Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HIMMATUL AZIZAH

Kiprah Santri Milenial

Agama | Saturday, 20 May 2023, 19:02 WIB

Tinta emas sejarah mencatat kaum santri selalu tampil berperan serta mencurahkan darma baktinya bagi eksistensi negara dan bangsa ini. Penelitian dan buku sejarah juga sudah bertebaran sebagai bukti ‘rekam sejarah’ perjuangan santri masa lalu. Dan menjadi sebuah fakta sejarah bahwa santri senantiasa memberikan sumbangsih penting dan berharga bagi masyarakat bangsa, bukan hanya dalam pembentukan karakter positif nan luhur, bahkan juga untuk utuhnya sistem bangsa negara dengan seluruh pilarnya.

Kapasitas sosial santri sungguh luar biasa. Pribadi yang senantiasa menyatukan diri secara integral bersama masyarakat, memiliki basis dan jejaring sosial yang sungguh dahsyat. Selain itu, potensi yang dimiliki santri mulai dipandang berbagai kalangan untuk mewarnai beragam sektor penting. Dengan demikian estimasi santri menjadi garda depan kedamaian dunia semakin terlihat. Hal ini selaras dengan ajaran islam rahmatan lil ‘alamin, berlaku asih terhadap semesta alam.


Santri harus terus mengembangkan diri untuk meneruskan perjuangan para pendahulu. Perlu difikirkan pula supaya memiliki basis kemampuan dalam menghadapi perubahan global, dapat berkiprah di wilayah sosial, ekonomi, teknologi, politik, maupun pemerintahan.

Santri bukan hanya belajar kitab-kitab kuning saja, tapi juga harus bisa survive dan memberi warna tersendiri dalam berbagai sektor kehidupan. Santri mesti mempunyai keahlian sains teknologi di bidang kedokteran, kimia, IT, desain komunikasi visual, astronomi, nuklir, dan lain-lain sehingga dapat mandiri, tak tergantung ‘angin politik’ dan terkesan lemah. Kita harus menunjukkan bahwa kita mampu, kita bisa berdikari mewujudkan cita-cita luhur.

Kewajiban jihad santri milenial juga harus ditunaikan. Jihad berperang melawan kebodohan, melindungi yang lemah, bukan menindas, melawan berbagai bentuk kezaliman, dan syi’ar islam. Menyebarkan dakwah yang teduh, bukan rusuh. Santri harus menjadi promotor persatuan, perdamaian, dan ketertiban. Bukan malah menjadi buzzer kemunkaran, permusuhan, fitnah, dan ujaran kebencian.

Santri milenial harus serbaguna, serba bisa, multitalenta. Tiap perintah yang bertujuan baik harus dilaksanakan. Santri juga tak boleh kudet (kurang update). Harus berfikir yang bersifat membangun, berdampak baik, aktif, efektif, kreatif, dan inovatif. Santri harus terus menjadi pelaku sejarah emas, bukan beban sejarah.

Sebagaimana yang selalu diamanatkan asatidz pondok untuk selalu giat belajar dan mengaji, berperan dan berkiprah di semua lingkup lingkungan, memiliki himmah (cita-cita) setinggi mungkin. Tentunya dalam andil tersebut perlu dibarengi niat mulia, tingkah laku baik, dan tak mudah putus asa. Apabila menjadi pemimpin harus menjadi pemimpin yang adil dan tidak silau dunia. Apabila menjadi hakim harus adil tak pandang bulu. Apabila menjadi pebisnis harus jujur, tak curang. Apabila menjadi pendidik harus menjadi wasilah syi’ar islam menyebarkan akhlak mulia. Apabila menjadi scientist harus menampilkan karya membangun, bukan menimbulkan kerusakan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image