Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image TSURAYA MUTIARA LARASHATI

Urgensi Pada Kesehatan Mental di Indonesia dan Penanganannya

Curhat | Tuesday, 23 May 2023, 14:57 WIB
Cr pinterest

Beberapa tahun terakhir kesehatan mental menjadi topik yang hangat di masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO), pandemi COVID-19 meningkatkan kasus kecemasan dan depresi di masyarakat sebanyak 25% pada tahun pertama pandemi. Kasus ini yang kemudian membuat kesehatan mental menjadi sorotan, dikarenakan terjadinya perubahan pada era pandemi COVID-19. Di tahun ini, Indonesia tengah digemparkan dengan banyaknya kasus asusila dan kekerasan. Saat ini tengah viral kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat, Mario Denddy Satrio. Selain itu, Indonesia menempati urutan ke-5 kasus bullying di dunia menurut data dari Programme for International Students Assessment (PISA) di tahun 2018. Bahkan, data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA) menyatakan terdapat 8,740 kasus kekerasan dengan 1.641 korban laki-laki dan 7.827 korban perempuan yang terhitung dari tanggal 1 Januari 2023 hingga saat ini. Bukan hanya kasus itu saja, kasus dalam rumah tangga seperti broken home dan ketidakstabilan perekonomian juga turut serta menyumbangkan sorotan dari masyarakat terutama generasi milenial.

Dampak dari kasus ini dapat menyebabkan kerugian pada korban seperti kesehatan fisik, stres, trauma, depresi, dan kerugian lainnya yang dapat mengganggu aktivitas korban. Luka fisik memang terasa menyakitkan dan bahkan bisa berbekas. Namun, trauma mental yang didapatkan oleh korban akan sulit untuk dihilangkan. Kasus-kasus seperti inilah yang menambah angka korban gangguan kesehatan mental baik pada anak-anak, remaja, dan juga orang dewasa. Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia tengah berada pada krisis terkait pentingnya kesehatan mental.

Kesehatan mental sendiri adalah kondisi jiwa seseorang yang berada dalam keadaan tentram, tenang, dan bebas dari gejala-gejala gangguan mental. Apabila seorang individu telah sehat secara mental, maka individu tersebut mampu untuk menjalani kehidupan mereka baik secara sosial dan individual. Mental yang sehat juga membantu menjadi pondasi tubuh dan pikiran manusia untuk berperilaku, merasakan, dan menjalani kehidupan mereka. Akibatnya individu mampu untuk produktif, berinteraksi, beradaptasi, dan memecahkan masalah yang ada dalam hidupnya. Tentu saja kesehatan mental adalah salah satu pondasi penting dari kehidupan manusia. Karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mereka akan mengganggu kehidupan individu apabila terjadi suatu gangguan dan akan berdampak lebih buruk apabila tidak segera ditangani. Tanpa mental yang sehat, individu akan mengalami gejala gangguan kesehatan mental yang dapat mengganggu aktivitas mereka

Jadi, seberapa banyak korban lagi yang harus kehilangan diri dan nyawa mereka akibat gangguan mental yang dialami dari lingkungannya? Berapa banyak lagi korban yang harus menanggung luka itu seorang diri? Kesadaran akan kesehatan mental perlu untuk ditanamkan pada diri kita. Penting untuk kita sebagai manusia, makhluk sosial, dan makhluk yang dianugerahi perasaan untuk melihat bahwa kesehatan mental merupakan pondasi yang sangat penting bagi manusia dan diri kita sendiri. Maka dari itu, terdapat beberapa hal yang harus kita ketahui dan lakukan agar diri kita sendiri dan orang lain memiliki mental yang sehat. Berikut beberapa tips yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan mental:

 

  • Temukan orang dan lingkungan yang aman, nyaman, dan terpercaya bagi kalian untuk menceritakan terkait permasalahan yang kalian hadapi.
  • Cobalah untuk langsung menemui dan melakukan penanganan pada ahli (psikolog/psikiater).
  • Jangan pernah lakukan self-diagnosis terhadap diri kalian sendiri maupun orang di sekitar kalian.
  • Apabila kalian mendapati orang di sekitar kalian mengalami kasus yang berat maka rangkulah dan dengarkan cerita mereka.
  • Sikapi permasalahan orang di sekitar kalian dengan bijak menggunakan kata-kata yang tidak mengarah untuk memojokkan korban.
  • Sebelum bertindak, pikirkan hal apa yang akan berdampak pada korban. Berfikirlah dengan melihat sudut pandang apabila kalian berada pada posisi korban.
  • Kenali diri kalian sendiri agar kalian tidak akan gampang untuk menerima secara mentah hal negatif yang diutarakan oleh orang lain.
  • Terima kekurangan yang ada dalam diri kalian dengan berdamai terhadapnya. Anggap kekurangan tersebut bukan menjadi musuh melainkan sebuah hal yang dapat diubah menjadi kelebihan.
  • Lakukan hal-hal positif dan yang kalian sukai seperti melakukan hobi, makan sehat, olahraga, dan tidur yang cukup.
  • Seringlah untuk berbicara dengan diri sendiri terkait apa yang kalian lewati di hari itu. Kalian bisa menuliskannya pada sebuah kertas atau mengatakannya secara langsung didepan sebuah cermin.

Dari kita untuk kita, tumbuhkan kesadaran akan kesehatan mental dan bersama sama mari saling merangkul untuk mencegah, menjaga, dan mengatasi bertambahnya kasus yang akan berdampak pada kesehatan mental masyarakat dan diri kita sendiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image