Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hasan Albana

Tidak Ada Kata Tua untuk Belajar (Kuliah)

Curhat | Monday, 22 May 2023, 19:46 WIB

Usia 50 tahun apakah terlambat untuk kuliah S1?, mungkin anda para pemuda-pemudi jaman sekarang akan menjawab bahwa usia tersebut terlalu jauh terlambat. Tidak untuk ibuku. Beliau menghabiskan waktunya setamat aliyah untuk menikah dan mendidik anak-anaknya. Doa yang dipanjatkan sang suami di mekkah ketika berangkat haji, yaitu semoga istrinya bisa kuliah, akhirnya terkabul di usia 50 tahun.

Ya, Menimba ilmu strata 1 di unmuh Malang, dengan jurusan pendidikan agama adalah suatu hal yang menyenangkan bagi ibuku. Sepulang dari kuliah, pasti ada saja ilmu-ilmu baru yang beliau bawa. Dan seolah-olah menyalakan kembali otaknya, dengan ilmu tersebut gaya bicara serta apa yang keluar dari bibirnya adalah ilmu baru.

Tolong tunjukkan kepada saya bagaimana cara berjalan di atas lantai tanpa menginjak lantai?, pertanyaan tersebut diulang oleh ibuku ketika pulang kuliah dan menyampaikan apa yang dosen tanyakan diawal-awal pembelajaran. Materi mengenai sarana & prasarana sekolah, disampaikan sang dosen dengan awalan pertanyaan di atas.

27 mahasiswa dibagi 6, didapatinya 5 kelompok untuk menjawab pertanyaan dosen tersbut dengan waktu 2 menit untuk berdiskusi. Ibuku dengan antusias menceritakan kronologi teman-temannya dalam menjawab pertanyaan dosen.

Kelompok pertama, mereka semua memberikan contoh dengan menyusun bangku-bangku kemudian berjalan diatasnya hingga ujung. Kelompok kedua, karena oleh dosen tidak boleh sama dalam menjawabnya maka mereka mencoba hal yang beda, yakni berjalan diatas buku-buku yang di letakkan berjajar diatas lantai kemudian salah satu mahasiswa berjalan di atas buku. Kelompok ketiga, kardus yang disobek menjadi 2 bagian, masing-masing diletakkan di atas lantai. Kardus pertama di injak dan kardus kedua diletakkan di depan, setelah melangkah ke kardus kedua, kardus pertama diambil kemudian dipindah di depan kardus kedua, dan begitu seterusnya hingga mampu melangkah sampai 8 langkah. Kelompok keempat. Mereka menyusun sepatu-sepatu anggota kelompok yang dilepas terlebih dahulu kemudian berjalan diatas sepatu tersebut. Kelompok kelima, mereka meminta anggota kelompoknya untuk duduk di atas kursi dan menariknya hingga 10 m.

Semua kelompok berhasil menjawab pertanyaan dosen dengan unjuk aksi yang berbeda-beda. Tentu sang dosen memberikan apresiasi kepada masing-masing kelompok yang memiliki pemikiran berbeda-beda dalam tantangan berjalan di atas lantai tanpa menginjak lantai.

Ternyata hikmah dari pertanyaan tersebut. Jika dikaitkan degan manajemen sekolah yang berkenaan dengan sarana dan prasarana. Ternyata sarana dan prasarana bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin tergantung siapa yang menggunakannya dan bagaimana cara mensiasatinya, bila sarana dan prasaranya tidak sesuai dengan standar. Sehingga dibutuhkan para pemimpin sekolah kepala sekolah ataupun guru untuk lebih kreatif dan bisa memakai kelima cara kelompok diatas, bahkan bisa lebih.

Ibuku mengakhiri cerita tentang mata kuliahnya dengan tetap menggebu-gebu karena praktik yang beliau lakukan sangat membekas dibenak beliau dan menjadikannya paham akan manajemen sarana dan prasarana sekolah.

Terima kasih ibu dan selamat atas wisuda S1 nya pada oktober 2015 di usia yang ke 54 tahun

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image