Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Carissa Lintang Ivana

Tren Childfree pada Generasi Strawberry

Gaya Hidup | 2023-05-21 21:15:10
Ilustrasi Generasi Strawberry. (Sumber : Dok. Pribadi)

Childfree merupakan sebuah keputusan dari pasangan yang lebih memilih untuk tidak memiliki anak. Menurut Laura Carroll, seorang penulisan dan aktivis childfree, childfree merupakan suatu pilihan hidup yang dilakukan dengan sadar dan sukarela untuk tidak memiliki anak. Menurutnya hal tersebut berbeda dengan istilah Childless yaitu tanpa anak, childfree dipakai untuk menggambarkan pasangan yang belum memiliki anak tetapi masih berharap untuk anak dimasa depan.


Menurut Dr.Amy Blackstone, seorang sosiologi yang mempelajari mengenai fenomena childfree, Childfree merupakan sebuah pilihan hidup yang bisa membantu individu dan pasangan untuk mencapai salah satu tujuan hidup dan kebahagiaan mereka. Keputusan untuk tidak memiliki anak tidak selalu dipengaruhi oleh faktor egois dari pasangan tersebut namun didasari oleh pertimbangan yang matang bagi pasangan yang bersangkutan.


Tren ini semakin populer dikalangan para generasi sekarang yang sering disebut dengan Generasi Strawberry, para generasi ini mempunyai pandangan berbeda mengenai kehidupan dan kebahagiaan dibandingkan dengan generasi - generasi sebelumnya. Generasi Strawberry dikenal sebagai generasi yang kreatif dalam mengekspresikan diri, sangat terbuka dalam menerima perbedaan dan keragaman, tumbuh dengan teknologi yang terus berkembang pesat sehingga mudah beradaptasi dengan teknologi. Namun, dibalik itu semua mereka juga memiliki banyak alasan yang rasional mengapa lebih memilih untuk childfree, salah satunya karena lebih mementingkan kebebasan dan kemampuan untuk mengejar impian serta karir mereka dari pada pernikahan dan membesarkan anak.


Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik tahun 2020, sekitar 25% populasi yang ada di Indonesia pada rentang usia 20 - 44 tahun mengambil keputusan untuk tidak memiliki rencana mempunyai anak, hal tersebut menunjukkan bahwa angka childfree semakin meningkat seiring berjalannya tahun ditambah lagi akibat semakin berkembangnya teknologi yang menyebabkan banyak orang mendapat informasi lebih cepat terutama dikalangan Generasi Strawberry.


Banyak faktor yang memengaruhi keputusan childfree ini salah satunya adalah meningkatnya biaya hidup, kesulitan untuk menyeimbangkan antara karir dan keluarga, serta kekhawatiran tentang kondisi lingkungan dan krisis iklim yang kerap terjadi. Selain itu hal lain yang bisa menjadi faktor adalah munculnya pola pikir baru bahwa kebahagian dan tujuan hidup seseorang tidak hanya bergantung pada anak dan keluarga kecil saja. Disisi lain seseorang yang telah memutuskan untuk hidup tanpa anak mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam merawat diri mereka sendiri saat menua dan membutuhkan bantuan, karena tidak memiliki anak sebagai penolong.


Namun, keputusan tentang childfree sering dipandang negatif oleh para masyarakat yang menganggap hal tersebut sebagai tindakan egois dan bertentangan dengan norma sosial yang ada, para pasangan yang memilih untuk childfree sering dianggap tidak peduli dengan masa depan populasi manusia serta tidak memiliki kontribusi positif dalam masyarakat.


Akan tetapi, penting untuk diingat bahwasannya setiap orang mempunyai hak untuk menentukan pilihan hidup sendiri, termasuk dalam memiliki anak. Jika kita mengatakan bahwa mereka adalah orang yang egois lalu apakah kita sendiri bukan termasuk orang yang egois dengan tidak menghargai pendapat dan pilihan yang telah diambil oleh orang tersebut. Menghargai keputusan pasangan atau individu yang memilih untuk childfree juga penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan menghargai keragaman. Selain itu masyarakat juga perlu menyadari bahwa pilihan untuk tidak memiliki anak tidak selalu dipengaruhi oleh faktor egois, tetapi dapat didasarkan pada pertimbangan yang matang dan bermakna bagi individu yang bersangkutan.


Dalam menghadapi fenomena childfree di kalangan Generasi Strawberry masyarakat dan pemerintah perlu menerima perubahan tren ini dan menyediakan dukungan serta kebijakan yang mendukung individu untuk memilih hidup dengan childfree. Hal ini dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua orang, tanpa memandang status pernikahan atau keputusan untuk memiliki anak atau tidak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image