Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arum Damay Herawan

Perikanan 'Zero Waste' sebagai Produk berkelanjutan yang Ramah Lingkungan

Info Terkini | Monday, 22 May 2023, 12:52 WIB
from: Regal Spring Indonesia

Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap krisis lingkungan global, perhatian terhadap praktik berkelanjutan dan ramah lingkungan semakin meningkat. Salah satu sektor yang tengah bergerak menuju praktik ini adalah industri perikanan. Konsep zero waste atau tanpa limbah semakin menjadi sorotan dalam upaya mempromosikan keberlanjutan dan konservasi sumber daya laut.

Perikanan zero waste bertujuan untuk meminimalkan limbah dan memaksimalkan pemanfaatan semua komponen ikan yang ditangkap. Praktik ini mencakup penggunaan metode penangkapan yang selektif, pengolahan yang efisien, dan pemanfaatan limbah dalam berbagai cara kreatif. Dengan menerapkan pendekatan ini, perikanan zero waste berupaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan menciptakan produk yang berkelanjutan.

Salah satu aspek penting dari perikanan zero waste adalah penggunaan metode penangkapan yang selektif. Hal ini melibatkan penggunaan alat tangkap yang dirancang untuk menangkap spesies target dengan cara yang tidak merusak habitat dan tidak menangkap spesies non-target secara berlebihan. Penggunaan alat tangkap yang selektif membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut dan meminimalkan dampak negatif terhadap populasi ikan yang rentan.

Setelah penangkapan, langkah selanjutnya dalam perikanan zero waste adalah pengolahan ikan yang efisien. Proses pengolahan ini mencakup pembersihan, filleting, dan pengemasan ikan. Dalam perikanan zero waste, setiap bagian ikan dimanfaatkan sepenuhnya. Misalnya, daging ikan yang lebih besar dapat dijual sebagai fillet utuh, sementara daging yang lebih kecil atau potongan yang kurang sempurna dapat digunakan untuk produk olahan seperti kerupuk ikan atau pakan ternak. Tulang ikan dan sisiknya juga dapat diolah menjadi bahan baku untuk produk lain, seperti kolagen atau pupuk organik.

Selain itu, perikanan zero waste mendorong penggunaan teknologi dan inovasi dalam mengolah limbah ikan. Misalnya, limbah organik dari pengolahan ikan dapat diubah menjadi bahan baku pupuk organik melalui proses fermentasi. Dengan memanfaatkan limbah ikan secara kreatif, perikanan zero waste mengurangi jumlah limbah yang berakhir di lautan dan melibatkan industri perikanan dalam ekonomi sirkular.

Manfaat dari penerapan perikanan zero waste sangat beragam. Pertama, praktik ini membantu mempertahankan keseimbangan ekosistem laut dengan meminimalkan penangkapan yang tidak selektif. Kedua, dengan memanfaatkan semua bagian ikan, perikanan zero waste mengurangi pemborosan sumber daya dan menciptakan produk yang lebih bernilai tambah. Ketiga, dengan mengurangi limbah yang dihasilkan oleh industri perikanan, praktik ini berkontribusi pada pengurangan polusi dan perlindungan lingkungan.

Untuk mendorong perikanan zero waste, kerjasama antara pemerintah, industri perikanan, dan konsumen sangatlah penting. Pemerintah dapat memberikan insentif dan regulasi yang mendorong perubahan menuju praktik zero waste. Industri perikanan perlu mengadopsi teknologi dan inovasi yang mendukung perikanan zero waste, sementara konsumen dapat mendukung dengan memilih produk perikanan yang berasal dari praktik berkelanjutan.

Perikanan zero waste adalah langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam industri perikanan. Dengan menerapkan praktik ini, kita dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, memastikan keberlanjutan sumber daya laut, dan menciptakan produk yang bernilai tambah. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, industri, dan konsumen, kita dapat membangun industri perikanan yang berkelanjutan dan melindungi keanekaragaman hayati laut untuk generasi mendatang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image