Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image I Ketut Bagus Sajjana Vandhana Pamecut

Tanggapan terhadap Obat Alternatif

Edukasi | Sunday, 21 May 2023, 20:38 WIB

Kesehatan merupakan anugerah paling berharga dari Tuhan sehingga tidak ternilai harganya. Secara alamiah, manusia yang sedang sakit akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan kesehatannya kembali. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah kondisi yang sempurna baik fisik, mental, sosial yang bebas dari penyakit atau kelemahan. Umumnya jika pasien merasa sakit, mereka akan berkunjung ke dokter untuk mendapatkan tindakan medis maupun resep obat. Pasien memilih berkunjung ke dokter karena tindakan yang akan diberikan termasuk pengobatan medis. Pengobatan medis dianggap lebih rasional dan teruji secara klinis dan ilmiah sehingga kepercayaan pasien terhadap tindakan yang akan diberikan cukup tinggi. Namun, beberapa kasus pada pasien yang menerima tindakan medis tidak berujung sesuai ekspektasi pasien sehingga tingkat kepercayaan mereka berkurang. Hal ini menyebabkan pasien yang merasa tidak puas mencoba beralih ke pengobatan alternatif.

Selain timbulnya rasa tidak puas terhadap hasil pengobatan medis yang didapatkan, berkembangnya jenis penyakit dan mahalnya harga pengobatan medis untuk beberapa penyakit di Indonesia meningkatkan dorongan masyarakat beralih ke pengobatan alternatif. Menurut Savitri, pengobatan alternatif merupakan pengobatan nonmedis dimana peralatan dan bahan yang digunakan tidak memenuhi standar pengobatan medis. Pengobatan alternatif tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional seperti dokter. Faktor lain yang menjadikan pengobatan alternatif ini semakin digemari masyarakat adalah beredarnya testimony based medicine positif di lingkungan masyarakat.

testimony based medicine merupakan tindakan dan intervensi medis yang tingkat keberhasilan tidak sepenuhnya dibenarkan karena hanya berbasis “testimoni” dan kebenarannya masih diragukan karena belum adanya bukti penelitian dan uji klinis. Di dalam dunia kedokteran, sekadar testimoni dari pasien dari sebuah tindakan pengobatan tidak dapat meruntuhkan bukti ilmiah yang didapatkan dari kegiatan penelitian dan uji klinis yang memenuhi standart. Testimoni tidak dapat dijadikan acuan untuk membenarkan tindakan pengobatan karena hanya bersifat subjektif dan tanpa ada bukti penelitian yang faktual. Pengobatan alternatif yang dilakukan tanpa memperhatikan kebersihan dalam melakukan tindakan dan tanpa mengetahui teori dasar kedokteran menjadikan pengobatan ini sangat berisiko tinggi bagi pasien. Kesalahan pengambilan tindakan pengobatan dapat memperparah kondisi penyakit pasien, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Pengobatan alternatif tidak hanya berupa tindakan atau terapi, tetapi juga dapat berupa obat yang beredar di kalangan masyarakat. Menyebarnya iklan yang beredar melalui media online menjadi salah satu faktor pendorong penyebaran promosi obat alternatif semakin meningkat. Dalam mempromosikan ke masyarakat, penyebaran obat ini banyak mencantumkan testimoni positif dari orang yang pernah mengkonsumsi obat yang belum tentu benar atau tanpa adanya medical based evidence yang dicantumkan.

Menurut Evelyn Nady Damanti, sebanyak 30,67% penduduk Indonesia menggunakan pengobatan alternatif pada tahun 2003. Kepercayaan penduduk meningkat sekitar 2 kali lipat dari tahun 1999 yang pada saat itu tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan alternatif adalah 15,04%. Banyak masyarakat memilih pengobatan alternatif karena pengobatan tersebut sudah menjadi tradisi dan kepercayaan yang ada di ruang lingkup masyarakat tersebut.

Promosi dari orang yang mempunyai popularitas tinggi di dalam masyarakat juga membantu penyebaran pengobatan alternatif. Untuk lebih meyakinkan masyarakat, mereka menyamtumkan testimoni positif yang belum tentu kebenarannya dan tidak sedikit masyarakat mempercayainya. Berdasarkan hasil pengawasan iklan obat tradisional dan suplemen kesehatan secara online menurut BPOM pada tahun 2021 diperoleh data 61,12% iklan tidak memenuhi ketentuan karena melakukan pelanggaran iklan yang didominasi promosi yang dilebih-lebihkan (overclaim). Dari pelanggaran iklan tersebut, 80,21% diantaranya dilakukan oleh akun perseorangan atau akun nonofficial seller yang merupakan kategori Usaha Mikro Kecil (UMK) .Pengobatan alternatif yang berbasis testimony based medicine memiliki harga yang relatif terjangkau dibandingkan pengobatan yang diberikan oleh tenaga medis seperti dokter.

Semakin banyaknya penggunaan pengobatan alternatif di masyarakat meningkatkan dorongan untuk menindaklanjuti keamanan dari pengobatan alternatif tersebut. Salah satu tindakan untuk maraknya respon testimony based medicine di masyarakat adalah usaha tenaga medis untuk melakukan penelitian dan uji klinis pengobatan alternatif baik dalam bentuk obat maupun tindakan. Jika setelah dilakukan penelitian mengenai pengobatan alternatif tersebut dan terbukti aman dan efektif, maka peredaran pengobatan tersebut seharusnya diperbolehkan. Sebaliknya, jika terbukti berisiko tinggi, pemerintah indonesia dan tenaga kesehatan bekerja sama dalam memberantas pengedaran pengobatan alternatif tersebut agar tidak memakan korban serta memberi sanksi bagi praktisi pengobatan alternatif yang masih melakukannya.

Kesimpulannya, saat ini testimony based medicine marak beredar dan diminati oleh masyarakat Indonesia meski pengobatan tersebut adalah pengobatan alternatif dimana bukan berdasarkan uji klinis yang ada dan bersifat nonmedis karena peralatan, bahan, dan tata laksana yang digunakan tidak sesuai dengan aturan pengobatan medis yang berlaku. Terdapat beberapa faktor yang mendorong masyarakat menggunakan pengobatan alternatif yaitu tradisi dan kepercayaan, ketidakpuasaan hasil pengobatan medis yang didapatkan, dan promosi oleh kalangan yang mempunyai popularitas tinggi di masyarakat dengan menyantumkan testimoni positif yang belum tentu honest review. Untuk menindaklanjutinya, tenaga medis harus bekerja sama dengan pemerintah untuk menguji, mengumumkan hasil uji pengobatan alternatif, serta menerapkan sanksi bagi praktisi yang masih melakukan pengobatan alternatif yang terbukti berbahaya. Menindaklanjuti pengobatan alternatif ini dapat mencegah adanya korban dari pengobatan tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image