Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AHMAD ILHAM GYMNASTIAR AL HAKIMI

Keseimbangan Gender Faktor Keseimbangangan Kehidupan

Edukasi | 2023-05-22 09:02:40

Keadilan gender menjadi suatu hal yang selalu menarik untuk dibahas, pasalnya setiap tahun, selalu ada isu isu atau peristiwa yang menyinggung suatu keadilan gender, baik selebritas tanah air, public figure, hingga masyarakat sipil biasa. Meski dengan peristiwa yang berbeda beda namun hall hal tersebut akar mulanya karena gender tersebutJika dilihat dan dirasakan, pada zaman ini sudah sangat dipermudah akses pendidkan, akses untuk berkarya, baik laki laki maupun perempuan. Langkah pergerakan perempuan kini juga bisa sangat terlihat, dengan munculnya pemimpin pemimpin perempuan atau perempuan perempuan yang sukses dibidangnya masing masing. Lalu mengapa hal ini harus terus dibahas lagi?

Untuk zaman ini, masyarakat masih kurang menyadari atas isu isu yang mencuat di tanah air ini. Lalu masih banyak juga kasus kasus terhadap perempuan yang mana pada lazimnya, perempuan di tanah air menjadi korban kekerasan baik kekerasan fisik, psikis, seksual, dll. Laporan demi laporan juga diterima oleh pihak Komnas HAM. Sehingga bisa disimpulkan bahwa masyarakat di Indonesia masih sangat minim untuk menyadari hal hal tersebut, juga kurangnya edukasi dari berbagai pihak baik internal maupun eksternal. Untuk internal sendiri yakni sesuatu pengajaran atau edukasi oleh keluarga khusunya orang tua. Adapun pihak eksternal adalah pihak yang berhak memberikan edukasi hal tersebut dari luar keluarga contohnya Komnas Ham itu sendiri.

Jika melihat dari sisi agama Islam, yang notabennya agama ini mengatur segala bentuk aspek kehidupan manusia. Untuk dalilmya sendiri terdapat pada Qur’an Surat Al Hujarat di ayat yang ke 13. Di ayata tersebut di jelaskan bahwa kodrat manusia diciptakan di bumi yakni laki laki dan perempuan dengan tujuan berpasang pasang, bersuku suku serta berbangsa bangsa. Manusia diciptakan juga untuk saling mengenal. Namun di ayat ini juga disebutkan bahwa manusia di hadapan Allah baik perempuan ataupun laki laki itu setara tidak ada unsur glorifikasi, sehingga yang membedakan dari semua umat manusia hanyalah ketaqwaannya saja.

Mungkin hal hal atau isu isu yang berkembang di masyarakat soal kurangnya keadilan gender tersebut bisa tercipta karen factor patriarki. Dimana laki laki sangat mendominasi kekuasaan baik di ranah pemerintahan ataupun masyarakat. Sehingga menjadi sorotan bahwa posisi pria di system patriarki ini sangat berpengaruh pasalnya semua aturan di system ini terpusat untuk menjunjung tinggi martabat laki laki. Namun jika kita Kembali ke pembahasan sisi islam, maka pada awal mula munculnya islam terdapat berbagai Wanita yang memiliki karir tersenduru, seperti contoh Siti Khodijah yang sangat berpengaruh dan memiliki power besar di lingkungannya pada masa itu, serta ada pula Siti Aisyah yang juga Wanita yang turut membantu kejayaan islam dengan meriwayatkan lebih dari 5000 hadist khusunya tentang perempuan.

Masih banyak perdebatan di luar sana yang menuntut kesetaraan gender, namun pada hakikatnya Laki laki adalah makhluk yang duluan diciptakan serta Wanita yang diciptakan dari tulang rusuk adam pada masa itu. Bisa dibilang laki laki berposisi superior dan disusul dibawahnya yakni Wanita yang berposisi inferior. Tak hanya itu, banyak juga di kalangan masyrakat yang menuntut posisi laki laki dan perempuan sama dan setara. Seperti halnya yang terjadi sekarang yakni kesempatan yang sama diberikan kepada dua tipe ini baik laki laki ataupun perempuan. Kesempatan kesempatan tersebut berupa suatu potensi kemanusiaan seperti contoh potensi kemanusiaan, intelektual, dll sehingga perbedaan fisik atau biologis bukan menjadi penghalang untuk berkarir dan sukses.

Jadi tujuan menyuarakan isu keadilan gender sendiri adalah keinginan untuk mengurangi atau bahkan memberantas kasus kekerasan yang kebanyakan perempuan menjadi korban. Tak hanya itu keinginan juga untuk membuka serta membangun pemikiran masyarakt Indonesia yang lebih percaya atau mengoptimalakn potensinya khusunya kaum perempuan sehingga perempuan dapat berproses secara maksimal dan menjadi pribadi yang lebih baik serta sanggup menghadapi berbagai macam dinamika problem di kehidupan. Tujuan menyuarakan isu ini juga agar orang tua sebagai pendidik (madrasah pertama anak) untuk tidak membeda bedakan akses Pendidikan terhadap anak baik laki laki ataupun perempuan.

Inti dan solusinya adalah isu ini menjadi suatu problem sosial bersam yang mengharuskan masyarakat awere terhadapnya baik laki laki ataupun perempuan. Karena ketimpangan sosisal seperti ini biasanya karena terdapat salah satu pihak yang kurang menyadari. Sehingga percuma juga jika perempuan sudah mengoptimalkan potensinya sebagai Wanita tapi sang pihak laki laki masih memiliki pemikiran yang kolot sehingga ridak bisa berjalan beriringan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image