Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Renata Arista Widya

Sterilisasi Kucing: Solusi Overpopulasi dengan Prinsip Animal Welfare

Pets and Garden | Tuesday, 23 May 2023, 17:31 WIB

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah pecinta kucing di seluruh dunia terus meningkat. Berdasarkan hasil survei oleh Rakuten Insight Center, lebih dari 60% masyarakat Indonesia lebih memilih untuk memelihara kucing. Alasannya karena kucing memiliki karakteristik unik yang membuat mereka menjadi hewan peliharaan yang populer. Kucing memiliki perilaku mandiri yang terkadang lucu dan dapat memberikan kenyamanan emosional kepada pemiliknya.

Selain itu, kucing juga dianggap sebagai hewan yang lebih mudah diurus daripada anjing, karena mereka lebih mandiri dan membutuhkan lebih sedikit perhatian. Semua faktor ini telah menyebabkan peningkatan jumlah orang yang memilih untuk memelihara kucing sebagai hewan peliharaan.

Kucing bermain di taman. (Sumber: koleksi pribadi)

Dengan terus meningkatnya popularitas kucing, tidak heran jika jumlah pecinta kucing terus bertambah di seluruh dunia. Semakin banyak orang yang menyukai kucing dan memiliki kucing sebagai hewan peliharaan, maka semakin besar kemungkinan akan terjadi overpopulasi kucing. Jika banyak orang memelihara kucing tetapi tidak bertanggung jawab dalam mengendalikan populasi kucing, misalnya dengan tidak melakukan sterilisasi, maka populasi kucing dapat tumbuh secara eksponensial. Overpopulasi kucing, terutama di kota-kota besar, dapat memiliki dampak yang merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan kucing, serta lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Untuk mengatasi dampak overpopulasi kucing, diperlukan upaya pencegahan dan kontrol populasi yang tepat seperti sterilisasi, vaksinasi, dan pengendalian kelahiran. Selain itu, edukasi publik tentang pentingnya tanggung jawab pemilik hewan peliharaan juga sangat penting untuk membantu mengurangi jumlah kucing liar dan mengurangi dampak overpopulasi kucing secara keseluruhan.

Kastrasi dan ovariohysterectomy (pengangkatan rahim dan indung telur) adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada kucing untuk mengontrol populasi dan mencegah penyakit. Meskipun prosedur ini memiliki manfaat yang signifikan, juga penting untuk mempertimbangkan kesejahteraan hewan selama dan setelah operasi. Kedua prosedur sterilisasi ini memang memiliki manfaat yang luas.

Manfaat Kastrasi dan Ovariohysterectomy

Sterilisasi mampu mengontrol populasi kucing. Kucing dapat berkembang biak dengan sangat cepat dan berkontribusi pada masalah overpopulasi kucing. Kastrasi dan ovariohysterectomy dapat membantu mengontrol populasi kucing dengan mencegah kucing betina mengandung dan melahirkan anak kucing.

Ovariohysterectomy bermanfaat untuk mencegah penyakit pada kucing betina. Operasi ini dapat mencegah terjadinya beberapa jenis penyakit pada kucing betina, seperti infeksi rahim dan kanker ovarium. Kucing betina yang telah dioperasi memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami masalah kesehatan ini.

Kastrasi pada kucing jantan mampu mengurangi perilaku agresif pada kucing jantan. Kucing jantan yang tidak dikastrasi cenderung memiliki perilaku yang lebih agresif, termasuk perkelahian dengan kucing lain dan perilaku yang lebih kasar terhadap pemiliknya. Kastrasi dapat membantu mengurangi perilaku agresif ini dan membuat kucing jantan lebih tenang dan santai.

Prosedur kastrasi dan ovariohysterectomy dapat mengurangi risiko penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kucing yang tidak dioperasi dapat lebih rentan terhadap penyebaran penyakit melalui hubungan seksual. Kastrasi dan ovariohysterectomy dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit seperti infeksi saluran kemih dan virus imunodefisiensi felin (FIV).

Selain itu, dengan sterilisasi kucing dapat meningkatkan kesejahteraan (animal welfare) kucing. Dalam jangka panjang, kastrasi dan ovariohysterectomy dapat meningkatkan kesejahteraan kucing. Operasi ini dapat membantu kucing hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih bahagia.

Sterilisasi dengan Prinsip Animal Welfare

Studi menunjukkan bahwa operasi ini umumnya aman dan tidak menimbulkan rasa sakit yang signifikan jika dilakukan oleh dokter hewan yang berpengalaman. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa kucing Anda tetap sehat dan nyaman selama masa pemulihan. Salah satu faktor terpenting adalah manajemen nyeri. Setelah operasi, kucing mungkin merasa sakit dan tidak nyaman. Penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan pengobatan yang tepat untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat pemulihan mereka. Dokter hewan biasanya akan memberikan obat pereda nyeri dan menyarankan perawatan selama beberapa hari setelah operasi.

Selain itu, pecinta kucing perlu memperhatikan diet dan aktivitas fisik kucing Anda selama masa pemulihan. Setelah operasi, kucing mungkin membutuhkan diet yang lebih lembut dan makanan yang mudah dicerna untuk mencegah muntah dan diare. Kucing juga harus dijaga agar tidak melakukan aktivitas fisik yang berat atau bermain terlalu aktif selama beberapa hari setelah operasi, untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Terakhir, penting untuk memilih dokter hewan yang berpengalaman dan berkualitas untuk melakukan prosedur ini, untuk memastikan bahwa kucing Anda mendapatkan perawatan yang terbaik dan terhindar dari komplikasi yang tidak diinginkan.

Secara keseluruhan, kastrasi dan ovariohysterectomy dapat menjadi solusi overpopulasi kucing dengan tetap memberikan manfaat yang signifikan untuk kesehatan dan kesejahteraan kucing yang sesuai dengan prinsip animal welfare. Namun, perlu dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kesejahteraan hewan selama dan setelah operasi.

Penulis: Renata Arista Widya, Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image