Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amanda Salsabila

Pentingnya Proteksi Radiasi pada Kesehatan Manusia

Edukasi | 2023-05-19 14:22:32
Ilustrasi Radiografer. Sumber: freepik.com

Radiasi adalah perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang eletromagnetik ataupun partikel. Radiasi dibedakan menjadi dua yaitu, radiasi pengion dan radiasi non pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi jika berinteraksi dengan materi, sedangkan radiasi non pengion adalah radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi. Contoh penerapan radiasi pengion yang digunakan sebagai alat kesehatan adalah x-ray atau rontgen.

Rontgen merupakan metode pemeriksaan dengan teknik pencitraan (imaging) yang dilakukan oleh radiografer atas formulir permintaan dari dokter radiologi untuk mendapatkan citra bagian dalam tubuh guna melihat penyakit ataupun fraktur pada pasien. Pemeriksaan tersebut membutuhkan sebuah proteksi dari radiasi yang berisi Nilai Batas Dosis yang bisa diterima dan prinsip utama proteksi yang seharusnya diterima oleh pasien. Nilai Batas Dosis merupakan dosis terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.

Didalam Perka Bapeten No. 8 Tahun 2011 memaparkan Nilai Batas Dosis (NBD) untuk pekerja radiasi adalah 20 mSv/tahun selama 5 tahun, kemudian untuk NBD anggota masyarakat adalah 1 mSv/tahun

Prinsip Utama Proteksi Radiasi

Terdapat 3 prinsip utama proteksi radiasi yang direkomendasikan oleh ICRP (International Commission Radiological Protection) untuk dipatuhi yaitu:

1. Justifikasi (justification)

Radiasi yang diberikan harus dipastikan memiliki manfaat yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.

2. Optimisasi (optimisation)

Penerapan optimisasi harus diupayakan agar pasien menerima dosis radiasi serendah mungkin atau bisa disebut ALARA yang berakronim dari As Low As Reasonably Achievable.

3. Limitasi Dosis (dose limits)

Ada 3 cara untuk pembatasan dosis, yaitu jarak, waktu, dan pelindung. Jarak, yaitu semakin jauh dari sumber, lebih sedikit radiasi yang diterima. Waktu, yaitu semakin sedikit waktu didekat sumber, semakin sedikit radiasi yang diterima. Pelindung, yaitu apabila menggunakan pelindung, maka sedikit radiasi yang diterima.

Efek dari Paparan Radiasi

Apabila tidak menerapkan prinsip utama dalam proteksi radiasi maka akan menyebabkan terjadinya efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik merupakan efek yang segera muncul setelah paparan jika dosisnya melampaui dosis ambang. Contohnya adalah eritema atau kulit berwarna kemerahan yang muncul bila terpapar radiasi sebesar 2,5 Gy. Kemudian, efek stokastik merupakan efek yang munculnya dalam rentang waktu yang lama serta tidak memiliki dosis ambang. Contohnya adalah terjadinya kanker.

Itulah pentingnya sebuah proteksi radiasi pada manusia. Meskipun paparan radiasi tidak bisa dilihat secara langsung, tetapi memiliki efek yang tanpa disadari berakibat buruk bagi tubuh. Oleh karena itu, sebagai radiografer harus bisa memproteksi diri sendiri, pasien, dan sekitarnya dengan menerapkan prinsip utama proteksi radiasi.

Ditulis oleh Amanda Salsabila

Prodi D-IV Teknologi Radiologi Penciraan, Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image