dahulu. Sehingga adapun dampak negatif dari pihak-pihak yang tidak menyetujui hal tersebut, pasangan yang menerapkan Childfree dapat tetap menjalani kehidupan dengan semangat dan bahagia.
Bagi kita yang menyaksikan pasangan pelaksana program tersebut, harusnya berwawasan luas untuk boleh menerima setiap keputusan yang diambil oleh pasangan tersebut. Sebaiknya kita boleh menjadi pendukung dalam keputusan tersebut demi kebagaiaan secara psikologi bagi pasangan yang menerapkannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.