Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dewa Gede Roy Raditya Mahayasa

Pengaruh Artificial Intellegence (AI) Terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Teknologi | Saturday, 20 May 2023, 13:36 WIB

Menurut Williams dan Susanto, perkembangan kognitif merupakan fase seorang anak melakukan pemecahan masalah melalui penalaran, imajinasi, dan signal dari lingkungan. Fase tersebut terdiri atas fase sensorimotor (0 – 2 tahun), fase praoperasional (2 – 7 tahun), fase operasi konkret (7 – 12 tahun), dan fase operasi normal (12 tahun sampai dewasa). Setiap fase yang telah dilewati akan mempengaruhi perilaku, kecerdasan, dan karakter yang dimiliki anak di masa depan. Saat menghadapi fase-fase tersebut, anak juga akan mendapat pengaruh dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal seperti hereditas/keturunan serta faktor eksternal yang merupakan lingkungan dimana anak tersebut tumbuh. Lingkungan luar tentunya sangat luas dan akan memberi pengaruh besar terhadap perkembangan anak baik positif maupun negatif, salah satunya Artificial Intellegence (AI) yang sedang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.

Artificial Intellegence (AI) dilansir dari aws.amazon.com merupakan ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia dalam pemecahan masalah, pembelajaran, dan pengenalan pola. AI belakangan ini sedang hangat diperbincangkan karena diperkirakan akan menggantikan peran manusia di masa depan. AI memberi banyak kemudahan bagi manusia, kita dapat memberi perintah dan akan mendapat jawaban dalam hitungan detik. Sektor seperti ekonomi dan pendidikan hingga industri kreatif juga sudah mulai melakukan pengintegrasian dengan AI, sehingga ke depannya kita akan semakin banyak berhadapan dengan AI baik pada sektor tersebut maupun sektor terintegrasi AI lainnya.

Dok: The Guardian Nigeria

Perkembangan kognitif anak menjadi salah satu bagian kecil yang merasakan pengaruh AI. Pada setiap fase perkembangan kognitif anak, AI menjadi bagian yang tidak terhindarkan untuk turut mengambil andil di dalamnya. Terlebih lagi anak pada usia 2 – 7 tahun memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi, yang akan menanyakan setiap hal di sekitar mereka. Basis parenting sekarang juga lebih banyak diintegrasikan dengan teknologi, yang akan semakin membiasakan anak untuk beradaptasi dan hidup berdampingan dengan perkembangan zaman. Hal ini tentunya akan menghasilkan dua perspektif, karena setiap hal yang ada pastinya memiliki pengaruh positif dan negatif secara berdampingan, ditambah lagi dengan pro kontra AI yang masih begitu alot diperbincangkan akan memunculkan banyak pertanyaan mengenai baik atau tidaknya kemunculan AI.

Pengaruh positif adanya AI terhadap perkembangan kognitif anak salah satunya ialah memberi mereka kemudahan untuk mengakses informasi, adanya AI akan dengan mudah menjawab semua pertanyaan yang terlintas dalam kepala mereka. Akses yang mudah dengan keakuratan informasi tinggi ditambah biaya yang murah, menjadikan AI sebagai alat terbaik untuk mengakses informasi. Anak-anak generasi z sudah terbiasa untuk mengoperasikan teknologi dari kecil, sehingga munculnya AI tidak menjadi masalah bagi mereka untuk beradaptasi dengan cepat. Mereka akan lebih mudah lagi untuk berinteraksi dengan dunia luar dan mengeksplorasi hal-hal baru lainnya. Namun di samping itu, pengaruh negatif dari adanya AI juga tidak dapat dihindarkan, begitu banyak anak usia dini yang ketergantungan dengan AI dan menganggap AI sebagai dunia mereka sendiri. Kurangnya pengawasan orang tua juga menjadi salah satu faktor penting terjadinya ketergantungan tersebut. Generasi z memang dengan mudah mengakses informasi apapun, tapi di sisi lain mereka juga akan dengan mudah menemui informasi-informasi yang tidak seharusnya mereka ketahui. Hal ini tentunya akan berbahaya bagi perkembangan kognitif mereka, apalagi pada usia 2 – 7 tahun mereka masih belum bisa menyaring informasi mana yang baik dan mana yang buruk untuk diri mereka sendiri. Selain itu, hasrat mereka untuk bersosialisasi juga akan sangat berkurang atau bahkan tidak ada lagi karena AI telah menjadi ‘teman yang baik’ untuk mereka.

Adanya Artificial Intellegence (AI) akan memberi pengaruh positif maupun negatif secara berdampingan terhadap perkembangan kognitif anak. Pentingnya peran orang tua dalam mengawasi perkembangan anak sangat tampak pada kasus ini. Beradaptasi dengan perkembangan jaman memang penting, namun akan lebih baik lagi jika kita mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, terkhusus lagi anak-anak usia dini yang akan menampung apapun yang mereka terima. Sehingga setiap orang tua harus lebih waspada lagi dalam melakukan pengawasan agar anak-anak mereka tidak terjerumus ke dalam ‘jurang’ AI.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image