Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dinar Darajati

Fenomena Perilaku Cyberbullying di dalam Media Sosial Twitter

Gaya Hidup | 2023-05-21 19:08:17
Sumber gambar: Freepik.com

Hampir semua orang di dunia telah menggunakan atau setidaknya mengenal adanya media sosial. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, pengguna media sosial pun meningkat secara signifikan. Dilansir dari databoks.katadata.co.id, pada awal tahun 2023, Indonesia menempati peringkat kelima pengguna Twitter terbanyak di dunia dengan 24 juta pengguna. Namun sayangnya dengan jumlah yang cukup fantastis ini, perilaku-perilaku negatif dari pengguna Twitter pun tak dapat terhindarkan.

Salah satu perilaku negatif yang sangat mudah ditemukan di Twitter adalah cyberbullying. Cyberbullying adalah tindakan perundungan yang terjadi di dunia maya atau dengan memanfaatkan teknologi digital. Cyberbullying pada media sosial Twitter semakin diperparah dengan adanya akun autobase yang dapat mengirimkan pesan anonim tanpa dapat mengetahui pengirim aslinya. Autobase berasal dari kata automatic yang berarti otomatis dan fanbase yang berarti tempat berkumpulnya penggemar. Umumnya, akun autobase ini mempunyai sejumlah pengikut yang cukup banyak sehingga para pengguna Twitter yang lain dapat berinteraksi secara bebas dalam kolom komentar atau pun dengan quote-retweet.

Korban cyberbullying di sosial media Twitter tidak hanya artis atau publik figur saja. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang biasa yang tiba-tiba diserang oleh pengguna Twitter yang lain. Bahkan, tidak jarang korban cyberbullying ini ternyata masih remaja atau masih duduk di bangku sekolah menengah. Maraknya cyberbullying di Twitter juga dipengaruhi oleh cepatnya peredaran unggahan dari satu platform ke platform yang lain. Selain itu, sering kali unggahan tersebut disebarkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dengan sedikit “bumbu” agar memperoleh banyak komentar, quote-retweet, dan tanda suka dari pengguna Twitter.

Motif dari pelaku cyberbullying ini cukup beragam. Mulai dari ingin mengungkapkan kekesalan kepada korban, membenci korban, ingin mencari perhatian, atau sekadar ingin mencari kesenangan melalui perilaku cyberbullying di Twitter. Tak jarang, komentar dan hinaan yang dilontarkan kepada korban tidak hanya terkait dengan perbuatan yang ia lakukan, tetapi juga penampilan fisik yang tidak ada sangkut pautnya. Korban yang melihat komentar dan hinaan ini tentu saja akan merasa sakit hati dan tidak menutup kemungkinan akan berdampak serius pada psikologis korban.

Twitter sebagai media sosial yang awalnya digunakan untuk mengetahui berita-berita terkini dan berkomunikasi dengan sesama pengguna, malah membawa tren baru dengan cyberbullying yang terjadi hampir setiap hari. Pesan hinaan, ejekan, dan cemoohan dilontarkan kepada sesama pengguna Twitter tanpa pandang bulu. Masing-masing dari pengguna hendaknya menjadi pengguna yang bijak dalam berkomentar. Perilaku tidak terpuji ini dapat dihentikan dengan kesadaran diri masing-masing pengguna sebelum menekan tanda unggah di laman Twitter mereka. Pengguna Twitter juga dapat melaporkan komentar yang terindikasi cyberbullying yang nantinya akan diteliti lebih lanjut oleh pihak Twitter melalui fitur yang telah disediakan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image