Raja atau Teman? Dampak Pola Asuh VS Tumbuh Kembang Anak
Edukasi | 2023-05-22 23:21:10
Apakah kalian tahu bahwa perilaku sekitar sangat berdampak pada tumbuh kembang kita, terutama saat kita dalam masa anak-anak dahulu? Bahkan berdasarkan beberapa penelitian, perilaku lingkungan sekitar terutama pola asuh orang tua ini sangat berdampak, terutama dalam pembentukan kepribadian atau karater kita mulai dari anak-anak. Coba saja lihat di sekitar kita, kalian pasti banyak menemui berbagai macam karakter anak kecil, seperti ada yang ramah sekali, baik, usil, atau terkadang cenderung manja dan bahkan ada yang sangat mengganggu. Hal ini sangat dipengaruhi bagaiamana orang tua mereka memperlakukan mereka pada tahap perkembangan mereka. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Sudah secara umum diketahui bahwa anak-anak merupakan salah satu tahap perkembangan yang cukup hebat terutama diusia 2-7 tahun, karena pada usia ini seorang anak sudah mulai belajar untuk mengamati, tertarik, penasaran, bahkan meniru apapun yang mereka dengar atau lihat di mana mereka mulai mengalami perkembangan sosial, emosional, serta kognitif. Karena itu, pada usia ini perilaku orang tua terhadap pola asuh anak perlu sekali diperhatikan.
Bagaimana orang tua meperlakukan anak dalam masa tumbuh kembangnya dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu sebagai raja, tawanan, dan sahabat. Mengapa bisa diamsumsikan demikian? Karena dalam setiap tahap ini, orang tua bisa merasakan dan mengontrol serta mengawasi pertumbuhan anak dengan baik. Dimulai pada tahap sebagai raja, anak-anak yang masih dalam usia kecil 0-7 tahun, di mana mereka masih belum memiliki pengetahuan apapun, orang tua ada untuk mereka sebagai pemandu dan membantu mengenalkan dunia awal pada anak. Hal ini dapat diterapkan dengan mengajarkan anak berbuat baik, melakukan tindakan yang benar, hingga menuruti keinginan anak.
Tapi kalau begitu nanti kedepannya anak menjadi manja dong? Tentu tidak, karena dalam tahap ini orang tua juga harus juga memberi batasan dan syarat, karena seperti raja yang mendapatkan hal yang ia inginkan dengan sebuah timbal balik, begitu pula anak. Ajari anak untuk terbiasa memberikan timbal balik atas segala yang dia inginkan dan dia lakukan, dengan hal seperti itu pada tahap ini anak akan semakin belajar banyak hal.
Pada tahap anak sebagai tawanan, di mana anak memasuki usia mulai bersosialisasi, jelaskan dan berikan batasan yang tegas pada anak terkait hal yang boleh mereka lakukan dan tidak, hal baik atau benar dengan cara yang baik dan jelas serta tidak kasar. Mengapa seperti itu? Karena jika hal tersebut diberikan secara kasar dan tidak jelas, anak-anak akan rentan mengalami peberontakan dan meremehkan suatu hal kedepannya. Dengan penyampaian dan perilaku yang baik ini dapat mempengaruhi temperamen anak terutama saat bersosialisai, karena sama seperti usia 0-7 tahun sebelumnya, anak-anak pada usia 7-14 tahun juga masih belajar. Di mana dalam usia ini mereka lebih sering meniru apa yang mereka dapatkan dari lingkungan mereka, terutama dari orang tua mereka karena mereka masih dalam lingkungan dan jangkauan yang dekat dengan orang tua mereka.
Selanjutnya pada tahap anak sebagai teman, di mana pada tahap ini anak sudah mulai masuk dalam usia tumbuh kembang remaja menuju dewasa. Perlakuan orang tua sebagai teman terhadap anak sangat berperan besar dalam tumbuh kembang mental anak, di mana mereka mulai merasakan kegelisahan, kebingungan, dan mulai mencari tempat untuk berbagi. Karena itu tahap ini sangat krusial, perlu digunakan pendekatan sebagai teman terhadap orang tua dengan anak. Pengalaman keseharian yang terbiasa mereka sampaikan sejak kecil dalam tahap ini akan menjadi perekat hubungan sekaligus perbaikan tumbuh kembang anak secara fisik dan mental kedepannya.
Dengan begitu, secara keseluruhan perilaku orang tua sangat berpengaruh baik dari hal dasar maupun hal berkelanjutan dalam tumbuh kembang seorang anak. Diharapkan dengan ini orang tua dapat membentuk generasi penerus mereka menjadi pribadi yang memiliki kepribadian yang telah terbentuk matang di masa depan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
